Abu Dhabi, Arab Saudi, Haji & Umroh, Jeddah, United Arab Emirates

Umroh + Cairo + Abu Dhabi (Day 11&12)

DAY 11

Hari Jumat, hari di mana para kaum muslimin melaksanakan ibadah jumat, sayangnya kami tidak berkesempatan menunaikan ibadah shalat jumat karena pukul 09.00 kami sudah harus check out dan sorenya kembali ke tanah air. Ayat yang dibacakan saat shalat shubuh di hari jumat lebih panjang dan terasa sangat khushuk, hati saya tergetar dan iri mendengar Imam yang bahkan menangis saat membaca ayat, ingin rasanya hati ini bisa tersentuh sedemikian rupa oleh ayat-ayat Allah. Hati ini rasanya terbelah, di satu sisi saya merindukan kedua buah hati saya beserta keluarga di rumah, tapi di sisi yang lain rasanya tidak ingin beranjak dari kenikmatan beribadah yang begitu terasa di tempat ini.

Setelah makan pagi kami semua diajak untuk melaksanakan thawaf wada, semoga suatu saat kembali diperkenankan menjadi tamu Allah kembali, amin, amin ya robbal alamin.

Menginjak Jeddah

Bus yang kami tumpangi melewati batas kota mekkah dengan jeddah yang ditandai dengan portal berbentuk seperti rekal al qur’an (alas membaca al quran dari kayu) raksasa. Masih ingat dengan kaki saya yang sakit kemarin?? sampai saat saya melaksanakan ibadah umroh kaki saya masih bengkak dan sakit, tapi begitu melewati “rekal” tersebut, yang merupakan batas mekkah-jeddah, kaki saya sembuh seketika. Awalnya saya tak menyadari hal tersebut, dan baru sadar saat kami turun di Balad (Corniche), lah kok kaki saya sembuh, bener-bener seketika, lenyap tak berbekas, sampai saya liuk-liukkan, saya bawa loncat-loncat, sembuh 100 %, bahkan bengkaknya nggak ada sama sekali. Alhamdulillah terima kasih ya Allah, maafkan hambamu ini.

11041752_10153222419029623_3258275983959606378_n
Rekal pembatas antara Jeddah – mekkah

Kami diberi waktu sekitar sejam di Balad ini untuk berbelanja, Balad ini merupakan area pertokoan yang populer sebagai kawasan belanja para jamaah haji dan umroh. Berbeda dengan para anggota jamaah kami lainnya yang sudah sempat belanja-belanji kemarin, saya dan suami baru mencari beberapa oleh-oleh di sini, sampai kesulitan mengepak barang karena koper kami sudah di dalam bagasi, akhirnya oleh-oleh tersebut kami kemas ala backpacker dengan cara lipat,gulung dan sisipkan hingga akhirnya muat dalam ransel kami. Salah satu toko yang populer di Balad ini adalah toko Ali Murah. Barang-barang yang dijual di sini sudah diberi label harga, tidak terlalu mahal dan pegawainya banyak yang dari Indonesia, bahkan owner yang orang Arab pun lancar berbahasa Indonesia.

10959487_10153222418934623_1975324545874563191_n
Balad

Kami melewati masjid terapung yang terkenal di jeddah,sebenarnya biasa saja hanya berupa masjid yang tiang pancangnya di laut. Jeddah merupakan kota metropolitan, gedung-gedung pencakar langit, hotel dan shopping mall banyak bertebaran, orang-orang dari berbagai bangsa juga banyak di sini, terlihat juga para gadis arab yang tidak berhijab.

11025804_10153222418534623_533619726354578922_n
Masjid Terapung
11050276_10153222418794623_7641386037171492447_n
Di tepi laut merah
11016083_10153222418449623_8111712863219933495_n
Suasana kota Jeddah

Kami menunaikan shalat jumat di salah satu masjid yang tepat terletak di pinggir laut dengan taman-taman yang asri di sisinya. Kami duduk-duduk sejenak di sini sebelum waktu shalat tiba sambil menyantap makan siang dalam boksyang sudah disediakan.

11017846_10153222859229623_5716799606273960151_n
Taman di tepi laut merah
10429424_10153222859399623_5255642044333262138_n
Masjid tempat kami menunaikan shalat jumat

Setelah shalat kami menuju bandara Jeddah untuk pulang kembali tanah air, setelah sebelumnya berpamitan dengan Ustadz Rizal dan para kru lainnya.

Kembali ke Abu Dhabi

Karena menggunakan Etihad, pesawat kami transit kembali selama 3 jam di bandara Abu Dhabi. Berhubung ceritanya, dirham UAE kami masih tersisa dan kami bingung buat apa juga dibawa pulang karena jumlahnya sedikit, akhirnya kami malah keliling-keliling Duty Free cuma buat beli … permen dan coklat, haha, secara uangnya cuma cukup buat beli itu, harganya juga selangit namanya juga di bandara.

Saat antri masuk pesawat kami bertemu dengan serombongan mbak-mbak TKI yang juga akan kembali ke tanah air, senang rasanya bertemu dengan saudara setanah air di tempat jauh begini.

10987446_10153195510529623_8543937604476787245_n
Abu Dhabi Int’ Airport

DAY 12 

Alunan merdu suara Nancy Ajram dan Carole Samaha yang saya dengarkan lewat in flight entertainment sempat teralihkan saat saya mengecek kembali posisi pesawat kami lewat GPS, pesawat kami sudah masuk ke wilayah Indonesia. Sekitar pukul 15.00 akhirnya pesawat kami mendarat di Bandara Soekarno Hatta, alhamdulillah, sungguh 12 hari yang penuh berkah, sarat makna, menjadi tamu Allah, mengunjungi tanah yang dicintai Rasululullah, menginjak tanah kisah Nabi Musa, menyambung ukhuwah, dan meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah.

Banyak syukur kami panjatkan kepada Allah dan shalawat kepada Rasulullah. Terima kasih banyak kepada Patuna Tur Travel terutama Bapak Trio sebagai pemandu kami beserta segenap krunya,kepada ustadz Rizal yang memandu pelaksanaan ibadah Umroh kami, kepada mas dado dan mr khalid yang membawa kami mengelilingi Cairo, kepada teman-teman anggota umroh lainnya yang bersama-sama selama 12 hari ini.Alhamdulillah.

Abu Dhabi, Cairo, Egypt/Mesir, United Arab Emirates

Umroh + Cairo + Abu Dhabi (Day 4)

Hari ini adalah hari terakhir kami di Mesir, cukup singkat karena hanya 3 hari 2 malam, sebenarnya masih betah dan butuh lebih banyak waktu untuk mengeksplorasi Cairo. Kami mengepak koper yang makin penuh dengan oleh-oleh sambil mengucap doa semoga suatu hari nanti diperkenankan mengunjungi kota ini lagi. Kami masih penasaran dengan the egyptian museum dan ingin mendaki bukit sinai, tempat di mana Nabi Musa mendapatkan wahyu, semoga ya kelak terkabul. Karena akan langsung check out, koper yang sudah rapi dikemas kami letakkan di depan pintu kamar untuk kemudian diangkut oleh porter ke dalam bus, yah gitulah enaknya ikut tur, tinggal duduk manis semuanya udah rapi diurusin. Berbeda dengan perjalanan ala backpacker yang biasa kami lakukan, perjalanan lewat tur memang nyaman, tapi kurang esensi “menyatu” dan “feel difference” dengan budaya lokal. Kami nggak ngerasain naik mahattah (metro di cairo), nggak ngerasain duduk-duduk di kedai pinggir jalan, nggak banyak berinteraksi dengan orang lokal dll, jadi berasa kurang bumbu banget.

Pukul 08.00 kami turun ke restoran hotel untuk sarapan, kami memilih duduk di meja yang berada tepat di samping jendela besar sehingga kami dapat menikmati suasana mesir sebelum pulang. Suasana jalanan di depan hotel sangat lengang, sesekali ada satu dua orang yang sedang jogging atau berjalan santai. Jum’at adalah hari libur di Mesir, karena merupakan negara islam mayoritas maka jum’at dijadikan hari libur untuk kegiatan ibadah jum’at. Breakfast dengan menu full course ala hotel berbintang terbilang mewah bagi kami yang terbiasa menjadi golongan backpacker, kalau pergi sendiri saat ini tentunya kami sedang nongkrong di kedai-kedai roti ishy dan menyeruput susu herbal sambil ngobrol bareng orang lokal, haha. Sepertinya saya paham salah satu alasan Indonesian citizen tidak populer (seperti kemarin saat ke mana-mana pasti ditanya, malaysian??), ya karena backpacker indonesia jumlahnya tidak banyak. Yang ikut tur mah lumayan banyak, tapi kalau ikut tur kan gak banyak berinteraksi dengan penduduk lokal, ke mana-mana ditemani pemandu, tinggal duduk manis ngikutin rundown, ada interaksi pun paling pas belanja aja (itu juga kebanyakan di toko-toko mehong) pokoknya bagi saya kurang asyik. Hari ini kami dijadwalkan bertolak ke Arab Saudi untuk memulai kegiatan umroh, makanya wajib memakai batik hijau seragam berlogo patuna. Namanya juga emak-emak ya, sehelai kain batik bisa menjadi aneka model, ada yang gamis biasa, gamis renda, atasan, bahkan dibikin jubah, rombongan ibu-ibu malah saling puja-puji soal bentuk batiknya saat sarapan, beda sama bapak-bapak yang anteng karena palingan modelnya cuma koko atau kemeja. Penerbangan ke madinah akan berangkat pukul 17.00 sehingga kami masih punya waktu setengah hari untuk mengeksplorasi Cairo.

10930076_10153222428044623_1602297788043353211_n
Breakfast at Semiramis 

SALAHUDIN AL AYOUBI CITADEL

Pukul 09.00 kami berangkat menuju destinasi pertama yaitu Salahudin Al Ayoubi Citadel. Salahudin adalah seorang jenderal dan pejuang muslim Kurdi dari Tikrit (daerah utara Irak saat ini). Ia mendirikan Dinasti Ayyubiyyah di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekkah Hejaz dan Diyar Bakr. Salahuddin terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan militer, dan sifatnya yang ksatria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib. Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang ulama. Ia memberikan catatan kaki dan berbagai macam penjelasan dalam kitab hadits Abu Dawud. Salahuddin terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan militer, dan sifatnya yang ksatria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib (sumber : wikipedia).

Salahuddin membangun benteng ini untuk melindungi Cairo dari serangan pasukan salib, benteng ini dibangun di atas bukit Muttaqam yang paling tinggi di Cairo, dengan posisinya benteng ini sulit diserang dan terbukti ketangguhannya dengan fakta bahwa benteng ini digunakan oleh para raja mesir hingga abad ke-19.

Bus berhenti dan menurunkan kami di lapangan citadel yang luas dan lantainya terbuat dari cobblestone. Suhu udara masih dingin seperti kemarin, tapi belajar dari kesalahan, hari ini saya sudah siap dengan jaket + sarung tangan. Kompleks citadel sangat luas,bentengnya berwarna coklat pudar mirip warna pyramid, dari kejauhan terlihat atap kubah Muhammad Ali Mosque. Jalanan menuju citadel agak menanjak walau tidak terlalu menguras stamina. Di tengah perjalanan saya bertemu beberapa gadis mesir cantik (yang saya taksir usianya sekitar 17-18 tahun) yang mengajak foto bersama, saya langsung menjawil ibu-ibu lain sambil bercanda adegan ala “ayat-ayat cinta”. Salah satu dari mereka (yang bahasa inggrisnya paling bagus) mengajak saya ngobrol dan memuji saya “cantik sekali” (langsung jadi kepiting rebus deeh), saya pun bilang “nggak salah?kamu justru yang cantik sekali” (ya iyalah yang saya ajak ngomong rata-rata muka khas semit layaknya raline shah) tapi dia geleng-geleng dan bilang justru saya yang cantik sekali. Mungkin saking cakepnya orang-orang mesir (hey, mereka punya struktur tulang tinggi , hidung mancung, kulit putih dan mata tajam ala suku semit/arabia) mereka bingung sekalinya liat orang dengan hidung mancung ke dalem ya, hahaha. Saya pikir kemarin waktu di El Khalili, saya digodain ABG karena mereka iseng aja, eh di Citadel ini saya juga sering disamperin ABG cowok yang ngajak kenalan dan minta no hp. Selidik punya selidik, menurut Dado, orang-orang mesir ini suka dengan orang melayu, menurut mereka orang melayu cantik-cantik, owalah ternyata standar cakep beda-beda ya, kalau di Indonesia muka arab dikit jadi artis. Gadis-gadis mesir ini walau kebanyakan pakai jilbab, tapi jilbabnya model jilbab gaul, yang pendek dan ala lilit-lilit itu lho, pakaiannya juga modis banget, apalagi di musim dingin begini, pakai coat, jacket winter dan sepatu bot berhak, keren euy!

IMG_6623
Salahuddin CItadel, keliatan mesjid muhammad ali
IMG_6625
Salahuddin Citadel, dari sudut bastionnya
IMG_6628
Dengan gadis-gadis mesir
IMG_6640
Bareng pak trio (koordinator dari patuna), mas dado (guide selama di mesir) & ibu ita

Ada 4 museum yang terdapat di Citadel ini yaitu Al Gawhara Palace, Carriage, Egyptian Military & Egyptian Police Museum. Sayangnya karena keterbatasan waktu, kami tidak sempat menyambangi museum satu persatu, kami terus melanjutkan pendakian hingga sampai di lokasi tertinggi tempat Muhammad Ali Mosque berada.

IMG_6641

Di depan National Military Museum

IMG_6643
Di depan Kantor Polisi

MUHAMMAD ALI MOSQUE

Masjid ini dibangun oleh Muhammad Ali Pasha, penguasa Mesir dari dinasty ottoman (turki). Masjidnya dibangun dengan gaya ottoman dan identik sekali dengan arsitektur Hagia Sophia di Istanbul. Masjid ini juga merepresentasikan usaha Muhammad Ali untuk mengubah segala hal berbau dinasti Mamluk yang berkuasa sebelumnya. Batu-batu penyusun masjid ini diambil dari makam firaun di Luxor, caranya batu-batu yang sudah dipotong dialirkan melalui sungai nil. Di luar masjid terdapat bangunan bulat yang dulunya digunakan untuk tempat berwudu, juga ada menara jam yang jam-nya merupakan hadiah dari Raja Perancis.

IMG_6650
Muhammad Ali Mosque
IMG_6662
Tempat wudhu
IMG_6660
Batu-batu yang berasal dari kuil luxor
IMG_6656
Koridor masjid

Begitu memasuki masjid, mata saya terbelalak dengan ratusan lampu gantung dan chandelier gaya arab yang menjuntai dari langit-langit. Kubahnya ada lima, dengan formasi 4 kubah mengelilingi satu kubah yang lebih besar. Kubah yang tengah merepresentasikan Rasulullah Muhammad SAW, sementara 4 kubah lainnya merepresentasikan khalifah urasyidin yaitu Abu Bakr, Umar, Usman dan Ali. Di dalam masjid terdapat suatu ruangan bersekat yang adalah makam Muhammad Ali Pasha yang kuncinya dipegang oleh ahli warisnya dan hanya dibuka saat tertentu.

IMG_6666
Inside the mosque
IMG_6672
Kubah Rasulullah dikelilingi kubah 4 khulafaurasyidin

Keluar ke halaman belakang masjid, kita akan bertemu dengan tempat duduk berkanopi yang rupanya zaman dahulu digunakan sebagai tempat bersantai para penguasa. Dari ketinggian kita dapat melihat kota Cairo, pyramid dan juga sungai nil, pantaslah benteng ini dibangun di bukit ini karena dari benteng ini kita dapat mengawasi keseluruhan Cairo.

IMG_6687
Downtown cairo dari ketinggian

SHALAT JUMAT

Cukup lama kami menghabiskan waktu di salahuddin citadel tanpa terasa sebentar lagi sudah waktunya shalat jum’at. Azan sudah mulai bersahut-sahutan bergaung sehingga khalid (guide kami) memilih salah satu masjid yang terdekat. Masjidnya sudah penuh dengan jamaah, saya dan para ibu-ibu lainnya menuju ke ruang shalat khusus wanita yang juga penuh, ternyata para wanita di Mesir banyak yang ikut menunaikan ibadah shalat jumat, walau hukumnya tidak wajib. Khotbahnya cukup lama dan tentunya berbahasa arab.

SOLUXE HOTEL

Atas permintaan para anggota tur yang mulai bosan dengan masakan ala mesir, khalid dan dado membawa kami ke salah satu hotel merangkap restoran china halal yang bernama Soluxe Hotel. Restoran China di manapun mudah dikenali dari arsitekturnya, tidak terkecuali yang satu ini, di pintu masuk tertempel kertas merah hijau dengan aksara china. Di lobby kami disambut oleh patung naga emas dan ornamen merah ala china lainnya lengkap dengan alunan musik china. Lidah langsung rasanya menari, secara dari kemarin masakannya berasa rempah kental mulu, sekarang rasanya minyak wijen dan mirin. Chicken kungpao, cakwe, sop asparagus, tumis tauge, kwetiauw sampai bubur kami lahap saking kangennya (lebay, padahal baru juga 3 hari). Kokinya juga impor dari china kayaknya, bahasa inggris aja nggak bisa.

10410895_10153222428494623_5138548859979581265_n
Chinese Food

DEG-DEGAN KE BANDARA

Jam setengah tiga kami baru bertolak ke bandara, saya sih sebenernya deg-deg ser plus was-was ya karena pesawat akan berangkat jam 17.00, kan salah satu syarat penerbangan international kita harus berada di bandara minimal 3 jam sebelum waktu berangkat, gunanya untuk antri di counter check in bagasi dan antri imigrasi. Tapi saya pikir mungkin dekat jaraknya plus…tenang ajalah toh ikutan tur pasti pihak tur lebih paham. Tapi ternyata jalanan cukup macet ba’da shalat jumat, mungkin orang-orang baru pada keluar jalan-jalan sehabis shalat , saya bolak-balik mengecek jam di ponsel sambil menatap cemas ke luar jendela. Akhirnya sejam kemudian, sekitar pukul 16.00 kurang, bus kami sampai di bandara Cairo. Karena waktunya mepet, kami diperintahkan buru-buru menenteng koper dan segala barang bawaan sendiri dari bus ke ruang check in (yang bikin manyun beberapa rombongan tur), sudah tidak memungkinkan lagi menggunakan porter, antrian masuk ruang check in cukup mengular, tapi dengan bantuan khalid kami disusup-susupkan ke depan dan akhirnya bisa masuk. Di counter check in, petugas cewek berbadan besar superjutek sudah menunggu dan security bandara dengan galaknya nanya ke saya (hiks..kenapa saya??anggota rombongan lain kan banyak) “where have you been, it’s very late!!!” dengan bentakan keras pula. Dibentak begitu saya malah jadi bengong dan lupa segalanya, dengan terbata-bata saya jawab “mmm.. the citadel..citadel…aargh i forgot the name..it was heavy traffic everywhere”. Saya malah dipelototin balik dengan sinar mata membunuh, tapi akhirnya petugas check in membolehkan kami semua untuk check in bagasi. Fuuh..selamat!!

Perjuangan masih berlanjut, kami semua terburu-buru lari ke counter imigrasi yang antriannya panjang bener. Untung petugas imigrasi cukup sigap, betenya…saat hampir giliran saya, tiba-tiba ada turis china yang main nyelonong aja maju ke counter tanpa ngantri…tanpa ngantri saudara-saudara, apa nggak bisa lihat kita semua ngantri panjang banget di belakang garis? tau kan garis yang hanya membolehkan kita maju kalau orang sebelum kita sudah beres, bete bener saya. Cowok mesir di belakang saya nyolek saya dan bilang “you must complain to him, he must queu like us, tell the officer”. Saya yang antara bengong dengan kelakuan si turis china, masih kesel dan baru aja mengalami balada ketar-ketir dibentak petugas, dengan ketusnya menjawab “it should be you!!you are the local citizen!!!the officer must listen to you than me!!!. Saya pun meninggalkan si cowok mesir (yang masih kaget diketusin) dan melangkah ke petugas imigrasi tanpa menunggu si turis china selesai, saya pun komplain “i am the next, not this guy, don’t you see that he didn’t queu?” , eh si petugas imigrasi malah pasang muka datar aja tanpa ngomong apa-apa. Saya pun jadi kesel dan beralih marahin si turis china “hey, can’t you see there’s a long long queu? we are in line, how dare you cross the line!” si turis china cuma mengendikkan bahu .. entah nggak ngerti atau pura-pura nggak ngerti.

Saya pun berusaha menenangkan diri lepas dari imigrasi, astaghfirullah!!! cobaan menjelang umroh, harus bisa lebih sabar dan tidak emosi. Hanya 15 menit di ruang boarding kami sudah dipanggil masuk ke dalam pesawat. Bismillah, bye-bye Egypt, bye-bye Cairo.

Belakangan Pak Trio mengaku kalau dia juga sudah kebat-kebit ketinggalan pesawat sebab nggak menyangka semacet itu, kalau sampai ketinggalan pesawat bisa ditegor dari pusat. Alhamdulillah kita nggak ketinggalan.

Di dalam pesawat saya menenangkan diri sambil mendengarkan murottal al qu’ran lewat in flight entertainment sebagai persiapan ibadah umroh. Makan malam dihidangkan di dalam pesawat, di etihad hanya menu breakfast yang ada pilihannya, sedangkan menu makan siang dan makan malam sudah ditetapkan. Malam itu saya kembali menyantap chicken massala (yang secara bercanda saya sebut chicken Masya Allah).

BACK TO ABU DHABI

Kalau lihat di peta kan harusnya dari mesir ke arab itu deket ya, tapi berhubung kita naiknya Etihad, ke manapun tujuannya ya kita mesti transit di Abu Dhabi dulu. Rutenya jadi Cairo – Abu Dhabi – Madinah, padahal tadi udah ngelewatin arab saudi, bolak-balik.

Kami tiba sekitar pukul 20.00, penerbangan selanjutnya ke madinah dijadwalkan sekitar pukul 23.30. Kali ini kami bertemu banyak jamaah asal Indonesia dari biro tur lainnya yang sudah memadati ruang tunggu. Warning umroh untuk jamaah Indonesia memang “nyeremin” seperti jangan jalan-jalan sendiri atau jangan sampai kepisah rombongan. Wajar sih, kebanyakan jamaah memang adalah manula yang gampang bingung dan mudah tersesat, jadi warning-nya banyak. Saat akan ke WC atau shalat mereka akan pergi beramai-ramai dan sesudahnya duduk manis di dekat pemandu rombongan. Jangankan keluar negeri, banyak juga yang baru naik pesawat pertama kalinya saat umroh, kesihan liat kakek nenek renta, apalagi rata-rata rombongan jamah indonesia itu rasio antara pemandu dengan jamaahnya 1:30, jadi banyak yang agak terlantar juga. Contohnya saat naik pesawat, mereka bingung duduknya di mana, saat sang pemandu ngurus yang satu, yang lain akan keteter. Maka wajarlah warning saat umroh itu banyak untuk menghindari jamaah tersesat dan hilang, belum lagi karena adanya kendala bahasa.

Tapi selain itu faktanya sih nggak terlalu menyeramkan apalagi bagi kaum backpacker, mungkin karena sudah terbiasa saja ya. Rombongan saya contohnya, karena merupakan manula gaul, hobinya ya jalan sendiri-sendiri keluar masuk duty shop, saya yang backpacker kere memilih keliling sendirian menelusuri ruang pameran karya seni gratis yang ada di hall hasil karya seorang seniman asal Afrika, sementara suami saya tidur di musholla. Pukul 23:30 pesawat berangkat menuju Ma’dinah, Bismillah! saya pun terlelap di bangku pesawat.

10378956_10153222421644623_4470945080190244931_n
Hasil Karya di Pameran
11030080_10153222421214623_5894023546819614549_n
Di Bandara

Abu Dhabi, Cairo, Egypt/Mesir, United Arab Emirates

Umroh + Cairo + Abu Dhabi (Day 1 & 2)

INTRO

Kisah kali ini adalah sambungan cerita gagal umroh tahun 2014 silam, karena secara tak terduga saya kembali diberi rezeki berupa anak oleh Yang Maha Kuasa.

Saya yang biasanya masih belum kepikiran umroh (dulu mikirnya umroh ntar aja kalau udah tua, sekarang masih muda mah keliling-keliling dunia dulu aja) entah kenapa tiba-tiba punya keinginan untuk umroh, suami saya yang seneng banget dan kaget dengan niat saya, langsung buru-buru mengajak saya ke Moslem Travel Fair yang diadakan di JHCC – Senayan sekitar bulan september 2013 untuk survey (takutnya saya berubah pikiran). Singkat cerita akhirnya kami sepakat mendaftarkan diri untuk ikut umroh via Alia Travel dengan jadwal keberangkatan februari 2014.

Alia Travel menawarkan program Silver dan Gold dengan komposisi kamar double, triple atau quad, beda antara silver dan gold adalah pada hotel & fasilitas. Uang yang kami punya waktu itu hanya cukup untuk mendaftar paket silver quad, yang artinya sekamar berempat (tentunya dipisah antara lelaki dan perempuan) jadi saya dan suami tidur terpisah, dan saya harus siap tidur sekamar dengan rombongan ibu-ibu lain yang tidak saya kenal, begitupun suami saya. Memang untuk suami istri paket double (sekamar berdua) itu lebih ideal, tapi harganya jauh lebih mahal. Waktu itu kami sudah merasa cukup dan bersyukur toh tetap bisa umroh, nggak masalah soal hotel dan kamar, tujuan kan untuk ibadah.

Tapi..menjelang akhir bulan desember saya mendapat kabar gembira kalau saya…hamil lagi (padahal baby pertama saya baru saja genap berusia setahun) dan bayi diperkirakan akan lahir pada bulan july tahun berikutnya. Saya hitung-hitung kalau tetap ikut umroh berarti usia kehamilan saya sedang 4-5 bulan, saya pun konsultasi pada dokter kandungan terlebih dahulu, tapi sang dokter menyarankan untuk menunda dulu saja umrohnya karena penerbangan long haul serta medan umroh sangat menguras stamina dan riskan bagi ibu hamil. Masih tak percaya pada dokter, saya pun segera ke Alia Travel untuk konsultasi lagi dan ternyata pihak travel pun berpendapat sama, apalagi untuk umroh wajib disuntik meningitis, sementara ibu hamil dialrang diberi suntikan vaksinasi. Dengan berat hati akhirnya saya pun membatalkan niat umroh tersebut, saat itu benar-benar merasakan kebenaran bahwa “Haji & Umroh itu panggilan Allah, tidak peduli sebanyak apa harta atau seteguh apa niat kita, selama belum dipanggil ya nggak bisa”. Alhamdulillah, pihak Alia mengembalikan uang yang sudah saya bayarkan 100% tanpa potongan apapun.

Update :

  • Di kemudian hari walau akhirnya saya tidak berangkat menggunakan Alia Travel karena alasan tertentu yang akan saya jelaskan kemudian, toh di tahun 2016 saya menggunakan jasa travel ini untuk kedua orang tua, adik-adik dan karyawan kantor yang alhamdulillah melaksanakan ibadah umroh pada bulan january.
  • Karena gagal umroh, baby saya yang lahir di bulan july tersebut diberi nama Abraham, diambil dari nama Ibrahim sang nabi yang membangun kembali ka’bah dan nabi yang mencontohkan pelaksanaan ibadah haji & umroh.

 

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)

“Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat tangguh.” (QS. 7:183)
“Dan Akupun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya”(QS. 86:16)

Rencana Allah itu lebih baik dan Allah menangguhkan rencana karena ada hikmahnya. Saya merasakan betul kebenaran ayat-ayat di atas. Tanpa terduga, setelah melahirkan saya dan suami mendapatkan rezeki yang memungkinkan saya dan suami berangkat umroh di tahun 2015, bahkan kali ini uangnya cukup untuk ikut Umroh plus.

PATUNA UMROH & TRAVEL

Setelah menyampaikan maksud dan kedua orang tua serta mertua setuju untuk mengizinkan kami berangkat umroh, saya dan suami kembali menghadiri Moslem Travel Fair yang masih diadakan di JHCC – Senayan pada september 2014 untuk survey. Tadinya kami bermaksud tetap ikut Alia Travel, tapi saat travel fair tersebut ternyata Alia malah tidak ikut berpartisipasi, Alia Travel saat itu hanya berperan sebagai koordinator acara jadi tidak menggelar stand sendiri. Adapun Alia akan menggelar stand kembali pada bulan november. Karena tidak mau pulang tanpa hasil pasti, akhirnya kami memutuskan ikut biro lainnya. Setelah keliling kami bertemu dengan Patuna yang sudah sering kami dengar namanya, dari hasil tanya-tanya akhirnya kami deal mengambil paket Umroh plus Egypt selama 13D, paket double dengan maskapai Etihad Airlines yang kami pilih keberangkatannya tepat pada hari ulang tahun pernikahan kami hingga ke tanggal ulang tahun saya. Alhamdulillah, rencana Allah memang lebih indah, dengan ditunda setahun kami diberikan kelebihan rezeki sehingga malah bisa ikut Umroh Plus ke mesir yang sudah saya impi-impikan sejak dulu, selain itu kami bisa mendaftar untuk ikut kamar double sehingga saya sekamar dengan suami. Dari peta yang diberikan, letak hotel di madinah dan mekkah pun sangat dekat dengan masjid (kedua hotel ini sama dengan yang digunakan orang tua saya saat umroh 2016 via Alia Travel dengan paket gold), sementara yang di mesir tepat di tengah kota.

PERSIAPAN & MANASIK

Sebulan sebelum keberangkatan Pihak Patuna membagikan perlengkapan sebagai berikut:

  1. satu koper ukuran besar dengan logo patuna, saya suka koper ini karena warnanya hijau terang, mudah dibedakan dengan koper jamaah biro travel lainnya yang umumnya berwarna hitam
  2. Khusus laki – laki : satu set kain ihrom
  3. Khusus perempuan : satu lembar bahan katun berwarna putih (dipakai saat ibadah umroh, bahannya dijahit dengan biaya masing-masing) & dua kerudung warna putih
  4. Tas selempang dengan logo patuna berwarna hijau cerah
  5. Kantong sendal, gunanya untuk menyimpan sendal saat shalat, karena tidak mungkin sandal ditinggal di pintu masuk masjid sebab ada ribuan jamaah
  6. Satu set buku doa & manual ibadah umroh
  7. Bahan batik berlogo patuna warna hijau cerah yang dipakai sebagai seragam (bahannya juga dijahit masing-masing)

Packing harus dilakukan dengan seteliti mungkin sebab ukuran koper tidaklah terlalu besar, selain itu ada batas maksimum berat bagasi sebesar 20 kg/orang. Dari hasil browsing dan tanya-tanya ke orang yang sudah pernah umroh, cuaca di bulan februari masih dingin dan berkisar antara 15 – 20 C, iklim di Arab Saudi kering sehingga tidak gampang berkeringat. Atas dasar itulah, saya memutuskan hanya membawa 1 baju perhari, dengan jadwal mandi digeser sesudah dan sebelum tidur, jadi malamnya saya hanya menggunakan baju tidur yang bisa dipakai berkali-kali.

Perlengkapan lainnya yang saya bawa :

  1. Beberapa stel gamis syar’i berbahan jersey yang saya beli di tanah abang , agak sulit mencari gamis syar’i berbahan jersey yang tepat, yang tipis transparan dan menampilkan lekuk tubuh, sementara yang tebal bahannya berat dan gerah, saya akhirnya membeli yang tebal tapi ternyata cukup makan tempat di koper, satu hal yang menginspirasi saya untuk kemudian bikin usaha clothing sendiri bersama teman di kemudian hari.
  2. Beberapa gamis manset beserta satu jubah panjang hitam  yang dikeluarkan oleh Zoya, gamis manset ini dipakai sebagai inner di dalam jubah, jadi lumayan menghemat tempat di koper.
  3. Satu set mukena
  4. Satu jaket tebal berbahan wol karena sedang musim dingin
  5. Perlengkapan umroh dan lainnya seperti ikat pinggang ihrom, kaos kaki, disposable panties, sarung tangan, baju koko suami dan lain-lain saya beli di Toko DL Tanah Abang yang memang menjual aneka barang khusus untuk kebutuhan haji & umroh
  6. Beberapa lembar kerudung dan bergo, pastikan yang dibawa panjang menutup dada
  7. Beberapa lembar daster untuk tidur
  8. Kosmetik khusus untuk umroh, saya beli produk khusus dari wardah dan beberapa rekomendasi dari Century, ternyata semuanya nggak cocok dengan iklim Timur Tengah, solusinya saya cerita kemudian ya
  9. Obat-obatan pribadi dll

Semua koper termasuk paspor diserahkan ke pihak Patuna minimal 3 hari sebelum keberangkatan untuk menghindarkan kerepotan, jadi saat berkumpul di bandara kita hanya membawa barang pribadi saja.

Hal-hal penting lainnya :

  • Pastikan datang saat manasik, manasik biasanya dilaksankan 3 minggu sebelum keberangkatan, karena selain dijelaskan tata cara ibadah umroh termasuk cara pakai kain ihrom bagi pria, saat itu juga akan dibagikan rundown acara dan dijelaskan secara detil pelaksanannya
  • Suntikan meningitis dilaksanakan seminggu sesudah manasik, kalau di Patuna pelaksanaanya dikoordinir oleh Patuna, sementara kalau di Alia kita hanya diberi daftar rumah sakitnya selebihnya kita pergi sendiri, setelah suntik meningitis kita akan mendapat kartu kuning yang wajib dibawa saat umroh, biasanya diselipkan di paspor. Untuk orang berusia 50 tahun ke atas juga disarankan mengambil vaksin flu.
  • Khusus untuk wanita, pergilah dulu ke bidan atau dokter kandungan untuk meminta obat penunda haid, jangan sampai sudah jauh-jauh ke tanah suci malah nggak bisa ibadah karena sedang haid, obat ini bisa berbeda-beda efeknya, saya malah jadi maju tanggalnya hingga saat 2-3 hari sebelum berangkat hingga sampai di mesir.
  • Lupakan kalap belanja hingga bagasi over, ini mau ibadah bukan jalan-jalan. Saat ke tanah abang saya sudah memesan korma sebanyak 2 boks (masing-masing isi 5 kg) , kacang arab, kismis, fustuk serta paket dalam dus kecil (isi sebotol zam-zam,kacang arab,fustuk dan kismis) yang ringkas untuk dibagikan.Daripada banyak-banayak belanja di Arab lebih baik beli saja segala oleh-oleh di tanah abang, saya pun hanya berbelanja sedikit di Arab untuk keluarga dekat.
  • Setiap jamaah mendapat jatah air zam-zam sebanyak 5 lt, kurang?? nanti saya ceritakan ya cara saya bawa berlt-lt air zam-zam tambahan

Setelah mengucap do’a, banyak beristighfar, meningkatkan ibadah dan terus belajar tata cara umroh, tibalah hari keberangkatan ke tanah suci. Sempat banyak menangis saat berangkat (karena percayalah mau berangkat umroh itu rasanya beda dengan jalan-jalan biasa) apalagi harus meninggalkan dua anak balita saya di rumah untuk sementara.

DAY 1 Jakarta – Abu Dhabi

Dengan diantar oleh orang tua dan baby pertama (sementara mertua di rumah dengan baby kedua) saya dan suami bertolak ke bandara Soekarno Hatta. Penerbangan dijadwalkan berangkat ke Mesir via transit di Abu Dhabi pada pukul 23.00. Sesuai rundown kami diharuskan berkumpul di depan toko Batik pada pukul 20.00, di sana sudah menunggu koordinator sekaligus pemandu kami dari Patuna tour, yaitu Bapak Trio.

Sambil menunggu kami semua berkenalan di ruang lounge, anggota tur kami berjumlah 16 orang yang semuanya adalah pasangan suami istri, dan saya adalah yang termuda, hampir semuanya seusia papa mama saya (kecuali pasangan pak dan & ibu rie yang tetep saja usianya lebih tua), jadi berasa dimomong deh, selain itu mereka itu ternyata udah bolak-balik umroh, bukannya baru pertama kayak saya, haha. Selain itu mereka adalah manula gaul dan ceria, yang selain umroh juga hobi travelling-an ke mana-mana, pada jago bahasa inggris dan pinter gadget. Agak di luar bayangan saya yang sering diceritakan tentang jamaah manula yang bingung dan sering tersesat serta harus sering dibimbing.

Sekilas tentang rombongan tur, ada pasutri kakak adik (ini baru keren, saudara dengan ipar akur dan jjs bareng) yang terdiri dari bu emmy (yang tertua) dengan suaminya pak diro, bu ida (yang tengah) dengan suaminya pak bambang, dan pak agus (yang bungsu) dengan istrinya bu nia. Selain itu ada pasutri lansia gaul yang di antara rombongan paling tua usianya, yaitu pak machri & ibu ita. Dua rombongan dokter asal makasar, Dr. Wahab & istrinya Dr Sri serta pak Kamal &istrinya Dr Ratni. Selain itu juga ada Bpk Dan & Ibu Rie yang sama seperti saya baru pertama kali umroh, saya langsung akrab dengan ibu rie yang usianya paling dekat dengan saya.

Alhamdulillah, tepat pukul 23.00 pesawat bertolak ke Abu Dhabi. Kami menggunakan maskapai Etihad yang merupakan maskapai full board sehingga penerbangan long haul tidak terlalu jenuh. Karena sudah malam saya tentunya langsung tidur. Bismillah.

Day 2 Abu Dhabi – Cairo

Saya tidak terlalu inget berapa lama perjalanan hingga kami tiba di Abu Dhabi, rasanya kami tiba sekitar pukul 10.00-an waktu Abu Dhabi. Kami transit sebentar sekitar 2 jam dan waktu tersebut saya pakai untuk keliling-keliling bandara Abu Dhabi. Enaknya karena anggota tur semuanya pada suka travelling, Pak Trio hanya info nanti harus kumpul di gate apa jam berapa, selebihnya anggota tur ya mencar-mencar sendiri karena sudah terbiasa dengan suasana bandara (nggak ada yang takut tersesat atau bingung), tugas pak trio jadi ringan sebab tidak harus mengawal anggota tur dari A – Z.

Bandara Abu Dhabi besar dan modern dengan deretan duty free shop. Saat sampai di Abu Dhabi saya pun langsung menelpon ibu dan ibu mertua saya, hiks ternyata tarifnya 20.000/menit, langsung deh pulsa saya tiris. Tidak ada yang menarik dari bandara ini kecuali patung onta seukuran aslinya dan para pramugari maskapai timur tengah yang saya suka seragamnya dan saya foto diam-diam.

IMG_6359
Abu Dhabi Int Airport
IMG_6360
Patung Onta
IMG_6363
Pramugari Etihad

Cairo, Egypt

Akhirnya pesawat pun berangkat menuju Cairo, kali ini pesawat Etihad-nya lebih kecil daripada yang kami pakai dari Jakarta-Abu Dhabi. Perjalanan hanya memakan waktu sekitar 3 jam, waktu di Cairo lebih lambat 5 jam dibanding Jakarta. Kami sampai di Bandara Cairo sekitar jam 13.00, bandaranya sendiri biasa aja, nggak ada ornamen khusus khas mesir, nggak ada WiFi, bangunannya juga nggak bergaya mesir. Kami menunggu sekitar satu jam hingga proses imigrasi dan bagasi selesai. Selanjutnya Khalid, pemandu khusus kami dari Mesir & Mas Dado (mahasiswa Indonesia yang sedang S2 di Al Azhar dan bekerja sambilan sebagai guide) sudah menunggu di bus yang akan membawa kami ke pusat kota. Sebagai backpacker yang biasa mandiri rasanya “aneh” dilayani full service, mulai dari bagasi yang sudah diambilkan oleh petugas biro, bagasi-nya pun dibawakan hingga ke bus, selanjutnya bus pun sudah menunggu dengan cantik. Rasanya kurang petualangan ya, hehe.

Kami melewati pusat kota Cairo yang berdebu, rasanya saya bahagia sekali, mimpi “ayat-ayat cinta” saya bisa terwujud. Bangunan di Cairo hampir semuanya tidak diaci rapi apalagi dicat, jadi facade bangunan berwarna coklat kusam dan tidak enak dipandang. Menurut Khalid & Dado memang di Mesir facade bangunan tidaklah diperhatikan, tapi jangan salah bagian dalam rumah ditata apik dan mewah, jadi di sini tukang cat, tukang ACP, tukang curtain wall ya nggak laku. Hanya gedung-gedung pemerintahan yang facadenya rapih. Warga mesir kebanyakan tinggal di apartemen dan kondominium, hanya orang super kaya yang mampu punya rumah di tanah.Kami juga melewati Al Azhar Park beserta kampus dan masjidnya.

Para pemilik mobil di sini rupanya 11-12 sama para sopir angkot, dalam artian mereka tidak peduli mobilnya lecet-lecet penuh goresan, bahkan penyok juga gak masalah. Mobilnya juga kotor banget kayak udah gak dicuci seminggu, full debu. Mobil pun diparkir sembarangan berderet-deret di pinggir jalan karena umumnya memang tidak ada lahan parkir, bahkan di apartemen, jadi orang parkir ya di pinggir jalan, memang begitu habit orang mesir menurut dado. Motor kurang diminati karena di cairo banyak debu, selain itu karena tidak ada lahan parkir jadi rawan dicuri, dado pernah cerita dulu dia dan flat matenya pernah punya motor, tapi akhirnya nyerah karena kecapekan tiap hari harus ngegotong bolak-balik motornya  ke flatnya yang di lantai tiga.

Kami juga melewati areal pekuburan yang dibuat seperti bangunan bertingkat-tingkat karena di kairo ini  tidak ada lahan. Serem? boro-boro, bangunan kuburan bersebelahan dengan pemukiman dan masjid, jadi nggak ada kesan serem sama sekali.

IMG_6370
Kuburan di Kairo

Setiap ada objek, Khalid akan menerangkan dalam bahasa inggris, sesudahnya dado akan menerjemahkan dalam bahasa indonesia. Suhu udara di Kairo saat itu masih dingin, sekitar 15 C.Secara bercanda saya tanya ke dado apa dia sudah menikah (dado sudah berusia sekitar 30-an lebih) dan tertarik menikahi gadis mesir. Katanya menikahi gadis asli mesir itu sangat mahal, paling nggak harus udah punya flat sendiri dan biaya maharnya juga besar, wah ternyata “ayat-ayat cinta” tidaklah real sekali ya. Di luar dugaan, warga kairo ini semuanya cakep-cakep dengan struktur tulang dan mata tajam khas keturunan Semit, sampai saya heran kok semua yang lewat cakep, kalau di Indonesia udah jadi artis macem Raline Shah atau Nabila Syakieb, nah di sini semua cakep kayak gitu, bisa bayangkan kan ?.

Perhentian pertama kami adalah Andrea,suatu restoran di atas kapal yang ditambatkan di pinggir aliran sungai nil. Ya Allah, akhirnya saya bisa melihat dengan mata kepala sendiri sungai nil, sungai yang muncul dalam Al-Quran sebagai latar penting dalam kisah nabi Musa, sungai yang sering muncul dalam kisah-kisah para Nabi. Rasanya sampai mau menitik air mata atas rezeki dan kesempatan yang diberikan Allah, apalagi tepat hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ketiga.

Kami berkunjung ke Andrea untuk makan siang yang sangat terlambat karena waktu sebenarnya sudah menunjukkan pukul 15.00, haha. Selain itu sebenarnya kami tidak terlalu lapar sebab di pesawat tadi sudah disuguhi makan siang berupa nasi hadromaut. Tapi kami tetap mencoba masakan ala mesir tersebut dengan menu appetizer roti arab (semacam roti paratha), mayonaise kacang dan daging cincang yang dibungkus daun anggur (ibu-ibu di rombongan tur bilangnya mirip buntil jawa). Sementara main course-nya adalah nasi & ayam panggang setengah ekor lengkap dengan salad khas mesir. Porsi makan orang mesir ternyata luar biasa besar, padahal rata-rata mereka kurus. Rasanya enak tapi sayang banget nggak ada saos sambal (dasar lidah indonesia).

IMG_6388
Andrea
13091_10153222426634623_2095180925410966235_n
Appetizer
14727_10153222427919623_1099266697027583412_n
Main Course

Semiramis Intercontinental

Sehabis makan siang, kami diantar ke hotel kami, Semiramis Intercontinental yang tidak jauh dari restoran. Setelah diworo-woro oleh Pak Trio untuk kumpul kembali di lobby pukul 19.00 guna makan malam, kami diberi kartu kamar masing-masing.

Kamar kami besar dan memiliki balkon, dari balkonnya bisa melihat ke bundaran yang beberapa waktu terkenal di berita-berita internasional karena jadi tempat demo, jadi lokasi hotel kira-kira kayak di samping bundaran HI kalo di jakarta. Setelah mengirim SMS ke ibu dan ibu mertua yang mengabarkan bahwa kami sudah sampai di Cairo, kami pun tertidur lelap saking capeknya.

11033190_10153222426864623_577996310134258031_n

Dinner Cruise @ Ms Scarabee

Saat berkumpul di lobby malamnya sebenarnya saya sangat ngantuk, dengan perbedaan waktu 5 jam lebih lambat, pukul 19.00 di Cairo sama saja dengan pukul 24.00 di Jakarta, tapi masa iya saya melewatkan acara. Di lobby kami diberitahu oleh pak trio bahwa Dinner Cruise ini terbuka untuk umum dan dimohon maklum karena sudah jamak kalau ada acara pertunjukkan termasuk belly dance dalam cruise semacam itu. Belly dance??baiklah!!!

IMG_6395IMG_6526

Cruise berlabuh di sungai nil dan untuk mencapai dermaga kami cukup menyebrang jalan, kapal akan berlayar sekitar 30 menit lagi. Makanan dihidangkan secara prasmanan dengan menu khas mesir tentunya. Sesaat sebelum kapal berlayar saya mengajak suami ke dek atas untuk melihat-lihat, di dek atas kami bertemu dengan seorang sopir taksi yang fasih berbahasa inggris. Sang sopir menanyakan asal kami dan begitu kami bilang Indonesia, dia pun tersenyum lebar dan langsung curcol panjang lebar soal betapa tidak sukanya dia dengan rezim pemerintahan yang berkuasa di mesir saat ini. Saya dan suami pun cuma angguk-angguk sambil sesekali berkomentar umum (takut salah komen juga sih), sang sopir taksi juga berbaik hati mengambil foto kami berdua dengan latar belakang sungai nil di malam hari. Dan saat pengumuman kapal akan berlayar, sang sopir taksi pun turun sambil memberikan salam dan do’a bagi kami.

IMG_6407

Tidak lama sesudah kapal berlayar, dimulailah pertunjukkan. Dimulai dengan alunan alat-alat musik mesir, lampu pun dipadamkan lalu muncul tiga orang pemuda (ganteng pake banget) yang memakai kostum hijau dan topi ala firaun, mereka membawakan tarian selaam sekitar 10 menit, kemudian ada jeda sebentar dan mereka kembali dengan jubah panjang dan membawa tongkat, sesaat kemudian muncul sang bintang utama “belly dancer” super sexy yang meliuk-liuk mengikuti irama. Tontonan seperti ini ternyata bisa disaksikan di restoran bukan hanya di kelab malam, sayang sekali ya untuk negara muslim besar seperti Mesir begini. Sang belly dancer sebenarnya sudah agak berumur dengan wajah cantik dan body semok tapi kostumnya itu lho, sexy banget, Ibu Ida & Ibu Emmy yang pernah ke Dubai dan menonton pertunjukkan seperti ini malah berkomentar kalau penarinya kok udah nggak seger, haha. Setelah bellydancer ada tarian putar-putar ala turki yang dibawakan oleh seorang pemuda, tariannya spektakuler saat dilihat langsung, sampai saya heran apa nggak pusing itu dancernya. Setelah menari mereka semua akan berkeliling ke meja tamu dan berfoto bersama, fotonya bisa ditebus ke pihak restoran dengan biaya yang tidak begitu mahal. Total 1,5 jam untuk cruise berlayar menyusuri nil dan kembali berlabuh. Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 saat kami kembali ke hotel, saya dan suami yang emang backpackeran (dan emang suka bertualang) bertanya ke dado apa saya boleh jalan-jalan sendiri sebentar mumpung masih sore, tapi dilarang khalid & dado karena situasi mesir masih belum kondusif sejak demo-demo anti militer. Baiklah, saya pun nurut dan kembali ke kamar.

IMG_6449
bellydancer
11050735_10153222808779623_4173278384054969103_n
bellydancer
IMG_6487
tari puter-puter ala turki