Bogor, Indonesia, West Java

Bogor Culinary Bagian 1 : ForesThree,De Cafe Rooftop Garden, Lemongrass & Kedai Kita

Pengalaman kuliner di kota hujan selalu menyenangkan, banyak pilihan untuk tempat kumpul keluarga, janjian dengan teman atau sekedar cafe hopping. Sedikit review saya soal pengalaman kuliner di Bogor.

#FORESTHREE

Sesuai namanya, forestree didekorasi dengan tema hutan dan alam. Bangunannya sederhana, hanya berupa kontruksi baja seperti hanggar. Terdapat properti unik untuk berfoto, salah satunya picnic area, selain itu terdapat juga area playground yang lumayan bagus.

49897368_10157046954189623_7396578706195480576_n

Waktu bolak-balik liat menunya, kok kesannya murah ya. Kemarin kami memesan mini pizza (34 K), roti bakar gandum coklat keju (28 K) dan signature drink strawberry (28 K).

49500042_10157046954754623_1108223359050579968_n

Ternyata pizzanya walau dalam diameter normal dengan 6 potongan, tapi tipis banget kayak peyek, topping-nya juga so-so. Roti nya standar sementara signatre drinknya lumayan. Overall tempat ini seru aja buat nongkrong sambil ngobrol, bukan buat makan kenyang.

#DE CAFE ROOFTOP GARDEN

Dari luar kelihatannya hanya seperti ruko biasa, siapa sangka ternyata di dalamnya cukup luas. Restoran yang terdiri atas 3 lantai ini didekorasi dengan beraneka rupa tumbuhan dan bunga-bunga, kebanyakan sih artifisial, tapi pemilihannya sangat matching dan elok dipandang.

Di lantai 1 terdapat mini playground, sayangnya saat itu sudah penuh dengan beberapa anak dari pengunjung yang duduk di meja dekat situ. Jadilah kami memilih duduk di lantai 2. Konsepnya semi fine dining, tenang, santai dan enak buat nongkrong. Ada area indoor dan outdoor.

Kemarin kami memesan chicken salted egg (32.9 K), Fire wings combo dower with rice (36.9 K) dan Kids super combo (42.9 K).

Chicken salted egg nya enak banget, terasa gurih telur asinnya, tapi sayang porsi nya sedikit, untuk cewek aja ngepas banget, kalau buat cowok ya cuma geli-geli doang. Fire wings dower merupakan signature dish-nya rooftop ini, ternyata emang enak banget, pedesnya meresap, bumbunya juga enak banget sampe digadoin.

Sementara kids super combonya sebenarnya sangat simpel, cuma nasi dengan nugget, sosis, sup dan salad, rasanya nggak terlalu istimewa dan agak pricey sih menurut saya.

#LEMONGRASS

Salah satu resto yang sangat instagrammable, banyak spot-spot cantik tersedia mulai dari pintu masuk, lorong berdinding batu hingga ke area dining dan poolnya yang didesai sangat menarik. Kalau weekend ramenya poll, penuh sekali dan sayangnya tidak dilengkapi dengan fasilitas parkir yang memadai.

Menu yang disajikan seperti menu kopitiam, paduan antara menu chinese peranakan dengan western. Kami memesan lumpia udang kulit tahu (24.9 K), siomay (23.9 K), bola udang kumis naga (26.9 K), laksa wonton (26.9 K) dan mie goreng penang (39.9 K).

Dimsumnya menurut saya enak, hanya menu peranakannya biasa saja, tidak terlalu istimewa. Walau ramai sekali, namun pelayanannya patut diacungi jempol, sangat sigap mencatat pesanan dan waktu menghidangkannya juga cepat.

#KEDAI KITA

Kalau mencari restoran yang benar-benar menyajikan cita rasa lezat, kedai kita lah jawabannya. Restoran ini bukanlah restoran yang instagrammable atau amat nyaman untuk nongkrong, tapi soal rasa jangan ditanya.

Kami termasuk penggemar setia kedai kita, dari cabangnya yang di jl pangrango hingga cabang lainnya di jl kantor pos, depan d’leuit.

Kami sudah pernah mencoba berbagai menu, mulai dari pizza kayu bakarnya yang melted, pangsit gorengnya yang lembut renyah, calzone-nya yang penuh isi, spaghettinya yang lezat hingga hot plate noodle nya dan nasi cap caynya, semuanya tidak ada yang mengecewakan, sangat enak.

Tidak mengherankan kalau restoran ini selalu penuh pengunjung, hingga waiting list di jam-jam makan. Untuk membayar siapkan uang cash, karena mereka tidak menerima pembayaran lewat kartu.

Bandung, Indonesia, West Java

Paskal Food Market, Chinatown & Kyotoku Floating Market

Weekend kemarin merupakan agenda kumpul keluarga besar dari pihak Ayah saya, ceritanya penutupan arisan makanya sengaja dipilih di luar karena bosan arisan di rumah melulu. Singkat cerita setelah musyawarah, dipilihlah floating market di lembang – bandung untuk acara hari minggu. Karena malas capek apabila harus one day trip bandung, maka keluarga kami memilih berangkat hari sabtu.

# Paskal Food Market

Kami berangkat dari Jakarta sudah agak siang, sekitar jam 08.00 pagi, maka tidak mengherankan kalau jalan tol sudah macet. Untuk menyiasati, kami mengikuti rute yang ditunjukkan oleh mbah google yaitu melipir lewat bekasi dan baru masuk tol di cibitung, itu juga masih lumayan kena macet hingga karawang.

Untuk menuju paskal (pasir kaliki) kami keluar melalui exit pasir koja, jalanan cukup macet di tengah hari itu terutama di ruas jalan yang melewati pasar tradisional. Paskal Food Market terletak dalam kompleks Paskal Hyper Square yang terdiri atas blok ruko, mall dan hotel. Kami sampai di paskal food market sekitar pukul 12.30 siang.

Apa istimewanya paskal food market ??? sejujurnya kami cukup penasaran dengan tagline nya yang mengusung “1100 menu ada di sini “, foto-foto di instagram nya juga menarik dan kebetulan memang lokasinya dekat dengan beberapa destinasi yang akan kami datangi setelah ini.

Gerbang masuknya dihiasi dengan dekorasi merah ala china karena saat itu memang sedang imlek. Paskal food market berdiri di atas lahan luas berbentuk persegi panjang yang diisi dengan berbagai kedai dan area makan, sejujurnya persis seperti food court kebanyakan, hanya saja dihias indah dengan beberapa spot instagrammable dan kolam air mancur.

20190209_123228
Gerbang masuk paskal food market

Menu yang ditawarkan memang banyak ragamnya, walau hampir mirip-mirip antara satu kedai dengan yang lainnya. Selain menu halal, juga ada menu non halal, mulai dari menu indonesia, western hingga asia . Sistem pembayarannya juga simpel, setelah memilih makanan langsung dibayar cash di kasir, nggak perlu pakai kartu atau koin.

Karena keder dengan banyaknya menu, saya akhirnya malah memilih paket nasi ayam bakar (35 K), sementara suami saya memilih kwetiauw goreng (30K) dan anak-anak malah memilih bento (22K). Harga yang ditawarkan standar, sudah termasuk PPn. Rasanya juga enak dan porsinya mengenyangkan.

Paskal food market juga memiliki fasilitas toilet dan musholla yang luas dan bersih. Setelah selesai makan kami berkeliling sebentar untuk berfoto-foto di area yang cukup menarik, misalnya saja sangkar burung, pergola dan kolam. Area makan dibagi menjadi indoor dan outdoor, hanya saja kalau siang hari area outdoor tentu kurang nyaman karena panas.

#Chinatown Bandung

Setelah mengisi perut di Paskal food market, kami melanjutkan perjalanan ke Chinatown yang berada di jalan kelenteng keroyom, tidak jauh dari paskal food market. Sebagai catatan, chinatown ini tidak memiliki area parkir sendiri, jadi parkirnya ya di pinggir jalan dengan arahan akang parkir.

Dari jauh sudah terdengar hingar bingar alat musik barongsai, ternyata di halaman depannya sedang ada pertunjukkan barongsai, dua barongsai berwarna pink cerah dan oranye menyambut kami dengan atraksinya yang lincah. Facade chinatown bernuansa biru dengan gaya vintage gedung-gedung tua di hongkong. Tiket masuk chinatown sebesar 30 K, anak dengan tinggi di atas 110 cm sudah membayar.

Setelah melewati pintu masuk, kami masuk ke dalam museum mini dengan koleksi poster besar yang menceritakan sejarah pecinan di indonesia, khususnya di bandung. Sementara di dinding satunya terdapat pajangan berupa aneka barang dan perkakas kuno yang digunakan masyarakat pecinan.

Chinatown sebenarnya berkonsep wisata selfie dengan tema ala china, sejauh mata memandang terdapat aneka spot selfie menarik, pajangan lucu, pernak-pernik, lukisan dan mural yang semuanya bergaya vintage.

Area tengahnya diisi dengan hamparan rumput sintetik yang bisa digunakan untuk duduk-duduk santai. Di sekitar juga banyak disediakan kursi untuk duduk-duduk. Di dalam chinatown juga terdapat banyak penjual makanan, hanya saja transaksi hanya dengan menggunakan kartu debit bca atau flazz.

#Gumilang Regency

Tadinya kami masih ingin berkunjung ke Museum KAA (Konferensi Asia Afrika) tapi berhubung waktunya sudah sore sementara KAA sendiri hanya buka hingga pukul 16.00, maka kami terpaksa membatalkan kunjungan tersebut. Kami langsung mengarahkan mobil menuju penginapan yang sudah kami booking yaitu gumilang regency  yang berlokasi di jl dr setiabudhi, perjalanan tergolong tidak terlalu macet untuk ukuran weekend, hanya sekitar 45 menit kami sudah tiba di lokasi. Gumilang regency ini lokasinya strategis banget kalau kita mau menghabiskan waktu di area lembang, dekat dengan sejumlah destinasi wisata seperti farmhouse, kampung gajah, floating market dan bosscha observatory.

IMG20190210060125

Gumilang regency menempati area yang luas dengan bangunan panjang bertingkat tiga yang mengapit kolam renang. Selain kolam renang, juga terdapat fasilitas playground outdoor dan indoor, jadi cocok banget buat keluarga dengan anak kecil seperti kami.

Saat kami datang, ternyata beberapa sepupunya kiddos sudah bertengger di kolam renang, membuat kiddos langsung minta berenang padahal tadinya kami mau istirahat haha. Kamar yang kami pesan bertipe superior , tipe ini semuanya berada di lantai dua, dengan tangga sendiri masing-masing kamar, jadi lumayan PR kalau mau buka pintu harus naik turun.

IMG20190209164357

Kamarnya cukup luas dengan fasilitas dan kebersihan yang memadai. Tempat tidur yang disediakan bertipe twin. Secara keseluruhan hotelnya sangat menyenangkan dan nyaman.

Breakfast disajikan keesokan harinya di restoran hotel dengan konsep buffet, rasanya enak dengan menu yang bervariasi dan stoknya selalu di-refill.

IMG20190210061933

Keluhan kami sebenarnya terkait kegaduhan oleh tamu lain, jadi ceritanya sekitar jam 9 malam ada satu rombongan dengan bus yang datang menginap, nah beberapa dari mereka menggunakan kolam renang tidak lama kemudian, beneran berenang di waktu malam dalam kolam air dingin dan suhu lembang yang menggigit. Yang nyebelinnya itu mereka ngobrol dan teriak-teriak kenceng, heboh banget deh, padahal kan sudah waktunya tidur, tentu saja kami sangat terganggu apalagi kami bawa anak kecil. Sekitar jam 22.30-an hujan turun jadi kami menghela nafas lega dengan harapan grup berisik itu bubar, eh ternyata hujan tidak menyurutkan semangat, malah mereka makin heboh, dan saya intip mereka menggunakan slider yang harusnya diperuntukkan untuk anak-anak bahkan bermain di playground, terus… yang nggilani masak beberapa pria tersebut menggunakan cawat (cd lho bukan celana renang), ampun deh. Karena sudah makin sebel, suami saya akhirnya menelepon front office untuk minta dibantu menegur mereka karena sangat mengganggu, entah ditegur atau nggak, yang pasti hampir menjelang tengah malam barulah rombongan rempong itu bubar.

#Floating market Lembang

Esoknya setelah sarapan, kami menuju floating market, di mana acara kumpul-kumpul arisan akan dilaksanakan.

Untuk keperluan ini, kami sudah membooking ruang serbaguna bernama joglo maribaya dengan kapasitas hingga 60 orang, biayanya 75K/orang, sudah termasuk tiket masuk, welcome drink dan menu prasmanan. Sesuai itinerary yang sudah disusun, acara arisan akan dilangsungkan pada pukul 11.00 siang, berhubung kami sudah datang pukul 09.00, jadi kami punya waktu bebas selama 2 jam.

Terakhir kali saya ke floating market sekitar 2 tahun yang lalu, di mana saat itu baru ada area floating market-nya saja yang berupa food court dengan sistem gerai yang berada di perahu plus perahu-perahu wisata yang disewakan untuk mengarungi danau. Sekarang sudah ada banyak wahana baru, ada taman miniatur kereta api, swimming pool, kyotoku, rainbow garden dan kota mini. Tempat tersebut memiliki htm-nya lagi masing-masing di luar htm yang dibayarkan untuk masuk ke floating market. Kemarin kami berpencar jadi dua kelompok, suami menemani Kiddo B ke taman miniatur kereta api, sementara saya menemani Kiddo G ke kyotoku.

#Taman miniatur kereta api

Htm tempat ini sebesar 15K/orang, sesuai namanya, di dalam area ini terdapat beberapa minatur kereta api mini lengkap dengan relnya, jembatan, sungai, dll. Area ini memang paling cocok untuk anak laki-laki. Terdapat juga satu rak berisi berbagai macam kereta api.

Kita juga dapat menaiki choo choo train dengan biaya 25K dengan durasi selama sekitar 15 menit.

#Kyotoku

Kyotoku merupakan area bertema jepang, terdapat taman-taman, jembatan, restoran dan pernak pernik dengan gaya jepang. Untuk memasuki area ini tidak perlu membayar. Di area ini terdapat rental kimono, jadi atraksi utamanya adalah berfoto dengan suasana jepang, selain kimono juga ada hanbok (pakaian tradisional korea).

Harga sewa kimono sebesar 175 K dengan durasi penyewaan selama 1 jam, sudah termasuk cetak foto 10 R sebanyak 1 lembar (saja). Setelah menyelesaikan pembayaran, akan ada petugas yang membantu memakaikan kimono dan merapikan rias rambut. Kimono dan hanbok yang disewakan ada berbagai macam pilihan warna dan motif juga ukuran, tersedia untuk wanita maupun pria. Kiddo G langsung semangat sekali memilih-milih hingga jatuh pilihannya pada kimono warna kuning.

Setelah beres, kita bebas berkeliling di area kyotoku untuk berfoto-foto. Ada 4 studio/properti foto di sini, yang hanya boleh dimasuki oleh orang yang menyewa kimono. Di masing-masing tempat sudah ada fotografer yang stand-by untuk mengambil foto-foto tersebut. Studio yang ada terdiri atas restoran sushi-sashimi, studio foto indoor dengan properti sakura, perahu di atas danau dan taman sakura yang dilengkapi properti bergaya musim salju.

Dengan banyaknya foto yang di-capture, padahal jatah paketnya cuma 1 biji, tentu mau tak mau membuat kita akan menebus foto lainnya, apalagi sudah susah-susah berdandan cantik dengan kimono. Yang menyebalkan saat itu ukuran 4R (katanya) sedang habis, jadi cuma ada ukuran 10 R yang perlembarnya 55K, lumayan menguras kantong. Selain itu kita pun tidak diberikan soft copy-nya.

#Joglo Maribaya

Tepat pukul 11.00 siang kami sudah berkumpul untuk memulai acara kumpul keluarga. Joglonya cukup menampung kapasitas sesuai yang disebutkan dan walaupun tidak ada AC-nya namun tetap sejuk karena udara Lembang yang dingin.

Joglo juga sudah termasuk fasilitas sound system sehingga acara sambutan dan doa dapat dilaksanakan dengan optimal.

Menu yang kami pesan rasanya sangat enak dan porsinya lebih dari cukup, disajikan secara prasmanan dengan menu nasi putih, sop bakso, capcay, bistik daging, ditambah buah-buahan dan es campur.

Bogor, Indonesia, West Java

Bogor : De Voyage & Kebun Raya Bogor

Liburan akhir tahun sering dimanfaatkan untuk mengunjungi sanak saudara yang berada di kota lain, selain waktunya cukup panjang, akhir tahun tentu tidak sepadat libur lebaran. Kemarin ini kiddos dikunjungi oleh sepupu-sepupunya dari Tasikmalaya, karena saya dan suami kerja, jadi hanya weekend yang bisa kami manfaatkan untuk mengajak jalan-jalan, itu pun hanya yang dekat-dekat saja. Karena wisata wajib jakarta seperti TMII, Monas, Ancol dan Ragunan sudah pernah disambangi, maka kali ini kami menjatuhkan pilihan ke kota Bogor yang hanya berjarak sekitar sejam perjalanan dari Jakarta.

#DE LEUIT RESTAURANT

Sepertinya De Leuit sudah cukup populer sebagai pilihan kuliner di Bogor. Letaknya sangat strategis, hanya sekitar 5-10 menit dari pintu keluar tol Bogor, areanya luas, menu yang ditawarkan beragam, mencakup menu ala sunda dan chinese food, harganya cukup terjangkau, dan ada fasilitas playground-nya, cocok untuk keluarga dengan kiddos seperti saya.

d02af267aece5d6491e3b17794f5c9cd_featured_v2
De Leuit Restaurant (sumber : zomato.com)

Kemarin ini saya sudah melakukan reservasi terlebih dahulu karena biasanya de leuit selalu ramai, bahkan waiting list-nya sering mengular. De Leuit sendiri terdiri atas 2 lantai, dengan pilihan duduk di kursi atau lesehan, kemarin ini saya reservasi area lesehan yang ada di samping playground sehingga kami bisa santai mengawasi kiddos dan sepupunya bermain .

de-leuit-restaurant
Area playground (sumber :tripadvisor.com)

Berikut beberapa menu yang kami pesan

  • Paket Rikrik Nasi Jambal (45 K)

Nasi jambal merupakan signature dish-nya de leuit, berupa nasi putih pulen yang dicampur dengan potongan ikan asin jambal dan bumbu-bumbu lainnya sehingga rasanya lebih gurih dan lezat. Satu paket nasi jambal terdiri atas nasi jambal, satu pilihan lauk (ayam/gepuk/ikan balita), bakwan jagung, tahu, krecek oncom, lalapan dan sambal. Soal rasa tidak perlu diragukan lagi, porsinya juga mengenyangkan.

3C7AB38D3204CCF80ABA22lv
Nasi jambal (sumber : opensnap.com)
  • Paket Rikrik Nasi Timbel Kasohor (42 K)

Paketan ini kurang lebih mirip dengan paketan nasi jambal, hanya nasinya berupa nasi timbel (nasi bungkus daun), ditemani satu pilihan lauk (ayam/gepuk/ikan balita), bakwan jagung, tempe, tahu, sayur asam, ikan asin, lalapan dan sambal. Secara porsi ini lebih lengkap lagi, rasanya sama-sama enak.

nasi-timbel
Nasi timbel kasohor (sumber : tripadvisor.com)
  • Paket Rikrik Nasi Rames Kahoyong (42 K)

Paketan ini juga mirip timbel dan jambal, hanya nasinya berupa nasi putih biasa, ditemani satu pilihan lauk (ayam/gepuk/ikan balita), bakwan jagung, tahu, sambel goreng kentang buncis, tempe teri orek, lalapan dan sambal. Biasanya saya kalau ke sini ya rolling aja antara tiga pilihan jambal, timbel dan rames.

20181222_173918
Nasi rames kahoyong
  • Nasi goreng ayam (40 K)

Nasi goreng di sini berupa nasi goreng putih tanpa kecap dengan potongan ayam besar-besar.

  • Mie goreng seafood (45 K)

Mie goreng-nya ala chinese food dengan tekstur mie besar dan basah, potongan cumi dan udangnya cukup banyak dan besar-besar.

  • Bakwan Jagung (17K)

Termasuk cemilan wajib di de leuit, bakwan-nya garing, renyah dan empuk, satu porsi terdiri atas 4 potong bakwan ukuran besar.

  • Kentang goreng (22K)

Kalau ini sih nggak usah dibahas ya, karena memang cuma kentang goreng biasa ala french fries yang ada di mana-mana.

20181222_174116

#DE VOYAGE BOGOR Htm : weekday 25 K, weekend 35 K (mulai usia 4 tahun)

De voyage merupakan salah satu obyek wisata baru di Bogor, menawarkan wisata selfie dengan pemandangan landmark terkenal di eropa dan juga suasana pedesaan ala eropa, tidak mengherankan obyek wisata ini selalu padat pengunjung.

20181223_095953

Kami datang tepat pukul 09.00 pagi saat jam operasional buka baru dimulai, namun areal parkir ternyata sudah dipenuhi pengunjung, gimana agak siangan nanti ya. Saya sudah membeli tiket sebelumnya lewat aplikasi traveloka, lumayan dapet potongan sedikit, jadinya 31,5 K.

Dari loket tiket, landmark berupa menara eiffel dan kanal-kanal ala venesia sudah terlihat. Kita dapat menyewa perahu (atau sebut saja gondola karena temanya ala venesia) untuk mengarungi kanal-kanal ini. Lebih jauh terdapat menara kincir angin ala belanda, bangunan rumah warna-warni dengan arsitektur ala eropa, sejumlah lukisan landmark seperti menara pisa, big ben dan st basil cathedral juga berbagai ornamen pedesaan seperti layaknya di eropa. Secara umum cukup bagus dan memang cocok sebagai obyek wisata selfie, hanya saja arealnya kecil, sejam saja sudah lebih dari cukup, selain itu makin siang makin ramai sehingga jalan saja susah.

20181223_095813

20181223_094713

Di dalam area de voyage terdapat beberapa kedai/cafe yang menjual makanan ringan, sayangnya kalau mau makan berat ya harus keluar dulu karena restorannya terdapat di areal parkir. Di dalam de voyage juga terdapat wahana rumah mistery dan 4D, namun kemarin kami tidak masuk ke dalamnya.

 

#KEBUN RAYA BOGOR Htm : 15 K (mulai usia 2 tahun)

Tidak lengkap mengunjungi Bogor kalau belum ke kebun raya bogor. Kebun raya yang diprakarsai oleh Sir Thomas Stanford Raffless ini menempati lahan seluas 87 Ha dan memiliki 15.000 koleksi pohon dan tumbuhan. Letaknya di jantung kota Bogor sehingga membuat kebun raya ini selalu dipenuhi pengunjung.

Saya memilih masuk lewat pintu 2 yang terletak di jl Ir.H. Juanda, sisi barat dari kebun raya. Saya suka masuk lewat pintu ini karena letaknya yang paling dekat dari istana bogor.

20181223_104446

Begitu melewati pintu masuk, rerimbunan pohon-pohon tinggi yang mengisi kebun raya langsung meneduhi kami. Tidak berapa lama kami melewati areal pekuburan Belanda yang masih dilestarikan dan dirawat, tidak jauh sampailah kami di area danau srigunting yang dipenuhi tumbuhan teratai berbunga pink , di seberangnya berdiri bangunan putih cantik bergaya kolonial yang dikenal dengan istana bogor. Di sekitar area danau adalah lapangan berumput yang merupakan area piknik di mana sejumlah pengunjung terlihat duduk-duduk bercengkrama di atas bentangan tikar. Apabila ingin berkeliling seluruh area kebun raya, bisa menyewa sepeda, atau yang lebih praktis lagi menaiki mobil keliling.

20181223_105139
Istana Bogor

 

Bandung, Indonesia, West Java

Bandung with kiddos

Bandung emang gak ada matinya, ada aja destinasi wisata baru yang bikin penasaran. Sebenarnya sudah setahun lebih kami menghindari Bandung, tentu saja alasannya karena macet, imbas pembangunan jalan tol layang dan MRT di bekasi yang mengakibatkan kemacetan parah mulai dari ruas tol JORR hingga Karawang. Tapi dengan sudah rampungnya beberapa bagian, macetnya sudah lumayan terurai, maka dari itu kemarin kami memutuskan main lagi ke Bandung.

Karena kami pergi dalam rombongan keluarga besar di mana ada manula dan toddler, maka dipilih destinasi wisata keluarga yang ramah anak, yaitu Bird & Bromelia Pavilion, D’dieuland, Jendela Alam dan Dusun Bambu. Untuk penginapan, kali ini kami mencoba  imah seniman ,resort bertema perkampungan ala sunda, yang terletak strategis di pusat lembang.

Kami berangkat dari Jakarta pukul 06.00 pagi, dan berencana bertemu di pintu keluar tol pasteur dengan kakeknya kiddos yang baru kembali dari kampung. Sementara orang tua dan adik bungsu saya akan menyusul sorenya karena harus menghadiri manasik dulu di casablanca.

#DAY 1

#BIRD & BROMELIA PAVILION                                                                                                          Jl. Akaza Utama No.9, Mekarwangi, Lembang                                                                         HTM 50 K/orang (weekend), anak dengan usia di atas 2 tahun sudah dikenakan   biaya 

Hampir 4 jam perjalanan kami tempuh dari kediaman kami di jakarta timur hingga tiba di pramestha resort town – dago, suatu kompleks perumahan elit di mana bird & bromelia pavilion berada. Lokasinya tidak jauh dari dago dream park, hanya sekitar 300 m-an, papan penunjuknya cukup besar dan bisa ditemukan di gerbang masuk pramestha resort town.

Saya sebenarnya baru saja mendengar tempat wisata yang satu ini, itu juga saat iseng-iseng mengecek promo tiket di traveloka, dari hasil browsing kelihatannya sangat  menarik. Bird & Bromelia Pavilion bertema wisata edukasi dengan konsep bird park.

HTM-nya memang agak tinggi untuk ukuran wisata Bandung, yang rata-rata HTM-nya dipatok 15 – 25 K , tapi believe me, this place is worth to visit dan htm-nya sangat sesuai. Berhubung dapet promo tiket dari traveloka, kami hanya membayar 45 K, lumayan irit 5 ribu, haha.

Sempet bingung sama penamaan tempat ini, kalau bird saya paham, kan tempat ini taman burung. Lha kalau bromelia itu apa ya? dari hasil googling didapat keterangan bahwa Bromelia adalah kelompok tanaman yang bernaung di bawah keluarga Bromeliaceae yang terdiri atas sekitar 3000 spesies dan ratusan hingga ribuan hibrida, tanamannya rata-rata berdaun panjang dan berduri mirip tanaman nanas. Jadi di tempat ini, selain bisa bertemu aneka burung, juga bisa mengamati aneka vegetasi bromelia yang tersebar di seantero taman.

Hawa dingin nan sejuk pegunungan langsung menyergap begitu kami turun dari mobil.  Sebelum memasuki bird & bromelia pavilion, kita akan melewati cafe bertajuk day & nite eatery & grocery. Setelah menunjukkan bukti pembelian tiket lewat traveloka di loket , kami membeli satu set pakan burung & ikan yang dihargai 25 K/set.

20181124_104505
Peta Bird & Bromelia Pavilion

Area pertama yang kami masuki bernama flamingo pond, tapi alih-alih menemukan flamingo berwarna pink asli yang cantik, yang kami temui malah cuma patungnya saja. Setidaknya kami terhibur dengan puluhan merpati yang dibiarkan berkeliaran bebas, merpatinya macam-macam, ada yang berbulu putih bersih, coklat, abu-abu, hitam hingga yang berekor kipas. Merpati-merpati ini agresif sekali dan tidak ragu-ragu terbang dan mengerubuti kami apabila kami memberi makan. Kalau untuk yang takut burung, agak jiper juga ya, soalnya merpati ini terbangnya kencang banget, takutnya ketabrak, dan mereka juga suka ngikutin jalan kita. Bisa ditebak Kiddo G yang memang tidak terlalu suka binatang langsung mengkeret ketakutan, sementara adik-adiknya Kiddo B dan Baby Gane malah tertawa-tawa riang, bahkan Kiddo B berani memberi makan .

Di sebelahnya terdapat beberapa kandang berisi burung beo dengan bulu hitam kelam yang baru bisa mengucap halo dan assalammualaykum. Juga ada spesies kakatua putih dan pink (yang ini favoritnya Kiddo G).

Setelahnya ada parrot area di mana terdapat beberapa ekor parrot cantik berwarna biru cerah dengan badan berbulu kuning , rasanya seperti baru diwarnai dengan pensil warna saking bagusnya. Selain itu juga ada parrot berwarna merah dengan ukuran lebih kecil . Parrot dalam bahasa indonesia disebut bayan atau betet. Makanan favorit mereka adalah kuaci, tapi harus hati-hati juga karena kalau kuacinya habis mereka akan mematuk dengan paruhnya yang tajam. Parrot-parrot ini dirantai karena mungkin bahaya kalau dibiarkan berkeliaran bebas.

Di sebelah parrot area terdapat kolam kura-kura dan taman kelinci, Kiddo B dan Baby Gane sangat antusias memberi makan dan mengejar-ngejar kelinci gemuk berbulu yang menggemaskan.

20181124_101039
Kandang Kelinci

Setelah dibujuk barulah mereka mau meninggalkan kandang kelinci dan beralih ke owl terrace di mana terdapat sejumlah burung hantu dengan jenis berbeda, ada jenis burung hantu beluk ketupa yang berbadan gemuk dengan iris hitam dan keemasan, ada hingkik yang bulunya bermotif totol-totol kehitaman dan yang paling lucu jenis celepuk reban yaitu burung hantu mini.  Agak kasihan juga melihat burung hantunya nggak tidur, karena setahu saya mereka itu binatang nocturnal yang bangun kala malam, semoga saja mereka tidak stress karena beraktivitas di siang hari.

Dari owl terrace kami menuju Budgie House di mana terdapat puluhan burung budgie atau kesturi mungil berwarna kuning, hijau dan biru, mereka sangat lucu dan langsung mengerubuti kami begitu diberi makan. Ada juga burung mungil berwarna putih dan hitam mengkilat yang saya kurang tau namanya.

Keluar dari budgie house kami dibuat terpukau dengan seekor merak yang sedang membentangkan ekornya seperti kipas, sayang saya terlewat mengambil fotonya. Merak-merak di sini berkeliaran bebas dan kandangnya dijadikan satu dengan aneka ayam mulai dari ayam hutan, kalkun, mutiara hingga cemani. Sayangnya karena bercampur dengan ayam jadi bisa dibayangkan aromanya? luar biasa semerbak, membuat kami tidak tahan berlama-lama.

Di samping peacock house terletak kandang bebek dan angsa, juga bird pavilion. Terus terang kemarin kami skip ke bird pavilion ini karena kiddos sudah rewel minta makan. Oh iya, walau burung-burung di sini bebas berkeliaran, namun di sekeliling area dibentangkan jaring sehingga mereka tidak terbang keluar.

Bird & bromelia pavilion ini memang tidak terlalu besar, total satu jam kami sudah selesai mengeksplorasi seluruh arealnya. Bagi saya tempat ini reccomended karena bagus sekali bisa berinteraksi langsung dengan satwa yang ada.

Setelah puas berkeliling, kami duduk-duduk sebentar sambil nyemil di day & nite resto, harga makanannya cukup terjangkau, tidak terlalu mahal dan lumayan lengkap menunya, ada menu nasi ala sundanese food, ada juga makanan ringan seperti kentang goreng, sosis, siomay, gorengan dll. 

20181124_110421
Day n’ nite resto

#MUMUNGGANG IBU MIMIH                                                                                                              Jl. Punclut Atas

Tujuan kami selanjutnya adalah D’dieuland yang terletak di kawasan wisata punclut, perjalanan dari bird & bromelia memakan waktu sekitar 25 menit melewati jalan dengan tanjakan terjal dan curam, tanjakan punclut memang terkenal tricky karena sangat curam.

Sebelum masuk dieuland, kami mampir dulu ke salah satu restoran sunda yang banyak berjajar di kawasan tebing punclut, kali ini kami mencoba Mumungang Resto Ibu Mimih yang persis terletak sebelum simpangan arah Dieuland. Sistem restorannya mirip di RM Ampera, di mana terdapat etalase berisi aneka macam lauk pauk yang sudah setengah matang, nanti tinggal dimasak atau dihangatkan lagi. Ruang makannya terletak di lantai dua, benar-benar ala sunda di mana terdapat ruang luas lesehan berlapis karpet tanpa meja apalagi kursi. Masakannya sangat enak, sangat khas sunda dan juga murah. Lalap dan sayurnya fresh sementara sambalnya pedas sekali. Dengan menu 2 pepes ikan mas, 2 ayam bakar, 1 sotong bakar, tutut, 2 bakwan jagung, 3 tahu kuning goreng, 2 perkedel, lengkap dengan nasi, lalapan dan sambal yang semuanya porsi besar totalnya cuma 209 K. Sangat terjangkau dan mengenyangkan. 

#D’DIEULAND                                                                                                                          Pagerwangi, Lembang                                                                                                                        HTM 20K/orang, anak dengan tinggi di atas 80 cm sudah dikenakan biaya    

Terletak di kawasan wisata punclut, satu area dengan dago bakery, tafso barn dan lereng anteng panoramic cafe, siang itu D’dieuland sudah ramai dipadati pengunjung padahal cuacanya agak mendung. Sebelum masuk ke dieuland, saya dan kiddo G nyempetin foto dulu di gerbang dago bakery yang bentuk bangunannya ala kastil cinderella.

20181124_131746
Dago bakery yang ala princess castle

Di dalam dieuland juga terdapat wahana outbond (50 K) dan playground (65 K), tadinya kiddos mau mencoba outbond tapi batal karena di sini outbond-nya diperuntukkan untuk anak usia minimal 8 tahun. Untuk menghibur mereka, terpaksalah saya merogoh kocek untuk main di playground, yah setidaknya kalau sudah membeli tiket playground tidak usah membayar tiket masuk lagi, jadi nggak double. Playgroundnya ada dua, indoor dan outdoor. HTM playground dikenakan untuk semua usia, jadi baby gane pun sudah bayar.

20181124_132019
Di depan D’dieuland

D’dieuland berisi kontstruksi portal baja raksasa di mana kita bisa mengambil foto-foto indahnya tebing dago dari ketinggian, areanya berkontur sehingga siap-siap tenaga extra untuk naik turun. Seperti layaknya wisata selfie lainnya, dibangun sejumlah anjungan dan properti-properti cantik untuk dipakai berfoto. Mulai dari ayunan tali, kolam, jendela kaca, jembatan hingga sayap-sayapan. D’dieuland ini juga merupakan tempat makan dan cafe, jadi kalau lelah, bisa duduk-duduk saja sambil menyeruput kopi dan menikmati pemandangan.

Kami menuju area playground outdoor yang letaknya paling di bawah, arealnya cukup besar dengan alas rumput sintesis dan beragam permainan yang bisa dimainkan. Playgroundnya aman dan terawat bersih. Setelah bosan bermain di outdoor playground (maksudnya papa mamanya yang bosan nungguin), kami membujuk mereka ke area indoor yang letaknya persis setelah pintu masuk. Ternyata perjalanan naik lumayan melelahkan karena harus mendaki sejumlah anak tangga.

Area indoornya ternyata lebih bagus lagi, sehingga patutlah htm yang dikenakan tadi cukup mahal. Terdapat kolam bola raksasa dengan trampolin di atasnya, juga wahana panjat-panjatan yang bisa melatih kemampuan motorik anak, semuanya bersih dan aman. Wajib menggunakan kaos kaki saat bermain di playground indoor.

20181124_144302
Indoor playground

#IMAH SENIMAN RESORT

Setelah lelah dan puas bermain, kami pun beranjak menuju penginapan yang sudah di-booking, yaitu Imah Seniman Resort yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi Lembang. Imah Seniman ini satu grup dengan Sapu Lidi yang ownernya adalah Bob Doank, sama-sama mengusung resort dengan tema kampung ala sunda.

Suasana pedesaan sunda yang kental langsung terasa begitu kami memasuki area resort, setelah check-in di bangunan resepsionis, kami diantar menuju area serenity yang terletak paling belakang. Imah Seniman ini areanya lebih luas dibanding sapu lidi, kami melewati jalan setapak dengan pohon-pohon, sungai dan balong (danau) yang terkesan dibiarkan alami.

Berhubung kami datang secara rombongan (9 dewasa, 3 anak), maka saya mem-booking 4 kamar dari 2 situs yang berbeda yaitu traveloka dan booking.com. Karena kalau saya ketik langsung 4 kamar, harganya lebih mahal, sementara kalau terpisah akan lebih murah. Saat check-in saya sekalian memesan extra bed untuk adik saya, harganya 175 K sudah termasuk fasilitas sarapan. 

Serenity room ternyata terletak persis di depan kolam renang, membuat kiddos langsung bersorak kegirangan. Well, sebenarnya harus saya katakan tidak semua orang akan menyukai konsep imah seniman, karena temanya menghadirkan suasana asli menginap di kampung, maka jangan heran kalau kamar yang ada terlihat kecil dan sederhana, dengan lantai tegel dan properti etnik yang terkesan tua. Di sekeliling kamar kami rumpun-rumpun bambu dan pohon tinggi tumbuh lebat, menghasilkan suasana yang temaram kala malam. Pokoknya berasa pulang kampung deh, tenang dan sejuk. Yang pernah merasakan menginap di sapu lidi pasti tidak akan heran. Sore itu kami habiskan dengan beristirahat dan berenang. Kamar-kamar di imah seniman memang tidak dilengkapi AC karena hawa Lembang sendiri sudah sangat dingin menggigit. Sekitar pukul 5 sore, orang tua saya tiba dan bergabung dengan rombongan kami.

#WARUNG KAMPUNG DI BALONG                                                                                                     Jl. Kolonel Masturi No.8, Sukajaya, Lembang

Hawa dingin Lembang ditambah aktivitas seharian tadi membuat kami malas keluar, akhirnya kami makan malam di restoran Imah Seniman yang bernama Warung Kampung di Balong. 

Karena menginap di imah seniman, kami bisa memesan makanan dulu lewat room service dan baru datang ke restoran setelah makanan siap dihidangkan. Menunya sama persis dengan sapu lidi makan di sawah. Sayangnya saja tidak diberi voucher diskon makan seperti di sapu lidi, kalau di sapu lidi kita mendapatkan voucher sebesar 10 % apabila menginap di resort yang bersangkutan.

Suasana yang gelap temaram (dan terus terang agak creepy) membuat kami memutuskan menggunakan mobil menuju restoran, padahal mah jaraknya cuma sekitar 200 m. Dari pintu masuk restoran, kami melewati sejumlah jembatan bambu/kayu yang bentuknya unik, pencahayaan di restoran tetap dibuat temaram. Warung Kampung di Balong dibuka untuk umum, jadi walau nggak nginep di Imah Seniman, kita tetap bisa makan di sini.

20181124_184736
Warung kampung di Balong

Sesuai dengan namanya, warung kampung di balong terdiri atas sejumlah gubuk makan kayu etnik bergaya sunda dengan atap segitiga yang dibangun mengelilingi area balong. Sambil menunggu hidangan, kita bisa memberi makan ikan-ikan yang hidup di balong. Cuma satu catatan saya, gubuk-gubuk tersebut tidak diberi pembatas di sisi yang berbatasan dengan balongnya, jadi harus hati-hati kalau bawa anak kecil, karena salah-salah kalau meleng bisa tercebur. Satu gubuk idealnya berkapasitas maks 8 orang, tapi kemarin kami ber-12 (termasuk kiddos) masih cukup , walau agak berhimpitan. Menurut tebakan saya, signature dish Imah Seniman sama seperti sapu lidi, yaitu ayam kahaseupan, ayam  kampung muda 1 ekor yang dimasak dengan cara diasap, namun kemarin tidak ada yang tertarik karena bosan makan ayam. 

20181124_184602
The food

Berikut review beberapa hidangan yang kami pesan :

  • Nasi Goreng Kampung  (19,913 K/porsi)

Ini pesanan saya, entah mengapa kemarin lagi kepingin makan nasi goreng. Nasi goreng kampung merupakan nasi goreng putih (dimasak tanpa kecap) yang dicampur ebi, bawang goreng dan potongan tomat, disajikan dengan pelengkap berupa emping, timun dan selada. Porsinya lumayan besar (untuk ukuran saya), rasanya standar, apalagi dihidangkan sudah dalam kondisi dingin sehingga mengurangi kenikmatan nasi goreng yang biasanya dihidangkan panas-panas. 

  • Nasi Goreng Smoked Beef (24,242 K/porsi)

Ini pesenan adek saya, sesuai namanya nasi goreng dengan campuran potongan smoked beef, kalau yang ini diberi sedikit tambahan kecap.

  • Nila Bakar ( 12,121 K/ons)

Hitungannya per ons ya, jadi jangan keder. Yang dihidangkan adalah satu ekor ikan nila dengan berat 7 ons – 1.2 kg, kemarin kami kebagian yang 7 ons, itu juga sudah cukup besar dan bisa di-sharing 2-3 orang. Karena pesanan orang tua, saya nggak sempet ikut nyicip sih, tapi dari penampilannya kelihatan enak, nila dibakar dengan bumbu kecap dan rempah. 

  • Ikan Asam Manis (13,853 K/ons)

Kalau ini pesenan adek saya, saya juga nggak sempet nyicip, tapi kata mereka enak. Ikannya juga sebesar 7 ons, digoreng lalu disiram kuah asam manis berwarna oranye yang kental.

  • Sop Buntut kuah (51,948 K /porsi)

Ini pesenan mertua saya, jadi lagi-lagi nggak ikut nyicip. Dari penampilannya kelihatan meyakinkan, penuh dengan potongan buntut sapi besar-besar, dicampur dengan sayuran. 

  • Jamur jadi ngeunah (19,913 k/porsi)

Termasuk signature dish juga dari sapu lidi/imah seniman, berupa jamur tiram yang digoreng kering dengan tepung crispy, lalu dicampur saus BBQ yang manis. Saya pernah makan menu ini di sapu lidi dan rasanya enak banget, tapi entah mengapa kali ini  terlalu manis, sehingga harus sering dicocol sambal untuk menetralisir kemanisannya. 

  • Karedok (17,136 K /porsi), Lalap sambel (10,390 K /porsi), Tumis Kangkung (14,179 K /porsi) dan Tumis Genjer (14,179 K /porsi)

Karedoknya enak sekali, segar sayurannya dan bumbunya juga sangat terasa. Sebaliknya tumis kangkungnya kurang asin, untuk tumis genjer saya nggak sempat icip. Sementara lalap sambelnya berupa sepiring penuh isi selada,kacang panjang, kol, timun dan kemangi dilengkapi sepiring kecil sambal, sambalnya bagi saya kurang pedas. Satu porsi sayuran umumnya bisa di-sharing berdua.

  • Peda daun tangkil (20,779 K /porsi)

Pernah coba daun tangkil atau dikenal sebagai daun melinjo? ternyata enak juga ditumis, sayangnya peda-nya dikit banget sampai nggak terasa sama sekali.

  • Tempe tahu goreng (11,256 K/porsi)

Standarlah ya, tahu tempe goreng, satu porsi isi 4 potong.

  • Singkong Goreng (14,719 K/porsi)

Singkongnya direbus dulu baru digoreng, jadi sangat empuk, satu porsi bisa di-sharing rame-rame.

  • Lumpia Ageung (12,987 K/porsi)

Satu porsi isi dua potong besar lumpia, saya nggak sempat icip menu yang satu ini karena sudah kekenyangan.

Banyak ya pesennya, maklum dateng rombongan. Untuk restoran sejenis ini, selain PPN 10%, juga ada Pajak Jasa 5%, jadi kalau ditotalin lumayan juga. Kalau biasanya di resto-resto sunda, teh tawar hangat dianggap compliment alias gratis , kalau di sini tetap dikenakan biaya (4,329 K/porsi).

Suasana malam itu cukup ramai, maklum malam minggu, banyak pasangan juga yang datang, mungkin bagi mereka suasananya romantis kali ya, makan di tepi danau dengan cahaya temaram, ala-ala candle light dinner lah.

#DAY 2

Saking dinginnya Lembang, beberapa kali saya terbangun karena hawa dingin yang menggigit. Pagi-pagi setelah menunaikan shalat shubuh, kami berjalan-jalan mengelilingi area imah seniman yang luas. Suasananya memang terasa seperti di kampung, dengan naungan vegetasi , sungai dan balong-balong yang terkesan dibiarkan apa adanya. Terdapat sebuah balong khusus pemancingan yang bisa digunakan untuk duduk-duduk santai sambil memancing, sayang kakeknya anak-anak yang hobi mancing telat tahu ada balong ini, kalau tau pasti dari kemarin dia sudah nongkrong di sini.

Air yang sedingin es tidak menyurutkan niat kiddos untuk berenang, setelah berjalan-jalan mereka sudah nagih berenang, brrrr. Kolam renang di Imah Seniman sebenarnya cocok untuk anak usia 7 tahun ke atas, karena kedalamannya medium.

#BREAKFAST

Sarapan dihidangkan secara buffet, masih di restoran warung kampung di balong, mulai jam 07.00 – 10.00. Pihan buffetnya mencakup menu sunda seperti nasi kuning,bihun,ayam suwir pedas,tempe orek, sambal, lalapan dan kerupuk. Dihidangkan juga pilihan roti dan sereal serta gorengan. 

Harus saya akui saya cukup terkesan dengan pengalaman menginap di sapu lidi dulu, karena itulah kali ini saya memilih imah seniman dengan harapan kesan bagus yang sama. Sayangnya, rasa breakfast yang disajikan standar bahkan sejujurnya agak hambar, pilihannya tidak terlalu banyak dan saat kami datang belum di-refill (padahal kami datang pukul 07.45-an). Peralatan makannya pun terkesan seadanya, bahkan untuk gelas minum pun tidak tersisa. Kopi dan teh yang disajikan tidak panas dan segar. Petugas cleaning-nya pun tidak sigap, di gubuk-gubuk banyak teronggok peralatan bekas makan. Jadi kesimpulannya saya agak sedikit kecewa. 

Selesai makan, kami mencoba naik sampan yang disediakan untuk dipergunakan pengunjung untuk mengarungi balong. Kalau di sini tidak ada petugas yang akan mengayuh, jadi harus kayuh sampan sendiri, untung suami saya piawai mengemudikan sampan. Dan lagi-lagi sedikit kecewa karena perahunya bocor di satu sisi, jadi kalau dinaiki dua orang dewasa berpotensi bahaya karena air akan cepat memenuhi ruang perahu. Yah setidaknya pemandangan balong di kala pagi yang indah cukup menghibur. 

#JENDELA ALAM                                                                                                                                   Komplek Graha Puspa, Jalan Sersan Bajuri Km. 4,5, Cihideung, Parongpong               HTM 20K/orang, anak dengan tinggi di atas 80 cm sudah dikenakan biaya 

Dari dulu selalu maju mundur kalau mau ke tempat yang satu ini, tertarik tapi karena konsepnya mirip kuntum farmfield di bogor jadi akhirnya selalu terkalahkan dengan destinasi lainnya. Sampai kali ini, karena kami bawa dua kiddos dan satu toddler, jendela alam rasanya merupakan destinasi yang sangat sesuai, selain itu jaraknya hanya 5 menit dari Imah Seniman.

Perjalanan singkat kami pagi itu diwarnai gerimis kecil, langit terlihat mendung dan mengkhawatirkan, saat kami tiba di lokasi pun gerimis masih turun. Jendela Alam terletak di kompleks graha puspa, jalan sersan bajuri, parongpong. Jendela alam menawarkan wisata edutainment dengan konsep agrowisata, di dalamnya terdapat pertanian, kebun dan peternakan, di sini anak-anak bisa beraktivitas sambil mengenal lingkungan. Lahannya sendiri ternyata tidak terlalu luas, namun tertata rapi dan asri dengan udara yang segar dan bersih.

Setelah membeli tiket di loket dan diberi gelang penanda, kami setengah berlari menuju saung terdekat untuk meneduh, sebab gerimis masih mengguyur. Untungnya di jendela alam ini disediakan banyak fasilitas saung bambu yang enak dipakai untuk duduk-duduk dan beristirahat, selain itu juga terdapat cafe/restoran kecil di mana kita bisa memesan makanan. Untunglah tidak lama kemudian, gerimis mulai reda sehingga kami bisa berkeliling untuk mengeksplorasi jendela alam. Para kakek nenek lebih memilih mengobrol di saung yang nyaman sambil ngopi-ngopi.

Area jendela alam dipenuhi dengan bedeng-bedeng tanaman mulai dari wortel, jeruk, tanaman hias, bumbu dapur dan juga rumah kaca berisi selada hidroponik (yang bikin popz semangat mau mulai hobinya lagi) dan tomat ceri. Terdapat juga kandang-kandang berisi aneka satwa yang biasa diternakkan seperti ayam, bebek, kambing, kuda, burung, kelinci dan hamster. Selain itu juga terdapat areal sawah tanam padi, ruangan berisi akuarium, playground dan kolam renang. Berkeliling sambil melihat-lihat saja sebenarnya sudah cukup menyenangkan, sambil sesekali memberi penjelasan pada kiddos mengenai jenis tanaman dan hewan yang ada.

Ada beberapa aktivitas berbayar yang bisa dipilih, kemarin ini kiddos memilih mini flying fox (35 K)  dan animal feeding (20 K).  Pertama-tama mereka pergi ke area flying fox , karena di sekolahnya sering melakukan aktivitas ini, kiddos suka sekali dan kalau ke mana-mana mintanya flying fox. Sesuai namanya yang mini, lintasannya pendek dan tidak terlalu tinggi, sayangnya sebelum meluncur tidak ada aktivitas outbond dulu seperti di tempat lainnya, jadi ya selesai aja gitu dalam 5 menit.

Selesai flying fox, mereka beralih ke aktivitas animal feeding. Setelah menunjukkan tiket, seorang petugas akan mendampingi mereka terus selama aktivitas berlangsung. Pertama mereka ke kebun  wortel, mereka diminta memilih dan mencabut wortel-wortel sampai jumlahnya dirasa cukup, kemudian wortel tersebut dicuci bersih dan dipotong-potong rapi. Selanjutnya dimulailah acara pemberian makan mulai dari rusa, kambing, kuda hingga kelinci dan hamster. Ternyata kiddos happy banget saat kegiatan panen, bahkan merengek untuk minta panen tomat cherry dan selada. Namun hujan kembali turun, hingga kami terpaksa kembali bergabung di saung dengan anggota keluarga lainnya.

Selain dua aktivitas di atas, masih banyak aktivitas menarik lainnya misalnya berkuda, becak mini, tangkap ikan, menghias tanah liat, segway dll. Sayangnya hujan tidak juga mereda sementara hari mulai beranjak siang, menyebabkan kami harus menyudahi kunjungan ke jendela alam. Sayangnya lagi karena hujan, kiddos dan baby gane bahkan tidak bisa bermain di area playground-nya yang kelihatan menarik.

Sebelum keluar, kami menukarkan gelang tanda masuk dengan souvenir berupa sebutir telur  ayam kampung rebus yang masih panas, enak sekali dimakan dalam cuaca dingin begini.

#DUSUN BAMBU                                                                                                                                     KM 11, Jl. Kolonel Masturi, Situ Lembang                                                                                   HTM 25K/orang, anak dengan tinggi di atas 80 cm sudah dikenakan biaya 

Destinasi terakhir kami adalah dusun bambu yang berada di jl kolonel masturi, lembang, letaknya tidak jauh dari curug pelangi atau curug cimahi.

Kemarin kami membeli tiket via traveloka dan lumayan ada diskon (sedikit banget) sehingga hanya membayar 22,5 K/orang. Kami sampai di sana sekitar jam 11.30-an, terlihat areal parkir P1 yang persis terletak di sebelah plang “dusun bambu” sudah penuh, sehingga kami diarahkan menuju P2, takjub juga dengan perkembangannya, maklum terakhir kami ke sini kira-kira 3 tahun yang lalu, saat itu areal parkir P1 saja belum jadi sepenuhnya dan setengahnya masih berupa tanah becek.

Dari areal parkir, kami menuju loket tiket dan menaiki semacam shuttle car untuk menuju lokasi dusun bambu-nya. Ternyata kami diturunkan di area permainan, bukan di pintu utama. Lagi-lagi saya takjub dengan perkembangan dusun bambu, area yang dulu masih semak belukar sekarang disulap menjadi jalan-jalan dengan beragam area permainan, mulai dari paint ball, tangkap ikan, arena tembak dll.

Lahan-lahan hijau dihiasi petak bunga warna-warni yang semarak sementara gemericik sungai kecil yang bersih mengalir di sisi lainnya, sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah pemandangan indah yang menyejukkan mata.

Karena sudah hampir waktu makan siang, kami bergegas menuju bangunan pasar khatulistiwa. Sebenarnya ada tiga tempat makan lagi di sini yaitu cafe burangrang, lutung kasarung dan saung purbasari, tapi untuk alasan kepraktisan, saya menyarankan makan di pasar khatulistiwa yang berkonsep food court saja, karena lebih murah,  banyak pilihan dan waktu menyiapkan makannya juga cepat. Untuk berbelanja di pasar khatulistiwa, diharuskan menggunakan semacam kartu yang harus di top-up dan nantinya bisa di-refund kembali apabila sudah selesai.

IMG20181125122254
Pasar khatulistiwa

Selesai makan, akung uti-nya malah mengajak kiddos main ke wahana playground yang terletak persis di belakang pasar khatulistiwa, huuh, padahal kemarin udah ke playground terus, tapi namanya juga kiddos mana ada bosennya sih. HTM Playground ini 50K/anak, lumayan bagus sih, lantainya dilapisi rumput sintetik dan permainannya banyak. Sayangnya berkali-kali gerimis datang sehingga kiddos tidak leluasa bermain karena mesti bolak-balik neduh. Sejam kemudian, hujan mengguyur dengan lebatnya, membuat, kami terpaksa kembali ke pasar khatulistiwa. Niat saya, sehabis hujan berhenti, mau mengajak mereka ke areal saung purbasari di mana terdapat pemandangan indah berupa danau yang dikelilingi saung-saung, juga ke area lutung kasarung yang berbentuk seperti kepompong. Namun hujan urung berhenti, sehingga lama-lama kami bosan dan memutuskan untuk langsung pulang saja. Untuk kembali ke tempat parkir, kami tidak usah berjalan kaki lagi di tempat kami turun tadi, cukup menunggu shuttle car di halte depan pintu utama yang terletak persis di bawah pasar khatulistiwa. Sayang sekali memang, jadinya tidak maksimal mengeksplorasi dusun bambu.

 

 

 

Indonesia, Sukabumi, West Java

Ciletuh Geopark sang amfiteater raksasa

Selain Rinjani, sejak 2017  Indonesia resmi memiliki satu lagi UNESCO Global Geopark (UGG) yaitu Ciletuh Geopark yang terletak di pelabuhan ratu, sukabumi.

Ciletuh Geopark merupakan amfiteater alam raksasa di mana kita dapat menikmati pemandangan bentang alamnya yang luar biasa, air terjun, pantai, sawah, ladang dan juga kearifan lokal melalui desa adat dan kulinernya.

Dahulu, atau lebih dari 60 juta tahun silam, Teluk Ciletuh merupakan bagian laut dalam, hasil tumbukan Lempeng Eurasia (Lempeng Benua) yang berkomposisi granit (asam), dan Lempeng Indo-Australia (Lempeng Samudera) yang berkomposisi basal (basa). Seiring dengan pergerakan lempeng Australia yang terus menghujam lempeng Eurasia maka terangkatlah salah satu palung laut terdalam yang kini mewujud sebagai lembah raksasa di Sukabumi bagian selatan (sumber : bandung.bisnis.com).

#DAY 1

Weekend kemarin kami berkesempatan mengunjungi Global Geopark yang satu ini. Rute yang akan kami tempuh adalah jakarta – panenjoan hill – curug awang – bukit soca – pantai palangpang untuk hari ke-1 dan curug cimarinjung – puncak dharma untuk hari ke-2.

Agar tidak terjebak kemacetan sukabumi yang menggila, kami sengaja berangkat ba’da shalat shubuh sekitar jam 05.00 pagi. Perjalanan relatif lancar, hanya sedikit terkena kemacetan di beberapa pasar dan pabrik yang sedang bubaran pekerja.

Rute perjalanan selepas pelabuhan ratu menuju panenjoan lumayan mengocok perut dan bisa bikin mual lantaran berliku liku dan naik turun, kalau yang sering mabuk lebih baik minum antimo dulu karena perjalanan kelok-kelok tersebut berlangsung selama 1,5 – 2 jam non stop, itu juga dalam keadaan lancar jaya. Total durasi perjalanan dari kediaman kami di bilangan cibubur hingga tiba di panenjoan sekitar 4,5 jam.

#PANENJOAN HILL

Sempat bingung apakah ini area panenjoan yang dimaksud, mengikuti petunjuk google maps kami memasuki area villa dengan tulisan “Amfiteater Geopark” di badan pagarnya. Setelah bertanya pada tukang parkir, kami pun turun dari mobil, tarif masuk ke sini dikenakan 5 K/orang. Rasanya segar sekali menghirup udara pegunungan tinggi yang bersih dan sejuk dengan rindangnya pepohonan, lumayan setelah perjalanan jauh yang menggoyang isi perut.

45417454_10213303550240053_1479013954503049216_o_10213303550160051

Di bagian belakang villa dibangun sejumlah anjungan di mana kita bisa melihat pemandangan bentang amfiteater raksasa geopark ciletuh yang luar biasa. Sawah ladang membentang di sepanjang lereng perbukitan dengan lautan di latar belakangnya. Kalau sudah musim panen pasti akan lebih indah karena sawahnya sudah menghijau. Kami menghabiskan waktu sekitar sejam di sini sambil beristirahat di pondok-pondok yang tersedia.

 

Setelahnya kami baru sadar bahwa panenjoan hill yang sering disebut-sebut di blog terletak persis setelah villa ini. Ya sudahlah, toh pemandangannya sama saja.

45330486_10213303544319905_4695084374826156032_o_10213303544239903
Pemandangan Ciletuh Geopark dari Panenjoan

#CURUG AWANG

Curug awang terletak sekitar 15 menit perjalanan dari panenjoan, berbelok kiri dari jalan raya mengikuti penunjuk arah, kami dihadapkan pada jalan berbatu-batu yang diapit area ladang. Jalannya masih berupa jalan kampung, sepi sekali, tidak ada perkampungan, paling sesekali kami hanya berpapasan dengan satu dua petani yang sedang sibuk menggarap ladang. Sekitar 3 km sesudah berbelok tadi sampailah kami di area parkir curug awang, baru kami sendirian, tempat parkir pun lengang tanpa petugas atau warga yang berjaga. Yang menyambut kami justru dua ekor angsa putih besar alias soang yang kelihatan membahayakan :).

45474897_10213303577680739_2083596198450561024_o_10213303577600737
Curug Awang

Setelah menuruni beberapa anak tangga, sampailah kami di persimpangan dengan petunjuk arah kiri ke curug awang dan kanan menuju curug tengah. Curug awangnya sendiri sudah terlihat dari kejauhan, sementara untuk menuju area curug kita harus sedikit trekking ke bawah melintasi sawah dan ladang penduduk. Trekking-nya sendiri santai, kiddos pun tidak akan kelelahan. Lahan sukabumi ternyata sangat subur, di sepanjang area trekking, selain padi dan singkong, kami menemukan pohon sirsak, pisang, mangga, cabai, tomat dan pete yang sangat lebat buahnya. Lumayan jadi bisa sekalian agrowisata dengan kiddos.

Curug awang dikatakan merupakan curug yang paling bagus di kawasan ciletuh geopark. disebut juga sebagai niagara mini. Namun kemarin saat kami datang, debit airnya masih belum terlalu deras karena masih di awal musim penghujan, itu saja sudah sangat keren, apalagi kalau debit airnya besar maka akan tampak seperti tirai air. Kolam air terjunnya termasuk dalam, maka terdapat larangan dilarang berenang di sini.

45344811_10213303573040623_1312671236928569344_o_10213303572960621

#BUKIT SOCA

Tidak terasa sudah hampir jam makan siang, kami melanjutkan perjalanan menuju bukit soca di mana nanti malam kami akan menginap, sekalian mau cari tempat makan siang. Namun entah mengapa sepanjang perjalanan sulit mencari warung makan, kalau ada pun kelihatannya sepi dan kurang menarik, apa karena belum musim liburan ya. Bahkan di area pantai palangpang yang kami pikir akan ramai dengan warung makan pun sangat sedikit yang buka.

Akhirnya kami memutuskan makan di bukit soca saja yang juga merangkap sebagai restoran. Bukit soca merupakan penginapan merangkap restoran yang terletak strategis di atas bukit sehingga kita bisa mendapatkan pemandangan teluk ciletuh yang indah dari ketinggian.

45364230_10213303625241928_3419817535632048128_o_10213303625161926
Teluk Ciletuh dari ketinggian

Kami tiba dengan perut keroncongan dan langsung meminta menu, sayangnya bukit soca tidak menyediakan menu, sebagai gantinya kami langsung diajak ke dapurnya di mana terdapat sejumlah lemari es besar berisi aneka rupa bahan makanan yang bisa dipilih. Rekomendasi kuliner di sini tentulah seafood segar mulai dari kakap, cumi hingga lobster, mereka juga menyediakan ayam kampung, daging dan sayur. Kami memesan kakap goreng, cumi goreng tepung dan capcay dengan tambahan tahu tempe.

Sambil menunggu kami beristirahat di bale-bale yang terletak di pelataran, angin sepoi-sepoi menghembus sehingga membuat kantuk. Cukup lama juga hingga masakan selesai disiapkan, ada sekitar sejam sehingga membuat kiddos rewel. Untunglah rasa dan porsi nya tidak mengecewakan, daging ikan kakap dan cumi-nya segar sekali karena baru tadi pagi diambil dari keramba, sayur capcay nya juga enak apalagi dihidangkan dengan nasi liwet teri dan sambal dadak yang pedas.

Selesai makan barulah kami menuju tenda yang sudah disiapkan. Bukit soca menawarkan akomodasi berupa penginapan atau tenda camping, berhubung sekali-kali pingin ngerasain camping, maka kali ini kami pilih tenda. Tidak perlu khawatir ribet, tendanya berikut kelengkapannya (matras, bantal dan sleeping bag) sudah disiapkan oleh pihak bukit soca. Tendanya sendiri didirikan di atas platform bambu dan di atasnya ditutupi fly sheet sehingga tidak khawatir kehujanan. Selain restoran, terdapat juga fasilitas musholla. Kamar mandi dan toilet digunakan bersama namun sangat terjaga kebersihannya. Satu tenda bisa muat untuk tiga orang dewasa, kiddos sangat antusias keluar masuk dan bermain di dalam tenda.

45409157_10213303619841793_8191426064325541888_o_10213303619801792
Our tent

#PANTAI PALANGPANG

Sorenya saat sudah agak teduh, kami menuju pantai palangpang, pantai palangpang ini terletak di teluk ciletuh , pas di bagian lengkung tapal kudanya. Untuk masuk ke area pantai hanya dikenakan biaya 10K untuk mobil.

Pantai palangpang sendiri tidaklah terlalu bagus, pasirnya cokelat kehitaman, ombaknya kecil dan airnya kotor, maklum daerah ini merupakan pantai nelayan. Tapi kiddos tetap senang aja main air basah-basahan. Di sekitar pantai terdapat beberapa kamar bilas dan warung makan sederhana.

#BACK TO BUKIT SOCA

Setelah kembali dari palangpang, kami menghabiskan senja dengan pemandangan teluk ciletuh yang berbentuk tapal kuda dari bukit soca sambil mengobrol dan menemani kiddos bermain hingga waktu makan malam tiba. Untuk mengantisipasi waktu masak yang lama, tadi sebelum pergi ke pantai, kami sudah memilih menu sehingga tepat pukul 19.00 sajian sudah siap terhidang. Kali ini kami memilih ayam bakar yang merupakan ayam kampung besar yang disajikan utuh, rasanya?? enak banget.

Pukul 21.00 kami bersiap-siap tidur, eeeh setengah jam kemudian di ruang bersama yang merangkap restoran malah pengunjung lain mulai acara berkaraoke ria. Berhubung ruangannya semi terbuka maka bisa dibayangkan kan betapa berisiknya, serba salah jadinya, mau tutup tenda pasti gerah tapi kalau dibuka berisik minta ampun. Kiddos pun jadi gelisah, akhirnya mendekati pukul sebelas, suami saya minta tolong kepada petugas penginapan agar volume suaranya bisa dikecilkan, syukurlah kebisingan sedikit berkurang walau baru setengah jam kemudian acara karaoke dihentikan sehingga kami bisa tertidur nyenyak.

#CURUG CIMARINJUNG

Kami dibangunkan riuh suara kukuruyuk ayam jago yang mulai keluar menyambut datangnya pagi. Setelah menunaikan ibadah shalat shubuh, kami duduk-duduk sebentar di depan tenda sambil menyaksikan pemandangan pagi yang indah di perbukitan ciletuh.

Setelah kiddos bangun, kami menuju ke curug cimarinjung yang hanya berjarak 5 menit dari bukit soca. Curug cimarinjung ini sudah kelihatan dari pantai palangpang. Hanya dikenakan biaya parkir 10 K/mobil dan sumbangan seikhlasnya untuk kebersihan. Untuk mencapai curug cimarinjung ini tidak perlu trekking, cukup menyusuri pinggiran saluran air yang berisi air pegunungan jernih selama 5 menit saja.

Curug cimarinjung ini letaknya cukup tinggi dan bertingkat-tingkat, namun karena kemarin kami datang di awal musim penghujan, jadi debit airnya belum terlalu banyak, hanya air terjun di tingkat pertama saja yang deras mengalir. Kami pun masih leluasa menuju ke daerah pinggiran kolam walau tetap ada larangan berenang karena kolamnya dalam.

# CURUNG SODONG KEMBAR

Karena masih ada waktu, dadakan saja kami berinisiatif menuju lokasi curug lainnya yaitu curug sodong kembar yang jaraknya sekitar 20 menit perjalanan. Di sepanjang perjalanan kami menemui banyak pohon mangga yang merupakan varietas mangga udang, mangga di sini dijual murah, hanya 10K/kg.

Curug sodong kembar merupakan curug dengan dua air terjun sejajar, ini malah lebih mudah lagi aksesnya karena dari area parkir saja sudah kelihatan. Air terjunnya sendiri tidak terlalu tinggi.

Sebenarnya ada satu lagi curug yang lebih indah yaitu curug cikanteh, namun perlu trekking sekitar 30 menit dari curug sodong dan menurut beberapa blog yang saya baca trekkingnya cukup berat dan medannya sulit.

#PUNCAK DARMA

Sepulang dari curug kami mandi dan sarapan di penginapan lalu check out, sengaja masih pagi (sekitar jam 09.00) agar tidak terjebak kemacetan nantinya. Sebelum meninggalkan kawasan ciletuh, kami mampir sebentar di puncak darma, suatu area bukit di mana kita bisa memandang teluk ciletuh dari ketinggian.

Puncak darma ini mudah diakses karena tepat di pinggir jalan raya, di sampingnya berderet warung-warung kecil. Pemandangannya lebih indah dari di bukit soca karena letaknya lebih tinggi, hanya dikenakan sumbangan seikhlasnya saja untuk memasuki kawasan ini.

Selesai sudah kunjungan dua hari kami ke ciletuh geopark, sangat mengesankan karena di suatu daerah ada aneka objek wisata dan rata-rata mudah diakses keluarga dengan kiddos usia kecil sperti keluarga saya. Dengan adanya ruas tol baru yang akan diresmikan desember 2018 ini mudah-mudahan geopark berskala internasional ini akan lebih ramai dikunjungi.

Indonesia, Pangandaran, West Java

Cagar Alam Pananjung & Pangandaran

Menyandang predikat sebagai pantai terpopuler di Jawa Barat menjadikan kawasan Pangandaran tidak pernah sepi pengunjung, apalagi di musim lebaran, kemacetan panjang sudah dipastikan terjadi. Sebagai wisatawan yang ngakunya anti mainstream (jiaaah PD bener yak) saya sangat amat menghindari pantai yang satu ini, karena macetnya di musim lebaran pasti sudah masuk  kategori amit-amit. Tapi …. karena lebaran ini ada satu dan lain hal yang menjadikan jadwal liburan sangat sempit, maka kami akhirnya memutuskan berkunjung ke tempat ini karena jaraknya terbilang dekat dari kampung suami.

Perjalanan kami dari daerah Cilacap cukup lancar, hanya ada sedikit kemacetan di perempatan lampu merah. Kami sudah sangat senang dan PD banget karena hingga sampai di pintu masuk Pangandaran tidak kami temui kemacetan yang berarti, sudah membayangkan mau leha-leha sambil santai nonton TV di kamar hotel. Ternyata tidak lama setelah memasuki areal Pangandaran, jalanan sudah direkayasa menjadi satu jalur akibat macet luar biasa. Kendaraan diharuskan melalui pantai timur baru memutar ke pantai barat. Mobil benar-benar stuck berhenti dan makin diperparah dengan mobil yang main serobot tidak mau tertib, rasanya mangkel banget, apalagi tiba-tiba kebelet, ditambah drama anak yang popoknya agak tembus, hadeuuh.

Satu jam kemudian barulah kami sampai di Sun In Pangandaran Hotel yang sudah kami booking sebelumnya (padahal mah jaraknya cuma 2 km dari pintu masuk), saya buru-buru ke lobby hotel untuk check in dan saking kebeletnya, sementara si mbak resepsionis menyelesaikan proses check in, saya langsung ngacir ke toilet. Sang resepsionis memberikan saya beberapa kupon antara lain kupon breakfast, welcome drink, diskon 10& F&B di Ocean Cafe dan diskon 10% belanja di toko milik Hotel ini.

Sun In Pangandaran (SIP) Hotel

Sun In Pangandaran merupakan hotel yang terletak di pantai timur Pangandaran. Hotelnya cukup besar, terdiri atas 5 lantai dan bagian tengahnya berbentuk core, sehingga pemandangan kolam renang yang terletak di lantai dasar dapat kita lihat dari atas.

IMG20170629144955
Pantai timur pangandaran

Lift nya tergolong sangat kecil untuk ukuran hotel yang memiliki banyak kamar , selain itu tidak dibedakan antara lift pengunjung dan lift barang, jadi kita harus rela berdesak-desakan dengan troli barang saat naik lift. Posisi lift ada di bagian barat sementara kamar kami terletak di bagian timur sehingga mengharuskan kami berjalan mengitari separuh bangunan dulu.

Kamar yang kami booking bertipe deluxe sea view dan terletak di lantai 3. Sengaja memilih kamar ini dengan harapan bisa duduk santai-santai di balkon sambil menikmati pemandangan sunrise esok harinya. Ternyata kamarnya sempit banget, hanya sekitar 22 m2 dikurangi dengan fasilitas kamar mandi di dalam. Yang mengejutkan saat kami membuka pintu menuju balkon, udara panas bercampur bau anyir khas ikan langsung merebak, ya iyalah balkon ini menghadap ke pantai timur pangandaran yang memang merupakan pusat kegiatan nelayan, jadi seharusnya tidak mengherankan kalau bau-bauan ikan semerbak. Apalagi balkon tersebut juga sempit sekali dan hanya dilengkapi dengan dua kursi plastik murah yang bahkan sudah bladus rupanya, haha buyar sudah angan-angan pingin nyantai di balkon.

20170629_142740
Pemandangan pantai timur dari balkon hotel

Setelah menunaikan shalat dzuhur, kami segera turun untuk mencari warung makan yang kami lihat berjejeran di pantai timur. Warung makan di sini kebanyakan adalah warung makan sederhana, sajiannya berupa mie instan rebus/goreng, nasi goreng atau soto ayam, karena sudah kelaparan dan malas mencari, seadanya juga cukup lah.Kelar makan kami kembali ke hotel untuk istirahat sejenak.

Cagar Alam Pananjung

Setelah cukup istirahat dan menunaikan shalat ashar, sekitar jam 04.00 sore kami berjalan menuju cagar alam pananjung. Sengaja memilih sore hari agar cuaca lebih teduh dan bersahabat. Berjalan kaki dari hotel sekitar 300 m, melewati deretan kios-kios penjual cinderamata dan ikan asin, juga bangunan hotel horizon yang menjulang tinggi, persis di sebelah loket tiket cagar alam. Kebanyakan pengunjung justru terlihat sudah akan pulang, hanya beberapa saja seperti kami yang baru datang jam segini. Setelah membayar tiket masuk, kami menyempatkan memoto peta kawasan dulu agar tidak tersasar, sebab kawasan cagar alam ini terbilang luas, jam maksimal kunjungan adalah pukul 18.30, selepas itu dilarang karena area nya gelap. Cagar alam ini merupakan konservasi sejumlah binatang seperti rusa, monyet dan banteng, juga terdapat sejumlah gua-gua, pantai dan air terjun.

Tidak jauh dari loket, kami bertemu dengan lapangan luas di mana terdapat sejumlah rusa yang dibiarkan bebas, sayangnya kebersihan di kawasan ini kurang terjaga, banyak sampah bertebaran, walhasil beberapa rusa terlihat sedang menggerigiti sampah kertas atau plastik yang dibuang sembarangan.

Setelah melihat rusa, kami bermaksud berkunjung dulu ke gua panggung dan gua parat yang dari penangkaran rusa arahnya berbelok ke arah kiri.

IMG20170629162831
Jalan menuju gua panggung

Gua Panggung merupakan gua pendek yang di dalamnya terdapat batu besar berbentuk seperti panggung, juga terdapat makam yang diyakini keramat di salah satu ceruknya.

Sementara Gua Parat awalnya tidak kami masuki karena sangat gelap dan harus menyewa senter, jadi kami malah memutar ke belakang gua hingga sampai di suatu kawasan pantai sempit yang berpasir putih. Pulangnya baru kami melintasi gua tersebut, gua-nya sangat gelap dan walau sudah memakai senter kami harus tetap extra hati-hati karena permukaan di dalamnya tidak rata dan di beberapa bagian sangat sempit.

Selepas mengunjungi kedua gua tadi, kami melanjutkan perjalanan ke bagian barat cagar alam, menuju ke pantai pasir putih yang sangat populer di pangandaran. Kembali kami melewati penangkaran rusa, dan daripada bingung, kami memutuskan menyewa jasa seorang pemandu wisata (yang banyak bertugas di dalam cagar alam) unutk memandu kami hingga ke pantai pasir putih. Dalam perjalanan, kami bertemu dengan situs batu kalde, yang merupakan sekumpulan reruntuhan situs tua, dengan satu batu besar berbentuk sapi, ada juga batu berbentu seperti lesung dan ada juga yang seperti makam.

Sesuai saran pemandu wisata, kami diberi jalur jalan pintas melewati sungai kecil yang di sekitarnya dipenuhi rusa liar, serta melewati bukit kecil yang jalur menanjaknya cukup bikin kiddos kecapekan, di bukit ini banyak kera-kera liar, sehingga kami diwanti-wanti untuk memegang barang bawaan dengan ketat agar tidak direbut monyet. Untunglah kelelahan kami terbayar, karena setelah menuruni bukit inilah kami sampai di pantai pasir putih.

Pantai pasir putih di senja hari ini masih padat dipenuhi pengunjung, memang tidak seindah perkiraan saya, tapi cukuplah untuk membuat kiddos senang. Permukaannya landai dan pasirnya halus, sementara ombaknya tidak terlalu besar. Di kejauhan terlihat bangkai kapal yang belum lama ditenggelamkan oleh Menteri Susi. Yang agak sedikit mengganggu adalah kapal-kapal pengangkut penumpang yang hilir mudik dan memenuhi bibir pantai, sehingga mengganggu keleluasaan bermain. pantai ini memang dapat diakses melalui perahu dari pantai barat pangandaran.

Karena waktu terbatas hingga matahari terbenam, saya segera menggantikan baju kedua kiddos dengan baju renang. Sayangnya juga, di sini tidak tersedia bilik untuk berganti baju, sehingga suami saya sampai mencari pojok aman untuk melipir dan ganti baju.

Menjelang pukul 17.30 saya segera memanggil suami dan kedua kiddos yang masih asik bermain air, agak kasihan juga karena mereka masih senang, tapi saya takut kemaleman sebab jarak dari pantai pasir putih ke penginapan masih cukup jauh. Benar saja, selepas melewati bukit, setelah melewati batu kalde, azan maghrib mulai berkumandang, agak creepy-creepy juga sih, karena malam mulai turun sementara penerangan agak minim, udah gitu sepi pula, pantas saja tempat ini dilarang dimasuki selepas jam 18.30.

Mega Laut Restaurant

Malamnya kami makan di mega laut restaurant yang letaknya persis di depan hotel kami. Mega laut ini termasuk restoran yang populer di kawasan pangandaran jadinya ramai sekali. Pilihan menunya sangat banyak, mulai dari seafood, chinese food, bakso, siomay, mie ayam sampai es doger. Agak lama juga menunggu pesanan saking ramainya, harganya memang agak mahal namun sebanding dengan porsi yang besar.

IMG-20170330-WA00291
Mega Laut (sumber:rumahiklan.com)

Pantai Barat Pangandaran

Paginya, kami sarapan di ocean cafe yang berada di lantai paling atas Sun In Pangandaran hotel, cafe-nya didominasi dengan warna putih dan menghadap ke pantai timur. Pilihan breakfast yang disajikan enak dan beragam. Setelah sarapan, kiddos minta berenang dulu di kolam hotel, mumpung masih pagi jadi masih sepi.

Setelah itu, kami melangkahkan kaki menuju pantai barat pengandaran yang hanya sekitar 100 m saja dari hotel. Bagian barat inilah pantai yang populer sebagai tempat wisata, sehingga tidak mengherankan walau masih pagi namun sudah padat sekali dengan wisatawan. Areanya landai dengan pasir hitam dan ombak yang aman sehingga cocok untuk bermain air.

Tasikmalaya, West Java

Kulineran di Tasikmalaya

Tasikmalaya memiliki sejumlah spot kuliner yang patut dicoba. Karena kota Tasikmalaya ini terkenal sebagai kota santri, maka jangan heran kalau saat ramadhan semua pemilik restoran mulai dari gerobak, warung, kios hingga chain fast food di mall baru akan buka menjelang maghrib, adapun take away dibolehkan mulai pukul 15.00. Berikut review saya dari pengalaman kulineran di tasikmalaya.

#1 Danau Lemona

Awalnya saya mengenal nama “Lemona” sebagai bakery lokal kondang yang banyak cabangnya di seantero kota Tasikmalaya. Lemona bakery ini penampilannya mirip-mirip breadtalk , sajiannya berupa aneka roti kekinian dengan rasa yang enak namun harganya terjangkau, masih di bawah Breadtalk.

Selain bakery, Lemona melebarkan sayap usahanya dengan membuka sebuah restoran dengan nama “Danau Lemona” yang terletak di daerah Salopa, jaraknya cukup jauh dari pusat kota Tasikmalaya, kira-kira bisa 1,5 jam-an. Nah, Danau Lemona ini justru dekat dari rumah mertua saya, sekitar 7-8 km saja, karena dekatlah maka saya malah nggak pernah kepikiran mampir. Toh kalau soal makanan saya nggak pernah khawatir sebab mama mertua saya pasti sudah sigap menyajikan aneka rupa masakan sunda khas rumahan yang ciamik.

Akhirnya saya mencoba ke restoran ini karena reuni SMA suami saya tahun ini dilangsungkan di sini. Perjalanan menuju ke Danau Lemona melewati jalan berkelok-kelok dengan tebing di satu sisi dan lembah curam di sisi lainnya, sepanjang jalan kita akan disuguhi pemandangan bumi parahyangan yang terkenal dengan alamnya yang indah.

Tidak lama kemudian kami melihat plang besar bertuliskan “Danau Lemona”. Area parkir yang disediakan cukup luas,  dari sini kita dapat melihat danau lemona yang membentang dengan jembatan bambu dan bangunan restoran bergaya sunda di seberangnya. Untuk mencapai bangunan restoran, kita dapat menaiki getek atau melewati jembatan bambu. Kami memilih melintasi jembatan yang harus dilalui dengan hati-hati karena goyangannya sangat terasa, apalagi pegangannya hanya berupa dua utas tali, jadi kami harus extra konsentrasi memegangi kiddos agar tidak sampai tercebur.

IMG20170627114027
Jembatan “goyang”

20170627_120459
Restoran Danau Lemona

Area makan di sini sangat luas, bisa pilih duduk di saung kecil, saung besar, kursi kayu atau bahkan di dalam saung apung. Karena ini acara reuni, maka sudah dibooking saung besar yang bisa diisi hingga 20 orang. Sistem makannya duduk secara lesehan. Saya memilih duduk dengan anak-anak di saung sebelah, terpisah dari saung di mana suami reuni-an , karena takut anak-anak rewel. Tempatnya memang menyenangkan dan nyaman, cocok untuk acara reuni atau kumpul-kumpul. Banyak spot-spot foto yang bagus, misalnya saja pemandangan danau, jembatan atau bangunan saung yang bergaya sunda.

20170627_113237
Area saung besar

Cuma untuk pilihan menunya, tergolong sangat sedikit untuk ukuran restoran sebesar ini. Hanya tersedia gurame, ikan mas dan ayam, pilihannya pun hanya digoreng atau dibakar. Pun pilihan sayuran pelengkap hanya lalapan, sayur asem, karedok, tumis kangkung, tempe, tahu, udah itu aja. Sampe saya bolak-balik menu karena bingung kok pilihannya sedikit amat. Akhirnya saya memesan gurame dan lalapan saja dengan tambahan tempe goreng. Sebelum pesanan datang, kami diberi compliment berupa sepiring kue bolu sederhana yang lumayan enak. Rasa masakannya sendiri tergolong enak, ikannya masih fresh karena sepertinya merupakan produk langsung dari danau lemona ini.  Harganya juga tidak mahal untuk restoran besar seperti ini.

20170627_121527
Pesanan di lemona

Saat akan kembali ke parkir kami mencoba naik getek yang harus antri dulu, geteknya bergerak dengan ditarik dengan semacam katrol oleh petugas yang sampai keringatan karena kayaknya lumayan berat apalagi kalo isinya lagi penuh.

20170627_135146
Di dalam getek, yang pake baju orange itu petugasnya yang lagi narik katrol

#02 Mie Baso Laksana

Tasikmalaya terkenal dengan kuliner mie baso, jadi alih-alih bakso, justru mie lah  tokoh utamanya, bakso yang jadi pelengkap. Yang paling terkenal adalah mie bakso laksana yang berlokasi di jl pemuda no. 5. tidak jauh dari masjid agung tasikmalaya.

Beberapa kali saya ke sini, siang dan malam selalu dipadati pengunjung. Restorannya terdiri atas dua lantai dengan banyak pelayan yang berseliweran sehingga tidak sulit memesan walau kondisi super ramai.

Mie yang ada di sini adalah produk homemade, tanpa bahan pengawet, dengan rasa khas dan tekstur tebal, berbeda dengan mie-mie lainnya yang pernah saya coba. Pilihan pendampingnya juga banyak, mulai dari bakso, pangsit, hingga babat. Mie-nya juga bisa diolah yamin asin atau manis.

Semangkuk mie baso porsinya sangat mengenyangkan, dihidangkan dengan cacahan daging ayam tanpa tulang (seperti mie bangka), daun bawang dan sawi hijau. Kuahnya bening dengan rasa  yang  sangat khas , tidak seperti mie bangka atau mie ayam gerobak. Harganya mulai 30 K/porsi, agak mahal memang, tapi sebanding dengan kualitas dan porsinya yang besar.

1907349_10153034037829623_8987382592486326654_n
Mie baso laksana

#03 Nasi TO Mr Rahmat

Kalau menurut mertua, dulu Nasi TO (tutug oncom) itu merupakan makanan rakyat kurang mampu, karena tidak sanggup membeli lauk, daripada makan nasi pakai garam terus, akhirnya tercetus ide untuk mencampur oncom yang sudah disangrai (sampai berwarna kehitaman) dengan nasi dan bumbu-bumbu seperti cabai dan kencur. Lama kelamaan nasi TO ini menjadi makanan khas penduduk tasikmalaya dan bahkan menjadi ikon kuliner. Walaupun sekarang nasi TO yang dijual sudah dihidangkan dengan berbagai macam pilihan lauk .

Salah satu penjual nasi TO yang terkenal di Tasikmalaya adalah Mr Rahmat, berlokasi di jl BKR, tidak jauh dari lapangan Dadaha dan GOR Susi Susanti. Bangunan restorannya berbentuk saung bambu dan bergaya lesehan.

2
Warung TO Mr Rachmat (sumber : rizkiabdillah.wordpress.com)

Pilihan lauk pendamping nasi TO-nya cukup bervariasi, mulai dari ayam, ikan peda, ikan jambal roti, telor, gorengan ataupun oseng-oseng . Beras yang digunakan untuk nasi TO bertekstur pera’ (kering), jadi kalau makan dengan tangan agak makpyur  (berantakan), rempah kencur nya sangat terasa, dengan sedikit rasa khas dari oncom.  Harus saya akui nasi TO kurang cocok di lidah jawa saya (yang sukanya manis dan pulen), tapi tetap Nasi TO ini salah satu kuliner yang wajib dicoba.

Nasi tutug oncom Mr. Rahmat Tasikmalaya
Nasi TO (sumber : mamayu.riftom.com)

#04 Nasi Ibu Oom

Tempat ini merupakan gerobak sederhana saja yang terletak di pinggir jalan, tapi selalu ramai pengunjung. Ibu Oom menyajikan beragam lauk pauk khas sunda, saking banyaknya pilihan sampai bikin saya bingung, soalnya semua kelihatan menggugah selera . Walaupun sederhana, tapi rasanya sangat enak dan harganya pun murah, tidak heran selalu ramai. Warung ini buka mulai sore (pukul 16.00) hingga malam hari .

download
Nasi Ibu Oom (sumber : wisatakuliner.com)

#05 Saung Ranggon

Saya berkesempatan mencoba restoran ini di salah satu acara reuni-nya suami. Kalo dari depan restoran ini kelihatan biasa saja, tapi setelah melewati pintu masuk, baru terlihat kalo tempatnya sangat luas, di dalamnya berjejer saung-saung bambu lesehan, mulai dari yang kecil sampai yang besar, terdapat juga beberapa kolam ikan. Yang paling menyenangkan, restoran ini dikelilingi areal persawahan yang pemandangannya menyejukkan mata.

Restoran ini menyajikan berbagai jenis masakan ala sunda, walau yang paling terkenal adalah masakan gurame-nya.

940821_10153913650049623_2463359746739127953_n
Saung ranggon

#06 Cilok Goang Teh Yati

Makanan dari aci (sagu) ini memang banyak variasinya terutama di daerah asalnya yaitu tasikmalaya, mulai dari cilok (aci dicolok – kudapan dari tepung aci yang dibetuk bulat lalu direbus dan disiram sambal kacang atau lada bubuk dan kecap), cireng (aci digoreng), cilor/cilung (aci campur telor yang digoreng), citruk (aci yang diiris tipis seperti keripik) sampai yang belum saya temui di jakarta yaitu cilok goang.

Cilok goang ini sebenarnya adalah cilok yang dihidangkan dengan kuah rebusan tulang ayam (yang kadang masih ada sisa sedikit daging ayamnya), mirip-mirip bakso, cuma baksonya diganti cilok, dan kaldunya dari ayam, bukan sapi. Dihidangkan dengan tambahan tahu putih, irisan daun bawang dan lada bubuk aida (produk khas tasikmalaya), rasanya seger. Penjual cilok goang bisa ditemui di seantero tasikmalaya, kebanyakan berupa gerobak sederhana, atau kalau di tempat yang saya coba ini (teh yati red) sudah dilengkapi tempat duduk.

0025
Cilok goang teh yati

#07 Liwet Asep Stroberi

Restoran ini sangat terkenal karena memiliki banyak cabang di seantero Garut dan Tasikmalaya bahkan di Bandung, mudah ditemukan karena di di depan semua restorannya terdapat display strawberry berukuran besar.

Saya sudah 3 kali makan di sini, di cabang yang berbeda, kali ini saya akan mengulas asep stroberi yang berlokasi di jl raya tasikmalaya – garut . Cabang ini termasuk yang luas, dengan deretan saung yang mengelilingi danau, disediakan perahu juga kalau kita ingin mengarungi danau, walau harus membayar 10K lagi.

Yang direkomendasikan di sini adalah nasi liwetnya, yang umumnya disediakan dalam bentuk paket, bisa paket ayam (negeri atau kampung), ikan atau gepuk. Satu paket berisi nasi, pilihan lauk, irisan ikan asin peda, lalapan, cihu/cipe (gorengan tahu tempe), lalapan dan sambal, sangat mengenyangkan. Perlu dicoba juga jus stroberi khas dari restoran ini yang rasanya masam-masam segar.

#08 Mujair bakar di Situ Gede

Situ Gede merupakan salah satu obyek wisata populer di Tasikmalaya, letaknya yang di pusat kota menyebabkan tempat ini selalu ramai. Berupa sebuah danau luas yang cukup dalam, sehingga bisa diarungi dengan perahu, bisa juga memancing di sini.

922733ee24e6ca0e802c7ca3656c1fa4
Situ Gede (sumber : merahputih.com)

Di pinggir danau banyak warung-warung lesehan yang menyajikan ikan hasil tangkapan dari situ gede, utamanya mujair. Di suatu waktu kami sekeluarga makan malam di salah satu warung yang ada, setelah berwisata di situ gede. Mujair bakar yang disajikan berukuran besar, maih segar dan rasanya enak, disajikan dengan sambal dadak yang pedas. Yang harus diingat, akan banyak pengamen yang mampir berkeliling, jadi harus siap sedia uang receh.

mouthwatering-menu
Mujair situ gede (sumber : tripadvisor.com)

#09 Food Court di Asia Plaza

Asia Plaza adalah salah satu mall terbesar di pusat kota tasikmalaya, selain mayasari plaza. Letaknya yang berada di luar pusat kemacetan kota, menjadikan saya lebih suka mengunjungi mall ini kalau sedang berkunjung ke tasikmalaya. Toserba Asia menempati los terbesar di sini, barang yang dijual mirip di matahari. Selain itu ada hypermart, gramedia, amazone (semacam timezone), chain store seperti zoya atau elzatta, sejumlah resto fast food dan food court.

Food courtnya menempati area yang cukup luas dengan beragam pilihan makanan, mulai dari masakan sunda, chinese food, bakso, siomay, pempek dll. Jadi kalau bingung mau makan apa, biasanya saya lebih suka ke food court ini agar banyak pilihan.

20150221_133258[1]
Food court AP (sumber:tasikeksis.com)

Garut, Indonesia, Tasikmalaya, West Java

Galunggung & Kampung Sampireun

Awalnya long weekend di penghujung bulan maret mau kami manfaatkan untuk “doing nothing” alias leyeh-leyeh santai mager di rumah, tapi tetiba ada woro-woro kalau anaknya salah satu sepupu suami di tasikmalaya mau disunat. Akhirnya pulanglah kami sekeluarga, toh jarak jakarta – tasikmalaya tidak terlalu jauh, jadi waktu 3 hari cukuplah untuk mengunjungi sanak famili di kampung. Kebetulan suami juga pingin “meet up” sama temen-temen lamanya, dan dari dulu saya pingin mengunjungi kawah gunung galunggung yang kalo di musim lebaran udah kayak lautan manusia saking ramenya.

Mt Galunggung

Setelah acara sunatan dan pengajian di hari jumat rampung, esoknya kami pamit pulang. Perjalanan dari rumah mertua ke galunggung ditempuh dalam waktu 1,5 jam, cukup jauh memang, itu juga kondisi jalan lancar jaya. Setelah berbelok dari jalan utama mengikuti plang penunjuk , jalanan menyempit menjadi dua jalur, melewati pemukiman dan area persawahan, agak tricky dan bisa nyasar kalo nggak pake panduan google maps. Akhirnya kami sampai di pos tiket bertuliskan gunung galunggung, bayar 6K/orang + 5 K untuk mobil. Dari sini jalan bercabang dua,  yang kiri menuju pendakian 500 anak tangga sementara yang kanan menuju 600 anak tangga. Walau yang kiri lebih sedikit, namun medannya lebih curam. Setelah berdiskusi singkat, kami memilih yang 500 anak tangga saja. Jalanan mulai mendaki curam, kanan kirinya dijajari pohon pinus dan sesekali kami bertemu monyet liar yang sedang bergelantungan atau main di pinggir jalan. Suhu udara mulai dingin dan terasa sejuk. Tidak lama sampailah kami di area parkir yang di salah satu sisinya dipadati  kios-kios, toilet umum dan musholla.

Untuk mendaki anak tangga dipungut lagi biaya 5K/orang (lah tadi saya bayar di pos buat apa dong), tangganya terlihat menjulang sampai tidak kelihatan puncaknya, bikin glegek karena mikirin dua kiddos ini bakalan kuat atau nggak. Sebelum mendaki, kami foto-foto dulu di dinding dengan mural “galunggung” dan 3 emblem besar bertajuk viking/persib.

Awal-awal pendakian kiddos masih semangat, tapi setelah 1/3 perjalanan mereka pun mulai keok. Tiap beberapa meter, disediakan area berbentuk persegi untuk beristirahat, sehingga pengunjung yang duduk-duduk tidak akan memenuhi areal tangga (entah kalau lebaran). Yang jadi catatan, di sepanjang jalur pendakian tidak ada shelter beratap untuk berteduh, jadi kalau kepanasan ya hayuk, kalau tiba-tiba hujan ya hanya bisa pasrah. Untungnya saat kami mendaki kemarin, cuaca sangat bersahabat, agak mendung jadi adem. Beberapa kali kami berhenti dan bodohnya pula kami nggak bawa air minum sama sekali, jadi kami harus terus menerus menyemangati kiddos agar mau terus mendaki dengan iming-iming di atas nanti ada kios jualan, baby B bahkan ngambek dan 2-3 kali minta digendong. Akhirnya 1/2 jam kemudian tibalah kami di puncak pendakian, udaranya lebih dingin lagi, dengan areal berpasir (pasir hitam hasil erupsi gunung berapi) dan pemandangan kawah gunung galunggung yang menghijau.

Gunung galunggung terhitung masih aktif dan sewaktu-waktu bisa kembali meletus. Kalau mau turun hingga ke kawah sudah tersedia anak tangga juga, tapi kami memilih untuk menikmati pemandangan kawah tersebut dari ketinggian saja, sambil menikmati secangkir teh hangat dan mengisi kembali energi yang terkuras. Jangan heran kalau harga makanan di kios di atas lebih mahal, hitung-hitung ongkos penjualnya untuk naik turun tangga setiap hari. Kawasan gunung galunggung ini juga dijadikan tempat latihan angkatan bersenjata, di puncak nya berdiri tugu tradisi brigif 13 galuh dengan lambang macan. Kabut yang turun cukup pekat sehingga di beberapa waktu kami bahkan tidak bisa melihat pemandangan di sekitar dengan jelas.

Setelah turun kembali, kami menyempatkan melihat galunggung tunnel, suatu terowongan air yang di kala gunung galunggung meletus, akan berfungsi sebagai sodetan yang menjadi jalur mengalirnya lahar.

Imah Mang Asep 

Sepulang dari galunggung, kami mengarahkan mobil ke pusat kota tasikmalaya, jadi agak bolak-balik sih, karena setelah ini rencananya kami mau menuju Garut, tapi berhubung suami sudah janjian ketemuan dengan teman-temannya dari kemarin, jadi hayuklah.

Imah Mang Asep merupakan restoran yang tergolong masih baru, terletak di pusat kota tasikmalaya, tepatnya di Jl HZ Mustofa yang seringnya macet. Pemiliknya Mang Asep adalah yang juga pemilik Asep Strawberry yang banyak cabangnya di mana-mana.

Menyandang tagline “Tempat Endah, Harga Mirah” (tempat indah, harga murah), memang restoran ini didesain dengan konsep sunda yang sangat kental dan bagus. Hampir semua ornamennya terbuat dari kayu dan bambu. Di pintu masuk terdapat suatu lorong yang dinaungi pergola bambu dan ornamen caping yang disusun bertumpuk serta lesung lengkap dengan alu-nya di kanan kiri. Para pelayannya pun mengenakan baju adat sunda dan dari speaker terdengar degung sunda mengalun.

Interior di dalamnya lebih semarak lagi, area makan dihiasi dengan payung-payung kertas khas tasikmalaya yang beraneka warna. Pilihannya bisa duduk di kursi atau lesehan, dua-duanya sama-sama nyaman. Di salah satu sisinya terdapat air mancur buatan, disediakan juga fasilitas mini playground untuk anak.

Sayangnya menurut saya, dekorasi tidak diimbangi dengan rasa masakan. Masakan disajikan secara prasmanan, tapi varian menunya sedikit, kebanyakan yang disediakan adalah pelengkap seperti tumisan atau tempe tahu, untuk lauknya sendiri waktu saya datang hanya ada ikan mujair, kikil dan ayam . Itupun kita tidak bisa request minta dihangatkan seperti di RM Ampera, rasanya pun biasa saja. Harganya memang murah, kemarin kami makan berempat hanya habis 51 K, mujair dibanderol 7,7 K, ayam 6,6 K, tumisan-tumisan sekitar 3-5 K. Tapi kalau mau jujur porsi lauk memang lebih kecil, misalnya saja ayam kalau di restoran sejenis kan ayam dipotong 4 atau paling banter 6, kalau di sini mah potong 8 (ini ibu-ibu yang sering ke pasar yang tau :)), mujairnya juga kecil banget, macem yang sekilo isi 7/8. Kalau nasi karena ambil sendiri, mau sedikit banyak harganya sama. Teh tawar gratis dan boleh ambil sepuasnya. Overall. lumayan lah untuk tempat kumpul-kumpul atau ngisi instagram karena tempatnya bagus.

Kampung Sampireun Resort and Spa

Awalnya nggak ada rencana mau nginep di sini, pokoknya long weekend mau dihabiskan di rumah mertua indah aja, tapi … entah kenapa sejak pernah dirawat di RS, baby B sekarang polahnya lagi biking geleng-geleng, selalu rewel dan gak betahan, di jalan rewel dan cepet bosen, di rumah orang maunya minta pulang mulu, hadeuh. Karena baby B ngamuk terus, akhirnya pas kamis malem dadakan banget kami langsung browsing aplikasi pemesanan hotel online, pilihannya ada dua, mau ke garut atau ke bandung, kalau ke garut lebih deket tapi rata-rata harga penginapannya (yang kebanyakan adalah resort harganya mahal), sementara bandung lebih banyak pilihan tapi jauh. Akhirnya setelah berjibaku antara traveloka dan agoda, kami memutuskan menginap di kampung sampireun yang terletak di garut, yah mau emaknya juga sih, karena dari dulu penasaran pingin ke sana.

Udah tau kampung sampireun dari lama, sejak zaman browsing-browsing waktu nyari destinasi honeymoon dulu. Kalau dari materi promosinya kayaknya bagus banget, konsepnya sundanese romatic lah, tapi belum kesampaian karena rate-nya yang lumayan mahal. Kemarin ini karena dadakan, pilihannya yang masih terjangkau antara dariza (udah pernah), kampung sampireun, mulih ka desa dan bukit alamanda, karena hampir sama harganya, akhirnya milih sampireun, itu juga cari kamar yang tarifnya paling murah, yaitu deluxe garden villa.

Jalan Samarang – Kamojang yang menuju ke resort merupakan jalan yang sempit dan berliku-liku. Resortnya sendiri tidak terletak di pinggir jalan, melainkan sekitar 100 m masuk dan melewati perkampungan penduduk.

Setelah menyelesaikan proses check in dan diberikan secarik kertas berisi rincian free voucher, kami diantar menuju kamar oleh concierge. Tepat di belakang lobby adalah highlight resort ini yaitu danau yang dikelilingi oleh cottage-cottage bernuansa sunda dengan sampan-sampan yang bisa digunakan untuk mengarungi danau. Resort kami letaknya agak di belakang, dekat dengan restoran Seruling Bambu, kolam renang dan playground. Restoran Seruling bambu juga dibuka untuk umum sehingga walau tidak menginap pun masih bisa makan dan sekalian foto-foto di area resort.

0051
Pemandangan danau di kampung sampireun

Deluxe Garden Villa merupakan bangunan modern bertipe duplex dengan 4 kamar. Di bagian belakang terdapat serambi dengan kolam ikan dan pemandangan kebun. Kamarnya sendiri ber-furniture modern dengan fasilitas standart, tidak dilengkapi AC karena daerah samarang ini suhunya sudah sangat dingin. Setelah beres mandi dan shalat, sambil leyeh-leyeh saya meneliti kembali voucher yang diberikan, jadi kami mendapat free afternoon tea (di restoran jam 15.30 – 18.00), free bajigur (diantar ke kamar pukul 21.00), free surabi (diantar ke kamar pukul 07.00 pagi) dan free breakfast. Di kamar disediakan permainan congklak dan makanan ikan, jadi sambil mengisi waktu, pak suami malah ngajarin baby G bermain congklak, sementara baby B anteng kasih makan ikan.

Karena perut mulai lapar, kami menuju ke restoran untuk afternoon tea, selain tea/coffee, disediakan pula snacks berupa singkong rebus, gorengan ubi dan nanas (yang bikin merem melek saking kecutnya).

Setelah itu kami menuju area danau untuk main perahu, ikan-ikan yang berada di danau sangat sehat dan lincah serta langsung jadi favorit anak-anak. Setelah melongok sana-sini kok kayaknya perahu-perahu tersebut disediakan private untuk penyewa cottage tepi danau, karena masing-masing ditambatkan di dermaga dan ada nomornya. Kami pun bertanya pada petugas dan memang begitulah, katanya ada disediakan 2-3 perahu yang boleh digunakan, perahu tersebut tidak ada nomornya.

Untung suami yang bermata jeli melihat ada perahu tertambat di dermaga di sisi seberang, jadilah kami mengitari separuh sisi danau untuk mendapatkan perahu, untungnya lagi suami saya tukang dayung yang cukup mahir, jadi kami nggak perlu minta didayungkan petugas. Cukup menyenangkan mengarungi danau di senja hari dengan perahu, walau terus terang saya tidak terlalu terkesan dengan pemandangan kampung sampireun yang walaupun memang indah, tapi tidak seindah sangkaan saya sebelumnya, apa mungkin karena saya sudah mencoba beberapa resort lain yang hampir setipe ya? bisa jadi.

Puas bermain perahu, kami kembali ke kamar untuk shalat maghrib. Menjelang makan malam kami kembali ke restoran, di sana sudah disediakan sajian buffet untuk dinner, tapi sayangnya karena kami nggak mendapat fasilitas free dinner, jadi kami harus pesen menu ala carte, tapi lumayan dapet diskon 15%. Restoran ini kebanyakan menyediakan menu masakan sunda walau ada sedikit pilihan western seperti steak. Kami memesan mie goreng, soto ayam dan sup patin, rasanya so-so lah. Kampung sampireun ini terletak jauh dari mana-mana, tidak ada restoran dekat sini, jadi kalau mau makan ya mau nggak mau ke restoran di resort.Pukul 21.00 lewat, seorang petugas mengantarkan dua mangkuk bajigur ke kamar, bajigur nya lumayan enak dengan rasa pedas yang menyengat.

Esoknya setelah terlelap semalaman, saya terbangun dalam kondisi kaki pegal-pegal, imbas kemarin mendaki gunung galunggung. Pagi-pagi, kiddos sudah nagih janji untuk main ke playground dan lanjut berenang, padahal airnya dingin banget. Daerah samarang – kamojang memang tidak dilalui mata air panas, jadinya tidak ada kolam renang air panas seperti resort-resort di cipanas atau darajat.

Setelah beres mandi, kami duduk-duduk sambil menunggu surabi datang, tapi hingga jam 07.30 tidak kunjung tiba juga, akhirnya karena sudah kelaparan, kami langsung menuju restoran untuk breakfast. Varian breakfast-nya cukup banyak dan lengkap denga rasa yang enak. Perut kenyang, hati pun senang, setelah beres kami check out karena tidak mau terkena macet di jalan.

 

 

 

Garut, Indonesia, West Java

Kampung Sumber Alam

Garut yang beken dengan julukan Swiss van Java memang memiliki panorama alam yang sangat indah, ditambah lagi dengan suhu udara yang sejuk dan mata air panas alami, menjadikan Garut tempat yang sangat nyaman untuk santai dan beristirahat.

Berbagai tipe akomodasi ditawarkan di Garut, termasuk beberapa resort hotel yang menawarkan suasana pedesaan khas sunda. Sisa libur lebaran kemarin kami manfaatkan dengan menginap semalam di Kampung Sumber Alam yang berlokasi tidak jauh dari obyek wisata Cipanas.

Hari senin tersebut, di mana kebanyakan orang-orang sudah masuk kantor di ibukota, membuat perjalanan kami dari Tasikmalaya sangat lancar, suasana jalan sangat lengang. Setelah mampir sebentar di Asep Liwet Stroberi cabang Tarogong untuk makan siang, kami segera menuju ke kawasan Kampung Sumber Alam. Kondisi jalan raya di sini masih sama saja seperti saat terakhir saya berkunjung ke Cipanas, rusak dan bolong-bolong dengan kondisi aspal yang sudah aus, padahal Cipanas ini termasuk obyek wisata yang sangat ramai.

Pukul 12.00 siang kami sudah sampai di resort, saya segera menuju meja resepsionis untuk check in. Karena sudah lewat musim libur maka kamar yang kami booking sudah siap dan langsung bisa ditempati tanpa harus menunggu pukul 14.00 seperti yang tertera dalam peraturan. Resepsionis memberikan kunci kamar berikut setumpuk kupon yang terdiri atas kupon breakfast, kupon dinner, kupon memancing free 1 kg, kupon mengolah & memasak hasil pancingan, kupon snack jajanan pasar dan kupon kolam renang.

Kampung sumber alam berkonsep suasana pedesaan khas sunda, akomodasi yang disediakan berupa bungalow yang berbentuk rumah adat sunda. Bungalow ini dibangun dengan pondasi di dasar kolam, atapnya berupa ijuk dan dindingnya berupa anyaman bambu. Bungalow-bungalow ini dikelilingi dengan kolam-kolam luas dan pepohonan yang asri.

Kami menyusuri jalanan setapak hingga mencapai bungalow yang sudah kami booking. Bungalow kami bernama “Bungalow si ceeh” yang berupa satu bangunan dengan dua suite terpisah . Yang mengejutkan ternyata bungalow ini terdiri dari dua lantai, lantai satu merupakan ruang tidur , sementara lantai dua-nya berupa loteng kecil tanpa furniture yang bisa diakses melalui tangga.

Setelah melewatkan waktu dengan tidur siang, sorenya kami menuju ke kolam renang yang letaknya di samping lobby resepsionis. Terdapat tiga kolam besar, satu untuk anak yang dilengkapi dengan seluncuran, satu untuk dewasa dan satu lagi adalah jacuzzi pool yang letaknya paling atas. Semuanya merupakan kolam air panas. Kiddos pun langsung menuju kolam pertama untuk main seluncuran dan basah-basahan.  Sambil menunggu, saya yang hari itu males basah, malah ngemil siomay yang bisa dibeli di kios dekat kolam renang. Setelah kiddos puas berenang, kami kembali ke kamar untuk mandi dan beristirahat.

Selepas itu tadinya kami bermaksud menukarkan kupon free snack (maklum abis berenang jadi lapar), namun ternyata stan untuk snack hanya beroperasi hingga jam 3 sore saja. Akhirnya kami hanya berjalan-jalan saja menyusuri jalan setapak hingga bertemu kolam pemancingan di mana suami akhirnya berhenti untuk ikut bapak-bapak lainnya memancing (alat memancing berikut umpannya bisa diambil di kolam pemancingan), sementara saya dan kiddos jalan terus hingga bertemu area playground yang cukup banyak mainannya.

20170704_074659
Kolam pancing

Sebenarnya hampir semua kolam di kampung sumber alam diperbolehkan untuk kegiatan memancing kecuali sedikit yang diberi keterangan “dilarang memancing”. Sesudahnya suami saya pindah memancing di teras bungalow, sementara saya dan kiddos memilih foto-foto di area jalan setapak dari kayu yang dikelilingi kolam dan bungalow yang kebetulan sangat indah untuk difoto.

 

Jam makan malam dimulai pukul 19.00, karena sudah lapar kami langsung menyerbu restoran, kebetulan lokasinya tidak jauh. Restorannya sendiri luas dengan pilihan beragam menu buffet. Makan malam diiringi dengan lantunan live music.

Keesokan paginya, setelah sarapan di restoran semalam, kiddos minta berenang lagi. Berenang di pagi hari lebih menyenangkan lagi, karena matahari berangsur-angsur naik sehingga suhu udara tidak terlalu dingin. Sehabis berenang, kami menukarkan kupon free snack yang sayangnya cuma dapet satu jatah saja, pilihannya ada bakso cuanki (atau bakwan malang), sosis bakar dan sate ayam. Karena cuma dapet jatah satu, tentunya kami minta tambah lagi dengan membayar yang sayangnya harga per porsinya agak pricey, satu porsi cuanki dibanderol 25K.

IMG20170704103522
Gerobak snack di lapangan outbond

Setelah puas makan, saya dan anak-anak kembali ke cottage untuk bersantai sambil nonton TV, sementara suami meneruskan memancing sampai kuota 1 kg-nya terpenuhi. Pulang-pulang suami membawa sekotak sterefoam isi ikan mas yang sudah disiapkan dan digoreng oleh pihak hotel:). Siang itu selepas dzuhur, kami baru check out, sungguh pengalaman yang menyenangkan.

20170703_174206
Memancing di kamar cottage

 

 

Bogor, Indonesia, West Java

Nge-Bogor Heula

Di suatu weekend, suami saya dan beberapa teman kantornya merencanakan untuk melewatkan akhir pekan bersama di Puncak. Karena masing-masing merupakan keluarga dengan anak balita, maka dipilihlah beberapa tempat wisata ramah anak, antara lain curug cilember dan taman matahari yang berlokasi masih di sekitar Megamendung plus kuntum farmfield di Tajur.

Kami janjian di rest area Sentul pukul 06.00 pagi dan setelah duduk-duduk sebentar di Cafe Alfamart sambil sarapan, kami meneruskan perjalanan. Btw, Alfamart di rest area ini tergolong lengkap jualannya, selain ada coffee shop yang juga bakery, di sini juga menjual bento box yang tinggal dipanaskan di microwave. Disediakan juga beberapa kursi dan meja untuk menyantap makanan.

CURUG CILEMBER

Sampai di exit gerbang tol Puncak, jalanan sudah mulai merayap dan ujung-ujungnya kami tetep kena one way, akhirnya barulah jam 09.00 jalur dibuka. Karena belum ada satupun anggota rombongan yang pernah ke Cilember (kecuali suami saya, itu juga udah lama banget), kami pun mengandalkan google map yang menunjukkan 3-4 lokasi berbeda untuk keyword “curug cilember”, yang kayaknya semuanya ngaco. Tidak jauh setelah melewati cimory riverside, ada belokan kecil ke kiri, suami saya pun bertanya pada tukang parkir apakah dari sini bisa ke cilember dan diiyakan. Jalanannya kecil dan sempit, kalau kebetulan berpapasan dengan kendaraan lain harus berhenti dan mepet-mepet. 10 menit kemudian kami melewati pintu belakang Taman Wisata Matahari, dari sini kami kembali bertanya ke penduduk sekitar dan ternyata masih sekitar 4 km lagi jauhnya. Jalanan terus menanjak melewati banyak vila-vila (yang disewakan) hingga akhirnya tibalah kami di lokasi. Tidak banyak petunjuk arah menuju Cilember, hanya ada satu plang kecil yang juga harus jeli melihatnya.

Parkir mobil terletak 50 m sebelum pintu masuk cilember, areanya cukup luas dengan tarif 10 K/mobil. Udara sejuk khas pegunungan menyambut begitu keluar dari mobil. Dari parkir mobil konturnya agak menanjak, selama berjalan kami melewati beberapa penjaja makanan. Di samping loket tiket terdapat plang eye catching dengan huruf-huruf hijau terang bertuliskan “Curug Cilember” yang membuat kami tidak bisa menolak keinginan foto bersama dulu di depan tulisan ini. Harga tiket masuk sebesar 20K untuk dewasa, kiddos masih belum bayar. Tiket ini sudah termasuk free ke taman kupu-kupu.

1
Welcome to Curug CIlember

Setelah melewati loket tiket terdapat dua jalur yang dibatasi pagar bambu, pengaturan jalur di kawasan wisata ini sudah cukup bagus dan rapi, ada yang arah masuk dan ada arah keluar yang masing-masing dipisahkan dengan pagar bambu, jadi wisatawan tidak akan amprokan. Di jalur yang satunya (yang harusnya untuk exit) terdapat kolam besar yang dipenuhi ikan koi oranye gemuk-gemuk. Kiddos pun langsung menerobos pagar bambu untuk “say hello to fishes”. Setelah itu kita akan melewati jembatan beralas anyaman bambu hingga menuju pos pemeriksaan tiket dan seterusnya melewati jalan setapak berbatu yang menanjak. Pepohonan tinggi, terutama pinus, menaungi rapat di atas kami, menciptakan pemandangan indah menghijau, sangat menyegarkan untuk mata yang sehari-hari harus berkutat dengan komputer.

Tidak lama kemudian sampailah kami di suatu rumah kaca bundar dengan kaca patri berhiaskan kupu-kupu aneka warna, bangunan tersebut adalah taman kupu-kupu. Areanya sendiri tidak terlalu luas dan sayangnya saat kami datang adalah musim kepompong, jadi hanya 1-2 kupu-kupu kecil yang tampak.

5
Taman kupu-kupu

Kami melanjutkan perjalanan melewati areal perkemahan yang dipenuhi aneka tenda , cukup banyak juga ternyata yang berkemah di sini. Perjalanan terus menanjak hingga akhirnya bertemulah kami dengan Curug Cilember.

12
Area perkemahan

Curug Cilember sendiri sebenarnya terdiri atas 7 air terjun, air terjun ketujuh adalah yang lokasinya paling bawah dan paling mudah dijangkau oleh wisatawan, sementara yang lainnya mengharuskan kita trekking lebih jauh lagi dengan medan makin berat. Karena membawa anak, tentulah curug ketujuh sudah cukup bagi kami.

Air terjun ketujuh Cilember ini tidak terlalu tinggi dan karena kami datang di musim kemarau, debit airnya kecil bahkan kolam-kolam tampungannya pun terlihat sangat dangkal.  Untuk mendekati posisi air terjun kita harus sedikit mendaki melalui jalur berbatu yang di beberapa tempat agak licin dan sempit. Pengunjung di pagi hari tersebut belum terlalu banyak sehingga kami bisa leluasa mengambil foto dan bermain air di kolam-kolam yang terletak agak di bawah.

TAMAN WISATA MATAHARI

Sesudah sedikit bermain air di curug cilember, kami melanjutkan perjalanan menuju Taman Wisata Matahari yang jaraknya hanya sekitar 15 menit perjalanan. Kami masuk lewat pintu masuk belakang, di mana begitu keluar area parkir kami disambut sebuah pesawat yang difungsikan sebagai semacam wahana.

Tiket masuk taman matahari sebesar 45 K/orang, anak dengan tinggi badan lebih dari 80 cm sudah dikenakan biaya. Tiket masuk tersebut sudah termasuk gratis untuk 5 wahana permainan (waterpark, perahu kayak, kereta kelinci, padamoto, menara pandang) dan diskon 10 % di Sunda Express Resto. Area taman matahari sangatlah luas, namun kurang teduh karena tidak terlalu banyak pepohonan. Kami juga tidak diberi peta area di loket tiket sehingga sedikit menyulitkan mencari letak wahana-wahana yang ada.

Karena sudah hampir jam makan siang, kami langsung menuju Sunda Express Resto (karena paling dekat dari lokasi masuk kami) untuk makan siang dan shalat. Di luar dugaan ternyata sunda express di sini terlihat sangat sederhana, dengan beberapa area makan duduk dan area lesehan yang sayangnya kurang terjaga kebersihannya. Resto tersebut dikelilingi oleh parit kecil dan bersebelahan dengan kolam terapi ikan.

dsc_4858-1f-1246_228-t598_26
Sunda express (sumber:tamanwisatamatahari.co.id)

Menu yang ditawarkan tidak terlalu banyak ragamnya, satu paket nasi ayam bakar/goreng dibanderol 39 K. Pembayaran hanya menerima cash, membuat saya sedikit kelabakan karena uang cash yang dibawa sudah habis, untungnya di depan sunda express ada sebuah indomaret dengan fasilitas tarik tunai.

Sembari menunggu sajian datang, saya mengintip sebentar ke wahana padamoto yang terletak persis di samping kiri sunda express. Wahana podomoto adalah wahana yang dilengkapi dengan berbagai background 3D standar yang tujuan utamanya adalah untuk berfoto-foto, sudah bisa ditebak wahana ini dipenuhi oleh para ABG. Karena kurang tertarik saya pun menyarankan kepada teman-teman untuk skip saja wahana ini.

Setelah makan siang, kami berjalan menuju area waterpark padahal saat itu panasnya ampun-ampunan, rasanya pingin bilang nggak usah berenang aja tapi kiddos memang tidak bisa dilawan karena mereka tadi belum puas main air di Cilember.

Matahari waterpark berlokasi di dekat pintu masuk utama, jadi lumayan jauh juga jalannya. Kondisi di dalam taman matahari tak ubahnya di Ragunan, banyak pedagang  dari luar bebas masuk, menggelar lapak di pinggir jalan dan berjualan menawarkan aneka barang ataupun makanan. Kebersihan taman matahari pun rasanya perlu ditingkatkan termasuk kondisi sejumlah wahana yang sepertinya perlu perawatan agar tidak terlihat bladus/kusam.

Di pintu masuk waterpark barang-barang kami diperiksa oleh petugas, karena ada larangan membawa makanan dan minuman dari luar. Waterparknya sendiri ternyata sangat luas dengan berbagai pilihan kolam yang cocok untuk anak. Anak-anak pun langsung bersemangat minta ganti baju untuk segera berenang. Nah yang menurut saya agak kurang sreg adalah toilet dan ruang ganti di area waterpark harus bayar, aneh nggak sih? coba aja hitung berapa kali kita keluar masuk mulai dari ganti baju, bilas,  mandi belum kalau buang air ke toilet. Bukan cuma saya yang menganggap kebijakan ini konyol, banyak juga yang berpendapat sama.

Disediakan beberapa stan makanan dan kursi-kursi untuk duduk-duduk menunggu yang berenang. Kiddos langsung bersemangat hilir mudik di antara kolam dengan seluncuran ataupun kolam dengan ember tumpah. Kedua kolam tersebut cukup aman untuk kiddos karena dangkal, walau harus tetap diawasi oleh orang tua karena kadang anak-anak kalau bermain tidak lihat-lihat, sering tidak sengaja menyikut atau mendorong anak lainnya. Kira-kira sejam kemudian barulah kiddos mau dibujuk (dengan susah payah) untuk udahan.

21
Matahari Waterpark 

Dari waterpark kami berjalan kembali menuju arah pintu belakang, setelah sebelumnya mencoba wahana kereta kelinci yang letaknya nyempil dan susah dicari (kami sampai nanya 2x ke petugas). Gampangnya, lokasinya di belakang kincir angin besar ala belanda yang berada di depan danau.

23
Kereta kelinci

Dari kereta kelinci kami meneruskan perjalanan menuju danau di mana wahana perahu kayak berada, cukup mudah menemukannya karena terletak dengan menara pandang yang menjulang tinggi. Susah-susah gampang mengemudikan perahu kayak dengan dayung, terkadang arahnya menyimpang atau bahkan menubruk pinggiran danau, perahu kayak bebas dipakai selama 30 menit.

Karena kiddos sudah cukup lelah maka setelah berperahu kayak, kami men-skip saja wahana menara pandang . Begitu sampai di mobil, kiddos pun langsung terlelap.

CIMORY RIVERSIDE

Karena kebetulan melewati Cimory Riverside, para ibu-ibu (termasuk saya) langsung punya inisiatif untuk mampir. Apa yang istimewa dari cimory riverside? pertama saya bilang adalah karena pemandangannya. Terdapat sebuah restoran dengan pemandangan pinggir sungai yang cantik apalagi di senja hari, walau (setelah 2x makan di sana) menu yang disajikan tergolong biasa saja. Selain restoran, terdapat pula sebuah toko swalayan yang menjual tidak hanya produk susu dan yoghurt dari cimory, melainkan juga aneka snack, kue-kue dan frozen food. Asiknya lagi area cimory ini dihias sedemikian rupa dengan atribut-atribut cantik yang memungkinkan kita jepret-jepret. Disediakan pula musholla yang cukup luas dan area playground untuk anak-anak.

Setelah sedikit berbelanja di toko, kami bermaksud berjalan-jalan sebentar di area pinggir sungai, namun ternyata hanya pengunjung restoran yang diperbolehkan masuk gratis, sedangkan kalau yang melalui toko harus bayar lagi.

KUNTUM FARMFIELD

Keesokan harinya, setelah menginap semalam di area Cipaku yang sejuk. Paginya kami berkunjung ke Kuntum Farmfield yang berlokasi di Tajur, dalam perjalanan kami melewati sejumlah toko tas asli buatan Tajur yang memang sudah terkenal.

Sebenarnya ini sudah kunjungan kami yang ketiga ke Kuntum Farmfield, tapi rasanya tidak bosan karena wisatanya sangat  bermuatan edukasi bagi anak. Sesuai namanya, kuntum farmfield merupakan suatu wisata agro yang memungkinkan anak-anak berinteraksi lebih dekat alam, pilihan aktivitasnya banyak seperti memberi pakan ternak, menangkap ikan, memetik sayur dan naik kuda.

Harga tiket masuknya sebesar 40 K/orang. Lobby tempat penjualan tiket juga merangkap toko yang menjual aneka produk tanaman dari Kuntum Farmfield, mulai dari tumbuhan bunga dan buah dalam pot hingga ke hasil alam dan buah yang sudah dikemas rapi. Di belakang booth penjualan tiket tersedia sejumlah bilik toilet bersih.

Begitu masuk kita akan melewati jembatan kayu yang berdiri di atas sejumlah kolam-kolam berisi aneka ikan gemuk-gemuk, mulai dari lele, mujair hingga koi. Setelah itu kita akan menjumpai bangunan kecil di mana terdapat penyewaan caping gratis, capingnya sangat berguna untuk melindungi wajah dari cuaca terik.

Setelah itu kita akan berjumpa dengan deretan kandang kambing yang sangat banyak. Terdapat sebuah kios tempat membeli pakan ternak, ada susu untuk kambing (5K/botol), susu untuk sapi (10K/botol), rumput untuk sapi (5K/ikat), sepaket makanan kelinci (10K/bakul), makanan ayam (10K/bks) dan makanan ikan (10K/bks). Kiddos pun takut-takut tapi bersemangat mencoba memberi susu kepada para kambing yang sangat agresif berebut susu sampai kadang mereka menjerit. Dari kandang kambing, kiddos meneruskan ke kandang kelinci dan hamster yang dibiarkan bebas berkeliaran, sambil memberi makan mereka mengelus-ngelus bulu kelici yang halus atau “mencomot” hamster.

 

Setelah itu adalah area kandang sapi di mana terdapat sejumlah kandang dengan sapi-sapi gemuk dan sangat terawat. Seterusnya ada kolam ikan, kandang burung, kandang ayam, kandang bebek, kandang angsa dan bahkan kolam berisi kura-kura. Saya sangat suka dengan kuntum farmfield karena pengelolaanya yang sangat top, dari sekian banyak hewan dan kandang, perawatannya sangat bersih, bau-bauan yang ada diminimalisir, kandang dan kondisi hewan pun sangat bersih dan hewan-hewan yang ada rata-rata gemuk dan sehat.

Area belakang merupakan area pertanian dan perkebunan, aneka tanaman yang dibudidayakan boleh dipetik sendiri dan nantinya dibayar setelah ditimbang. Ladang-ladang luas berisi aneka tanaman, membuat kami menjelaskan beraneka ragam nama tumbuhan kepada kiddos.

Melewati area perkebunan adalah area kuda tunggang dengan tarif 40K, kiddos pun antusias dan berani naik sendiri tanpa didampingi, jarak tempuhnya lumayan dengan durasi sekitar 10-15 menit memutar.

D’LEUIT RESTO

Salah satu resto favorit kami di Bogor, selain karena rasa masakannya enak dan harganya terjangkau, bangunannya luas, dilengkapi musholla dan playground serta lokasinya tidak jauh dari pintu tol. Sayangnya area parkirnya justru tidak terlalu besar, jadi mobil-mobil banyak yang terpaksa parkir di pinggir jalan.

Suasana saat makan siang sangatlah ramai sehingga kami menunggu untuk waiting list dulu, itupun dapetnya ruangan yang biasanya untuk private (namun karena ramai akhirnya dibuka).

Ada berbagai macam menu yang ditawarkan mulai dari menu sunda hingga menu oriental. Menu khas dari D’Leuit adalah nasi jambal yang terdiri atas nasi jambal (nasi yang dicampur olahan ikan asin jambal)+pilihan ayam/daging/ikan+tahu+bakwan jagung+sayur+sambal dan kerupuk. Harganya dibanderol 39K/paket dengan porsi yang sangat mengenyangkan.

IMG02726-20120722-1745
Nasi Jambal D’Leuit