Kuala Lumpur, Malaysia

Day 8 Bye-bye Malaysia

Subuh – subuh (kenapa subuh? karena di malaysia yang waktunya lebih cepat sejam, jam 6 pagi masih seperti jam 5 di jakarta), kami sudah menggeret koper menuju ke stasiun LRT Plaza Rakyat yang jaraknya cukup dekat dengan area hotel. Dari LRT kami akan menuju Bandar Tasik Selatan untuk menaiki bus menuju Singapore. Rute perjalanan dari petalling street – bandar tasik selatan

  • Jalan kaki sekitar 5-10 menit menuju Stasiun LRT Plaza Rakyat
  • Naik LRT dari Plaza Rakyat (ST 4) turun di LRT Chan Show Lin (ST 1)
  • Dari Chan Show Lin, naiklah kereta jurusan Sri Petaling, turun di LRT Bandar Tasik Selatan (PH 5)
  • Dari Stasiun LRT Bandar Tasik Selatan sebrangilah jembatan (ikuti petunjuk arah) menuju Terminal Bus Bandar Tasik Selatan

Hebatnya sistem transportasi di negara maju, cuma dalam waktu satu jam kita sudah sampai di terminal bus bandar tasik selatan, no delay, no drama.

Nyamannya Terminal serasa di Bandara

Image
Terminal Bersepadu Selatan

Terminal Bersepadu Selatan atau yang selanjutnya disebut dengan TBS merupakan pusat terminal bus untuk jalur-jalur selatan di Malaysia. Sejak tahun 2012, semua bus yang akan berangkat menuju luar kota ke arah selatan akan beroperasi dari terminal bus ini (dulu memang masih ada yang dari kuala lumpur, sekarang tidak lagi). Untuk ukuran terminal bus gedungnya sungguh mewah, tidak terlihat kalau ini adalah sebuah terminal bus. Meski masih terdapat sejumlah pembenahan gedung bangunan, jalur dari stasiun LRT Tasik Selatan menuju gedung TBS sangat nyaman dilalui. Setelah itu, kita dapat mempergunakan eskalator ataupun tangga manual untuk naik dua tingkat menuju gedung TBS. Bagi manula dan penyandang cacat juga disediakan lift khusus. Setelah sampai di atas bangunan tetap ini, berjalan sekitar 50 meter di atas jembatan penyeberangan, maka sampailah Anda di Terminal Bersepadu Selatan.

Image

Pada saat sampai di pintu masuk TBS, ucapan selamat datang akan menyambut . Begitu pula dengan alat pendingin ruangan. Kebersihan gedung ini sangat terjaga. WC yang nyaman. Tersedia pula banyak loket-loket tiket untuk pembelian tiket perjalanan ke berbagai tempat di jalur selatan Malaysia. Meski tersedia banyak loket, masih juga banyak yang mengantre, lho. Jangan khawatir akan penyerobotan. Di sana para calon penumpang ini antre dengan rapi dan terbit. Benar-benar dibuat nyaman deh pokoknya. Penjaga loket pun bersedia memberi penjelasan tentang tujuan yang kita maui.Saya bergegas ke loket tiket terlebih dahulu untuk menukarkan tanda terima yang sudah dibeli di puduraya kemarin dengan tiket sungguhannya. 

Satu jam sebelum keberangkatan saya ke Singapura saya sarapan singkat di 7-11, di lantai atas terdapat ruang tunggu yang telah disediakan. Ada banyak ruang tunggu yang disediakan di sini. Bangku panjang berjajar. Ada layar televisi yang menemani para calon penumpang sembari menunggu keberangkatan bus. 

Image
Ruang Tunggu di Lt 1

Waktu keberangkatan makin dekat. Setengah jam sebelum keberangkatan, kami menuju gate keberangkatan, yakni gate 1. Benar-benar seperti di bandar udara. Gate keberangkatan berada di lantai bawah. Setiap eskalator yanng menuju gate keberangkatan, dijaga oleh petugas keamanan sekaligus pemeriksa tiket yang telah kami beli. Tiket yang sudah kami beli, dicek, apakah gate-nya benar atau tidak. Jika benar, silahkan menuju gate yang kita maksud.Akhirnya saya pun sampai di lantai bawah, persis di depan Gate 1 keberangkatan TBS-Johor Baru. Di lantai bawah ini juga disediakan tempat menunggu. Jadi, Anda masih bisa duduk santai sembari menunggu bus datang. Saya pun sempat singgah di wc-nya, benar-benar bersih dan sangat terawat.Akhirnya bus yang ditunggu pun tiba juga, bye-bye malaysia.

Perjalanan Menuju Singapore

Image
Transnasional bus

Perjalanan memakan waktu sekitar 6 jam, pemandangan yang ada sangatlah membosankan karena terus menerus melewati jalan tol ataupun kebun-kebun sawit. Mendekati perbatasan malaysia-singapore, kita akan melewati imigrasi sebanyak dua kali, yang pertama adalah imigrasi malaysia, di sini kita tidak perlu membawa barang-barang turun, cukup membawa paspor saja (duh petugas imigrasinya cakep banget, melayu banget mukanya). Selepas dari imigrasi malaysia, kita menaiki kembali bus yang tadi (ingat-ingat nomor bus agar jangan sampai tertukar) untuk menuju imigrasi singapore. Beberapa waktu kemudian sampailah ke bagian yang kedua yaitu imigrasi singapore, di sini kita diharuskan membawa semua barang bawaan kita untuk diperikda di mesin detektor (seperti di bandara) dan jangan lupa pula untuk mengisi lembar declaration form yang dibagikan di bus sebelum sampai di imigrasi singapore. Finally, bye-bye malaysia.

Image
Bridge between Malaysia and Singapore

Kesan saya tentang malaysia, indonesia banget deh

Terlepas dari sering berseterunya negara kita dengan negara tetangga yang satu ini, tetap tak dapat dipungkiri bahwa komoditas indonesia terutama band-band nya itu laku banget di Malaysia, selama saya di sana saya lebih sering mendengar lagu indonesia diputar di mana-mana, bahkan di mall besar. Lucunya lagi saat saya menyetel tivi, di salah satu channel tv ada sinetronnya nabila syakieb yang judulnya nugerah diputar, malah besoknya lagi ada sinetronnya kiwil, haha. Yang lebih lucu lagi, sepanjang perjalanan saya menuju singapore, pengemudi bus non stop memasang lagu dangdut lama macam dari evi tamala atau rhoma irama, nah ya, ngefans indonesia nih.

Tapi melihat siaran tv malaysia terus terang saya salut banget, banyak banget iklan layanan masyarakat yang sifatnya patriotisme (seperti di zaman pak harto dulu itu lho) yang isinya cintai negeri, cintai bahasa, juga sering banget diputer lagu kebangsaan di sela-sela acara tv. Selain itu di malaysia gak seperti di negara kita, mereka gak menjunjung tinggi pribumi seperti di negara kita, yang namanya bangsa pendatang keturunan seperti china dan india tetap dihargai dan bisa masuk jajaran pemerintahan, salut deh.

Udah gitu, menurut saya malaysia tuh santun banget, islamnya lebih kental berasa daripada di Jakarta. Kebanyakan warga melayu yang saya temui di sana berjilbab, yang gak berjilbab paling adalah warga keturunan china/india yang kemungkinan memang non muslim. Apalagi secara saya kebetulan kemarin baru pulang dari phuket yang serba wild, gila-gilaan dan maksiat (hahaha), berada di kuala lumpur ini berasa diingatkan lagi karena banyaknya masjid dan adzan berkumandang. 

 

 

Kuala Lumpur, Malaysia

Day 7 Kantoi ch 3 : Nyari oleh-oleh khas Malaysia

Central Market

Central Market
Central Market

Malamnya kita berkunjung ke Central Market untuk beli oleh-oleh khas Malaysia, pasar seni ini hanya berjarak 300 meter dari hotel. Tempat ini telah ada sejak tahun 1888 silam yang kala itu fungsinya sebagai pasar tradisional. Arsitekturnya memiliki nilai seni yang begitu tinggi sehingga tak heran lokus pasar ini kemudian dimasukkan sebagai Situs Warisan. Central Market ini sangat pas dikunjungi untuk yang memiliki jiwa seni tinggi dan ingin berburu berbagai barang kerajinan dan kesenian hasil kreasi dan daya cipta para seniman lokal Jiran Malaysia. Benda-benda seni yang bisa didapatkan disiniseperti batik, patung, lukisan, sarung dan berbagai benda antik lainnya. Kamu yang sangat menyukai benda-benda tersebut bisa menjadi tempat ini untuk berburu barang-barang antik yang belum tentu bisa ditemukan ditempat lainnya.

Selain dari gerai seni, di central market ini juga banyak dijual aneka snack untuk oleh-oleh, walau harganya agak mahal. Tapi saya rada bingung beli oleh-oleh snack di sini karena kebanyakan snack nya sama dengan yang ada di Indonesia. Di sebelah kiri bangunan central market ada lorong bernama kasturi walk yang juga berisi banyak pedagang cinderamata, Kasturi walk ini dinaungi oleh atap berbentuk layangan wau bulan yang merupakan layangan khas malaysia.

Kasturi Walk dan Layangan Wau Bulan
Kasturi Walk dan Layangan Wau Bulan
Inside the Central market
Inside the Central market
Sibuk pilih oleh-oleh
Sibuk pilih oleh-oleh

Petalling Street

Setelah menjelajahi central market, kita menuju ke petalling street. Petalling street ini adaalh china town-nya Malaysia, di mana isinya adalah kumpulan pedagang kaki lima yang menjual souvenir khas malaysia dengan harga murah.

Petalling street ini gampang dikenali karena pintu masuknya yang seperti gerbang khas china (tentunya ada tulisan petalling street), dan hiasan lampion tinggi di langit-langitnya. begitu memasuki kawasan petalling kita akan disambut hingar bingar musik khas China (seperti barongsai), tapi begitu masuk lebih ke dalam, suasananya persis di tanah abang. Lucunya dari awal saya masuk ke Malaysia, mulai dari bus hingga ke petalling ini, di mana-mana banyak diputar lagu band Indonesia seperti Peter Pan, Ungu, ST 12, Wali dll, hahahaha.

Petaling Street
Petaling Street
Inside china town with lampions
Inside china town with lampions

Kalau kamu mencari souvenir murah jangan lupa untuk datang ke sini, karena di sini sudah murah masih boleh ditawar pula. Bagi yang sudah biasa dengan barang-barang palsu di Jakarta seperti Rolex palsu, Adidas palsu, Prada palsu dan barang-barang asli tapi palsu pasti langsung familiar dengan daerah ini. Semua barang yang dijual disini palsu, dan kalau harga, kalau boleh saya bilang sepertinya sih lebih murah di Jakarta. Kalau mau beli oleh-oleh buat keluarga di Indonesia dan dengan harga yang relatif murah seperti kaos-kaos Kuala Lumpur, miniatur Petronas Towers, dan pernik2 lainnya disini lah tempatnya. Soal harga sebaiknya tawar harganya sampai 75% dari harga yang ditawarin pedagangnya. Kalau nawar barang disini harus tega, kalau enggak, wah nyesel nanti beli barang yang ternyata masih bisa ditawar lebih murah.

Jika bukan muslim ada baiknya mencoba masakan-masakan Cina disini yang relatif murah dan enak rasanya. Bagi yang muslim biasanya yang punya restoran akan bilang bahwa makanan ini ada babinya. Di Petalling street ini ada beberapa street food, salah satunya adalah gerai minuman bernama air mata kucing yang menurut saya enak banget. Air mata kucing ini sebenarnya adalah air tebu yang dicampur dengan buah longan. Ada juga penjual kacang yang saya gak tau namanya apa dan banyak tersebar di sini. Puas mencari souvenir untuk oleh-oleh , kami kembali ke hotel lagi untuk beristirahat.

Gerai Air Mata Kucing
Gerai Air Mata Kucing
Kuala Lumpur, Malaysia

Day 7 Kantoi ch.2 : the icon of kuala lumpur

Mengagumi hebatnya KL Sentral

Menyambung perjalanan sebelumnya, stasiun terdekat dari National Museum adalah KL Sentral. Sebenarnya, nama Kuala Lumpur Sentral merujuk pada seluruh kompleks bangunan yang mengelilingi stasiun ini yang terdiri dari perkantoran, kondominium,hotel dan mall sedangkan nama dari stasiun tersebut adalah Stesen Sentral. Pembangunannya terdiri dari dua fase dengan fase pertama hampir selesai sedangkan fase kedua direncanakan selesai pada 2010 dengan luas 290.000 m². KL sentral ini merupakan pusat dari sistem Rapid KL di Kuala Lumpur, mencakup LRT, Monorail , KLIA Ekspress dan juga KTM Komuter. Bangunannya sangat megah, malah lebih mirip disebut sebagai bandara daripada stasiun.  Kami lunch di food court KL Sentral yang terletak di lt.2. Dari KL Sentral (KJ 15), kami naik LRT Kelana Jaya hingga ke stasiun KLCC (KJ 10).

KL Sentral Design Plan
KL Sentral Design Plan
Inside KL Sentral
Inside KL Sentral

The Icon of Malaysia, Suria KLCC/Petronas

Twin Tower Petronas menara kembar ini adalah bangunan tertinggi di dunia sejak 1998 sampai 2004, kemudian dikalahkan oleh Taipei 101. Meski begitu, Menara Petronas sampai sekarang merupakan menara kembar tertinggi di dunia. Bangunan ini menjadi icon Kuala Lumpur bersama dengan KL Tower.

The Icon of Kuala Lumpur
The Icon of Kuala Lumpur
Petronas Tower & Suria KLCC
Petronas Tower & Suria KLCC

Menara Petronas berdiri setinggi 452 meter atau 1483 kaki dihitung sampai paling atas. Bentuk lantainya berupa dua buah persegi yang berpotongan membentuk bintang berujung delapan dan pada tiap titik perpotongannya ditambahkan sepotong lingkaran. Desain Cesar Pelli  ini menggunakan motif yang lazim digunakan dalam Seni Islam mengingat budaya Islam sudah menjadi ciri khas Malaysia.

Di antara kedua menara tersebut, dibangun sebuah jembatan (Skybridge atau Jejantas Udara) yang menghubungkan kedua menara pada lantai 41 dan 42. Jembatan ini adalah tujuan kunjungan turis yang datang ke Menara PETRONAS dengan jumlah tiket yang terbatas (sekitar 1200 buah). Selain itu, jembatan ini juga digunakan untuk evakuasi apabila terjadi keadaan darurat di sebuah menara sehingga penghuninya bisa pindah ke menara yang aman. Sebagaimana bangunan tinggi lain, Menara PETRONAS pun bisa bergoyang bila diterpa angin sehingga pembangunan jembatan pun tidak dipasang secara kaku pada kedua menara.Di bawahnya, terdapat Suria KLCC yang merupakan salah satu pusat perbelanjaan tersibuk di Malaysia dan terdapat pula Taman KLCC yang menyediakan trek joging, kolam bermain, dan tempat bermain untuk anak-anak serta mempertunjukkan kolam dengan air mancur simfonik. Selain itu terdapat pula Orkestra Filharmonik PETRONAS.

Karena kita datang siang hari tentunya kita sudah tidak bisa mendapat kesempatan unutk menaiki skybridge-nya, maka tujuan pertama adalah menjelajah Suria KLCC. Suria KLCC ini merupakan mall yang megah dan mewah, tapi lagi-lagi outlet dan restaurantnya banyak yang sama dengan di Indonesia. Terdapat Petrosains Center yang merupakan pusat peragaan ilmu pengetahuan yang ditekankan pada aspek industri minyak Malaysia, Petrosains terletak di lantai ke-empat Suria KLCC. Kami hanya berhenti sebentar di food courtnya yang terletak dekat dengan petrosains untuk light snack, setelah itu kami langsung menuju taman suria klcc yang terletak di lantai dasar.

Inside Suria KLCC
Inside Suria KLCC

Di depan suria klcc sendiri terdapat kolam air mancur yang sepertinya ada pertunjukkan water fountainnya, dan seperti kebanyakan turis yang nongkrong di sini, tujuan kita adalah untuk mendapatkan foto berlatar belakang suria klcc sekaligus petronas, hahaha. Kami hanya melihat-lihat sebentar areal tamannya (dekat aquaria KLCC) sebelum melanjutkan perjalanan ke another Icon, KL Tower.

Taman Suria KLCC
Taman Suria KLCC

Jalan lagi menuju KL Tower, touchdown at Jl. P. Ramlee & Malaysia Tourism Center

Karena menurut panduan website, jarak antara KL Tower dan KLCC cukup dekat hanya 15-20 menit berjalan, maka saya memutuskan untuk lagi-lagi berjalan kaki hingga ke KL Tower. Dalam perjalanan kita melewati jalan P. Ramlee yang merupakan pusat nightlife dan club yang ada di Kuala Lumpur, tapi karena kita ke sananya siang hari, tentu saja aktivitas semacam itu gak kelihatan sama sekali.

Jalan P. Ramlee di malam hari
Jalan P. Ramlee di malam hari

Selain itu kita juga melewati Malaysia Tourism Center yang merupakan bangunan tua  yang dibangun pada tahun 1935. Di Malaysia Tourism Center selain bisa meminta info secara lengkap mengenai wisata di malaysia , kita juga bisa melihat pertunjukkan kebudayaan yang dilaksanakan sesuai agenda .

Malaysia Tourism Center
Malaysia Tourism Center

KL Tower

Menara Kuala Lumpur atau Kuala Lumpur Tower adalah sebuah menara di Kuala Lumpur  yang dibuka pada tahun 1995 dan mencapai ketinggian 421 m, tertinggi ke-6 di dunia. Menara ini digunakan untuk memperlancar komunikasi dan seperti menara-menara tinggi lainnya, menara ini juga menyediakan dek pengamatan. Menuju ke KL Tower ini kelihatan gampang tapi susah banget, soalnya dari jauh (karena tinggi), kelihatannya deket banget, tapi begitu didekati kok ya nggak nyampe-nyampe ya, sampe terakhir salah masuk jalan. Jalannya juga cukup capek, karena terus mendaki, dan begitu sampai pintu gerbang nya rasanya pingin nangis karena ternyata kl tower letaknya masih di puncak bukit. Untungnya pihak pengelola menyediakan minivan gratis yang akan mengantar pengunjung dari pintu gerbang sampai ke lokasi kl tower dan juga sebaliknya, jadi kita gak usah capek-capek berjalan lagi.

Area Taman KL Tower
Area Taman KL Tower

Area depan KL Tower adalah suatu taman mini yang dinamakan Kampung Budaya 1 Malaysia, berisi beraneka macam rumah adat dari berbagai wilayah di Malaysia. Antara KL Tower dan dan Taman Mini terdapat suatu area taman dengan jembatan gantung, di mana kita bisa meng- capture photo dengan pemandangan KL Tower. Untuk masuk ke kampung budaya 1 Malaysia dan area taman ini tidak dipungut bayaran.

Pintu utama menara KL terbuat dari batu marmer yang dipesan khusus sehingga mirip dengan pemandangan luar Taj Mahal di India. Pada beberapa tempat di sekelilingnya dipasang kaca berkimia untuk mencegah masuknya polusi udara ke dalam menara. Desain puncak menara yang berbentuk nanas itu terinspirasi oleh nama kawasan Bukit Nanas, tempat menara tersebut didirikan. Desain bangunan, eksterior dan interior menara tersebut juga sengaja dirancang sedemikian rupa dengan dekorasi yang islami agar mencerminkan budaya Islam di Malaysia.

Kampung Budaya 1 Malaysia
Kampung Budaya 1 Malaysia
KL Tower
KL Tower

Di menara tersebut juga terdapat lantai pengamatan (observation deck) dimana anda dapat melihat pemandangan kota Kuala Lumpur dari atas. Harga tiket masuk menara ini lumayan mahal yakni RM45. Begitu kita sampai di observation deck anda kita diberikan audio seperti walkman yang akan menjelaskan nama-nama gedung atau bangunan yang ada di sekitar KL Tower sekaligus memberikan kita keterangan mengenai sejarah berdirinya menara ini. Di lantai observasi juga terdapat toko souvenir. Selain lantai pengamatan, anda juga bisa menikmati restoran berputar yang terkenal itu. Anda bisa makan sembari menikmati pemandangan kota 360 derajat karena restoran tersebut dapat berputar perlahan. Tapi untuk dapat menikmati menu-menu di restoran ini anda setidaknya harus memesan meja lebih awal, minimal seminggu sebelumnya.

KL Tower juga mempunyai tur untuk bird watching, camping, jungle trekking, jogging trails, forest walk, camping, playground, flora fauna dan Jelutong Tree. Dan yang membuat para pengunjung terkesan adalah liftnya yang super cepat, lift tersebut dapat membawa anda ke atas menara hanya dengan hitungan 54 detik dan kembali turun hanya dengan 52 detik. Ini benar-benar mengagumkan. Diantara daya tarik terbaru di Menara KL dan Bukit Nanas ialah aktivitas uji keberaniaan berupa “bungee jumping” yang dinamakan ‘The G-Force’. Masih ada tempat menarik lainnya yang bisa kita nikmati seperti bF1 Simulator Zone, Animal Zone, 4D theatre, dan masih banyak lagi.

Karena kita datang di hari yang masih siang, tentu rasanya percuma menaiki kl tower (lha apa yang mau diliat), akhirnya kita hanya berjalan-jalan di area kampung 1 malaysia dan area jembatan gantungnya saja. Saran saya kalau mau ke sini better di saat malam hari, jadi kita bisa menikmati pemandangan indah kuala lumpur dari ketinggian.

For more info about kl tower, klik websitenya http://www.menarakl.com.my.

Hunting Ticket Bus Transnasional ke Singapore

Sepulang dari KL Tower kita memutuskan untuk kembali ke hotel tapi sebelumnya terlebih dahulu kami membeli tiket bus transnasional untuk meuju ke Singapore di Puduraya Bus Terminal.

Rute dari KL Tower ke Puduraya Bus Terminal

  • Naik LRT Kelana Jaya dari Dang Wangi (KJ 12) , turun di stasiun Mesjid Jamek (KJ 13)
  • Ganti naik LRT Ampang Line dari Masjid Jamek (ST 5) ke Plaza Rakyat (ST 4)
  • Jalan kaki dari Stasiun Plaza Rakyat ke Pudu Raya Bus Terminal

Sesampai di puduraya bus terminal, kita langsung menghampiri konter penjual tiket bus transnasional , kita memilih jam keberangkatan terpagi yaitu pukul 08.30, bus transnasional ini akan berangkat dari Bandar Tasik Selatan.

Puduraya bus terminal
Puduraya bus terminal

 

 

 

 

Kuala Lumpur, Malaysia

Day 7 Kantoi Ch. 1 : Ngubek-ngubek Taman Tasik Perdana

Agenda hari ini adalah menyusuri kuala lumpur dengan rute taman tasik perdana beserta isi-isinya, petronas/suria klcc dan kl tower. Planning sedari Jakarta adalah kita akan menggunakan bus khusus wisatawan yaitu hop on hop off, karena memang tidak ada kendaraan umum yang melewati kawasan Taman Tasik Perdana.

KL Hop on Hop Off

Ada cara yang praktis untuk keliling kuala lumpur, naik saja bus Hop On Hop Off, yang akan mengantar kita ke hampir seluruh tempat wisata populer di Kuala Lumpur, terutama karena memang beberapa kawasan wisata tidak ada akses transportasi umum (misalnya taman tasik perdana) , daripada naik taksi tentu tarif yang dikeluarkan akan lebih mahal. Dengan tiket RM 45 (24 hours) atau RM 79 (48 hours), kita bisa berkeliling Kota Kuala Lumpur dengan bus tingkat dua tanpa takut tersasar. Tiket bisa dibeli di semua halte Hop On Hop Off yang berjumlah 23 buah. Puluhan halte bus tersebut berada di tempat-tempat populer seperti Menara Petronas, Istana Negara, kawasan belanja Bukit Bintang, Museum Negara, juga Chinatown. Asyiknya, tiket bus ini berlaku untuk 24 jam/48 jam (tergantung jenis tiket yang dibeli). Kita tak perlu membeli tiket lagi untuk melanjutkan perjalanan menuju lokasi lain selama bus yang ditumpangi adalah Hop On Hop Off. Bus ini beroperasi mulai jam 08.30-20.30 waktu setempat.

Selama perjalanan, seorang operator akan menjelaskan tentang jalan atau bangunan yang dilewati. Bus ini punya balkon di dek atas bagian belakang, sehingga kita bisa menghirup udara Kuala Lumpur serta mengambil gambar dengan leluasa. Di setiap halte, bus ini akan menurunkan penumpang tanpa menunggu mereka naik lagi. Para penumpang yang ingin turun dan berkeliling bisa menaiki bus selanjutnya. Bus selanjutnya akan tiba di halte tersebut sekitar 20 menit-1 jam kemudian.

Rute KL Hop on Hop Off
Rute KL Hop on Hop Off
Penampakkan Bus KL Hop on Hop Off
Penampakkan Bus KL Hop on Hop Off

Sebenarnya yang namanya bus hop on hop off ini bukanlah hal yang baru, karena di beberapa negara maju lainnya misalnya inggris atau singapura juga memiliki bus jenis ini. Jadi berandai-andai misalnya Jakarta punya ini yang ada malah habis waktu 24 jam tempat wisata yang didatangi baru sedikit karena macet dan gak ada yang mau duduk di dek bus karena udara di Jakarta yang ampun-ampunan, haha, yah semoga pariwisata di Indonesia termasuk akomodasi yang ada bisa diperbaiki lagi.

For more info bisa kilik websitenya http://www.myhoponhopoff.com

Ilham gak jelas datang dari mana

Entah saya kesambet apa, pokoknya gara-gara malamnya dapet peta tourism kuala lumpur dari resepsionis hotel, saya memutuskan untuk berwalking tour saja menyusuri taman tasik perdana, yang kalo dari peta kayaknya sih gak jauh (ceritanya ngirit juga, sotoy deh). Akhirnya setelah sarapan di 7-11, berangkatlah saya dan suami untuk memulai petualangan ngubek-ngubek kuala lumpur.

map_lg
Kalau liat dari peta kan deket ya antara Petalling Street dengan Masjid Negara

Destinasi 1 : Sri Mahamariamman Temple, Kuala Lumpur

Dengan semangat 45 dan berbekal senjata berupa peta, berangkatlah kita menuju spot tourist terdekat yaitu Sri Mahamariamman Temple. Kuil Sri Mahamariamman merupakan tempat yang disucikan oleh umat Hindu. Bangunan suci ini dibangun oleh Thambusamy Pillai pada tahun 1873 dan pada awalnya merupakan kuil pribadi keluarga Pillai. Dan seiring berjalannya waktu, sekitar tahun 1920 baru kemudian kuil ini dibuka untuk umum dan pengurusannya diserahkan seluruhnya kepada pihak yayasan yang secara khusus mengelola Kuil Sri Mahamariamman ini. Mahamariamman merupakan kuil India tertua di Malaysia dan banyak dikunjungi oleh umat Hindu juga kalangan wisatawan baik domestik maupun asing.

Sri Mahamariamman Temple
Sri Mahamariamman Temple
Ghophuram , piramid bertingkat 5 dengan hiasan dewa-dewa hindu
Ghophuram , piramid bertingkat 5 dengan hiasan dewa-dewa hindu

Sri Mahamariamman pada awalnya berlokasi didekat KL Railway Station, yang kemudian dialihkan ke Jalan Tun HS Lee, yang kebetulan lokasinya berdekatan dengan Chinatown. Itu terjadi pada tahun 1885. Struktur kuilnya menyerupai bentuk manusia yang berbaring dengan posisi kepalanya berada di Barat dan kakinya di Timur. Tak lupa pula ada menara yang berbentuk Piramida (ghophuram) yang dihiasi dengan patung dewa dan dewi diukir oleh pengukir dari India bagian Selatan. Bangsa Tamil memandang bahwa Sri Mahamariamman sebagai wakil dari Parvati atau Dewi Ibu.

Saat kami berkunjung ke sini tentunya banyak pemeluk agama hindu yang kebanyakan adalah orang India sedang beribadah. Kami menyempatkan masuk untuk melihat-lihat areal dalam kuil, diharuskan membuka alas kaki saat memasuki area kuil, di dalamnya terdapat beberapa altar pemujaan dengan banyak relief dan patung dari dewa-dewa hindu. Di sekitar lokasi Sri Mahamariamman banyak terdapat penjual karangan bunga khas india seperti yang banyak dipakai oleh orang india saat beribadah.

Kuil Hindu Sri Mahamariamman berlokasi di Jalan Tun HS Lee (Jalan Bandar), 50050, Kuala Lumpur, Malaysia

Penjual bunga untuk ibadah di sekitar kuil
Penjual bunga untuk ibadah di sekitar kuil

Across the street, meet the beautiful Kuala Lumpur Old Railway Station and KTM Building

KL Old Railway Station
KL Old Railway Station

Mengikuti petunjuk arah yang menuju ke Mesjid Negara, melewati stasiun LRT Pasar Seni hingga menyebrang Jl. Sultan Shahalludin, sampailah kita ke Kuala Lumpur Old Railway Station, suatu bangunan kuno cantik yang berasitektur campuran antara barat dan timur, bangunan ini selesai dibangun pada tahun 1910 dan memegang peran besar dalam perkereta apian di Kuala Lumpur sebelum difungsikannya KL Sentral pada 2001. Bedakan ya antara Kuala Lumpur Old Railway Station dengan KL Sentral, sementara Kuala Lumpur Old Railway Station bangunannya kuno banget (pas masuk aja saya merasa seperti peronnya Harry Potter untuk ke Hogwarts) dan sekarang hanya difungsikan untuk KTM Komuter, sementara KL Sentral adalah bangunan dengan desain modern dan sekarang merupakan pusat dari sistem Rapid KL. Jarak keduanya cukup berdekatan (cuma beda 1 stasiun).

Inside the Station
Inside the Station

Di seberang Old Railway Station berdirilah gedung yang kontras warnanya dengan Old Railway Station (Old railway berwarna putih), tapi sama kuno dan cantiknya, yaitu KTM Headquarter Building. Untuk menuju ke KTM Building, kita harus melalui terowongan bawah tanah yang letaknya menyebrang jalan di antara kedua bangunan tersebut.

KTM headquarter
KTM headquarter
Kiri Old Railway Station, kanan KTM Headquarter
Kiri Old Railway Station, kanan KTM Headquarter

Here we are at Taman Tasik Perdana Area

Menyebrangi jalan perdana yang ada di depan KTM Headquarter, sampailah kita di area taman tasik perdana.

Taman Tasik Perdana yang lebih dikenal sebagai ‘Lake Gardens’ merupakan taman yang tertua dan paling populer di Kuala Lumpur. Terletak di pinggir jalan raya Kuala Lumpur dan merupakan tempat di mana warga Inggris dahulu mendirikan rumah-rumah kediaman mereka. Landskap awalnya adalah berupa tanah yang berbukit dan lintasan pejalan kaki yang cantik yang menyediakan sarana berjalan-jalan yang bagus untuk warga kota. Daya tarik utama taman ini ialah danaunya yang dikelilingi pohon-pohon segar menghijau, membentuk kawasan taman seluas 92 hektar (227 ekar) yang mempunyai suasana nyaman. Taman ini terletak berdekatan dengan Taman Burung ,Taman Rama-Rama ,Taman Rusa dan Taman Orchild. Dari taman-taman ini, kita juga bisa mengunjungi lokasi dengan daya tarik yang berdekatan seperti Tugu Negara, Planetarium dan Museum Kesenian Islam Antar Bangsa.

Plang Taman Tasik Perdana
Plang Taman Tasik Perdana
Taman Tasik Perdana Map
Taman Tasik Perdana Map

Nah dengan luas taman yang segitu besar, gila kan entah apa yang ada dalam pikiran saya saat itu, kok ya bisa kuat-kuatnya jalan mengarungi taman yang segitu luas di tengah hari bolong, dengan rute memutar, dimulai dari masjid negara hingga sampai di national museum of malaysia. Terbukti cewek lebih kuat betisnya dari cowok, suami saya aja mukanya kuyu banget campuran antara capek dan frustasi akibat jalan mulu, sementara saya happy-happy, hahaha.

Destinasi 2 : Masjid Negara, disangka non muslim di masjid

Masjid Negara Malaysia adalah masjid kenegaraan Malaysia yang terletak di Kuala Lumpur. Dibangun pada kurun 1963 dan 27 Agustus 1965, Masjid Negara merupakan lambang keagungan Islam sebagai agama resmi di Malaysia. Masjid ini dapat menampung sebanyak 15.000 orang jemaah. Merupakan salah satu mesjid terbesar di Asia. Arsitekturnya yang unik dan modern mencerminkan unsur kesenian, khas dan hiasan Islam tradisional di dalam gaya yang kontemporer. Kubah utama Masjid Negara dirancang dengan bentuk bintang bersudut 18 yang melambangkan 13 negeri di dalam Negara Malaysia dan 5 rukun Islam, malah kelihatan seakan-akan sebuah payung yang sedang dibuka yang membawa gambaran aspirasi negara yang merdeka.

Masjid Negara Malaysia
Masjid Negara Malaysia

Untuk memasuki mesjid pengunjung diharuskan berpakaian sopan, dan apabila tidak memakai jilbab dan baju muslim, maka di pintu masuk kita akan dipinjamkan baju tersebut oleh para pengurus masjid. Sebelum memasuki mesjid, kita diharuskan mengisi buku tamu terlebih dahulu. Untuk wisatawan muslim jam kunjungan tidak dibatasi, sementara untuk non muslim ada batasan jam berkunjung yaitu menjelang waktu-waktu sholat.

Ini jubah dan jilbab yang harus dipakai setiap wisatawan
Ini jubah dan jilbab yang harus dipakai setiap wisatawan

Karena saya datang bukan pada jam sholat, maka suasana masjid masih sepi. Di dalam masjid sangat sejuk dan tenang, sangat nyaman untuk melepaskan lelah sehabis berjalan dari petalling street tadi paginya. Terdapat sebuah kolam besar dengan air mancur di bagian tengah masjid, sementara di belakang mesjid terdapat makam dari para tokoh dan pahlawan Malaysia.

Kolam di tengah masjid
Kolam di tengah masjid
Makam Tokoh dan pahlawan Malaysia
Makam Tokoh dan pahlawan Malaysia

Saya dan suami bergegas untuk menuju ruangan shalat, ruangnya ditata sangat indah dengan karpet dan chandelier dan sangat terjaga kebersihannya, hanya wisatawan muslim yang diizinkan masuk ke mimbar. Saat akan masuk sang petugas mencegah saya, karena katanya “kamu non muslim, jadi tidak boleh masuk” lha saya langsung menjelaskan bahwa saya adalah muslim, sang petugas tercengang karena ternyata seragam yang dipinjamkan ke saya itu salah, yang saya pakai itu untuk non muslim(jubahnya ungu muda dengan kerudung hijau), sementara untuk yang muslim seharusnya jubahnya berwarna ungu tua dengan kerudung biru/ungu. Untungnya saya diizinkan masuk, petugas yang ada fasih berbahasa selain malaysia, selain inggris, juga bisa chinese, jepang dll, jadi kagum saya dengan masjid di malaysia ini. Untuk yang muslim janga lupa mengisi kotak amal (kotak amalnya bagus lho) yang ada di masjid.

Ruangan Shalat
Ruangan Shalat
Kotak amalnya bagus banget
Kotak amalnya bagus banget

Selesai mengunjungi masjid dan saat mengembalikan jubah ke petugas di pintu masuk, saya katakan bahwa sang petugas keliru memberikan jubah, dia menjawab “lho habisnya kamu tak pakai hijab”, haiyahhh jederr kena banget deh.

Walking-walking di siang hari bolong itu sesuatu banget

Melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya, keluar dari masjid negara kita sempat berhenti dulu untuk membuka peta di depan depan bangunan kantor TV Al Hijrah. TV Al Hijrah merupakan saluran televisi Islam pertama negara Malaysia. Yang menarik adalah bangunannya yang bergaya seperti timur tengah dengan cat jingga mencolok.

Di depan Stasiun TV Al Hijrah
Di depan Stasiun TV Al Hijrah

Menyusuri jalan di area Taman Tasik Perdana sebenarnya kalau menurut saya sih tidak terlalu melelahkan karena di sepanjang jalan dinanungi dengan pohon rindang, selain itu tidak banyak kendaraan yang melintas (paling sesekali hanya ada taxi atau mobil pribadi), menjadikan udaranya sejuk segar dan bebas polusi.

Rindangnya jalan di Taman Tasik Perdana
Rindangnya jalan di Taman Tasik Perdana

Destinasi 3 : Islamic Art Museum/Museum Kesenian Islam Malaysia

Tidak jauh dari Masjid Negara Malaysia, sampailah kita di Islamic Art Museum. Museum Seni Islami ini dibangun tahun 1998 dan hingga saat ini museum tersebut merupakan museum seni islami terbesar di Asia Tenggara. Bangunan museum berlantai empat ini berdiri di atas lahan seluas 3 hektar. Bangunan museum didesain dengan ornamen dan hiasan yang mencerminkan kemegahan seni islami yang berkembang sejak abad ke-7 Masehi.

dsc_0158

Museum Seni Islami memiliki 12 jenis galeri dengan lebih dari 7.000 artefak dan aneka koleksi bernuansa islami dari seluruh penjuru dunia. Galeri-galeri ini terletak di dua lantai utama yang tidak tersekat dinding ataupun pemisah sehingga kita dengan mudah dapat berpindah dari satu galeri ke galeri lainnya. Galeri-galeri yang secara permanen memamerkan koleksi-koleksinya adalah galeri arsitektur Islam, galeri Qur’an dan manuskrip, galeri India, serta galeri China dan galeri Melayu, yang semuanya terletak di lantai tiga. Sementara di lantai empat terdapat galeri kerajinan gelas dan keramik, galeri aneka bahan metal, karya ukir dan seni kayu, galeri aneka senjata, serta galeri perhiasan dan kriya tekstil.

1510318620X310Galeri arsitektur menampilkan miniatur dan maket bangunan-bangunan Islam yang bersejarah, terutama masjid-masjid yang terkenal di seluruh dunia, seperti Masjidil Haram di Mekkah, Masjid Nabawi di Madinah, Kubah Batu di Jerussalem, Istana Taj Mahal di India, Masjid Agung Umayyah di Suriah, dan masih banyak lagi. Koleksi  Al Quran tertua yang dimiliki museum ini adalah buatan tulisan tangan pada abad ke-8 yang disimpan di tempat khusus. Koleksi-koleksi Al Quran yang dipamerkan di museum ini berasal dari beberapa negara, seperti Iran, Turki, Suriah, dan Malaysia.Di Museum ini juga ditampilkan aneka senjata yang digunakan pada masa kerajaan-kerajaan Islam zaman dulu, mulai dari abad pertengahan hingga zaman modern, termasuk juga terdapat aneka senjata dari Nusantara, seperti keris, badik, dan panah.

Quran at the Islamic Arts Museum Kuala Lumpur

Selain menampilkan berbagai aneka koleksi islami, museum ini juga dilengkapi dengan perpustakaan anak-anak, auditorium, air mancur, dan teras pemandangan. Museum Seni Islami Kuala Lumpur dibuka setiap hari Selasa hingga Minggu mulai pukul 10.00 hingga pukul 18.00. Setiap hari Senin museum tersebur tutup. Biaya masuk museum RM 12 untuk dewasa dan RM 6 untuk anak-anak antara 6 dan 12 tahun.

For more info klik http://www.iamm.org.my

Destinasi 4 : (Hanya Melewati) Butterfly Park/Taman Raman-rama dan (Singgah di Depan) Galeria Sri Perdana

Lurus terus hingga ke ujung jalan lembah dan mengikuti penunjuk arah, sampailah kita di depan Butterfly Park dan Galeria Sri Perdana. Karena sudah cukup capek sehabis mengunjungi Museum Kesenian Islam, maka kita memutuskan untuk tidak berkunjung ke kedua tempat tersebut, toh di Indonesia juga butterfly park ada, sambil beristirahat (dan cukup haus tentunya) kita duduk-duduk di warung makan yang banyak berada di depan Galeria Sri Perdana.

Njajan, di mana-mana minumnya tetep es teh
Njajan, di mana-mana minumnya tetep es teh
Butterfly Park/Taman Rama-Rama
Butterfly Park/Taman Rama-Rama

Butterfly park adalah sebuah taman dimana kita bisa melihat dan belajar tentang kupu-kupu secara lebih dekat. Taman ini mirip seperti bird park dimana kita akan masuk ke sebuah sangkar besar sehingga kupu-kupu nya tidak bisa terbang kemana-mana, hanya taman ini jauh lebih kecil saja. Di sini ada sekitar 6000 kupu-kupu dari sekitar 120 spesies dan 15000 jenis tanaman sebagai tempat hidupnya kupu-kupu. Selain itu juga ada museum kupu-kupu dimana kita bisa melihat berbagai macam insek seperti tarantula dll. Taman ini buka setiap hari dari jam 9 pagi s/d 18.00.

 

Galeria Sri Perdana
Galeria Sri Perdana

Galeria Sri Perdana awalnya merupakan kediaman dari Perdana Menteri Malaysia ke-4 yaitu Tun Dr. Mahathir Muhammad, sejak tahun 1983 hingga beliau pindah ke Putra Jaya pada tahun 1999. Galeria ini dibangun untuk memperingati dan mengenang jasa Tun Dr. Mahathir Muhammad sebagai “Bapak Permodernan” dan juga Perdana Menteri yang telah berjasa selama 22 tahun. pengunjung yang datang ke sini dapat melihat sendiri bagaimana kediaman resmi seorang pemimpin negara.

Destinasi 5 : Asean Sculpture Garden & National Monument/Tugu Negara

Mengikuti petunjuk arah hingga menyebrangi jalan parlemen, sampailah kita ke National Monument/Tugu Negara. Tugu negara ini konturnya agak berbukit dengan taman-taman di bagian bawahnya dan tugu negara di puncak bukitnya.

Di bagian bawah terdapat asean sculpture garden yang berisi karya seni modern dari tiap negara yang ada di Asia Tenggara. Area tamannya sendiri cukup sejuk dengan sebuah danau dan juga disediakan bangku-bangku taman, lumayan untuk beristirahat.

Asean Sculpture Garden
Asean Sculpture Garden
Baca peta di taman
Baca peta di taman
Tugu Negara
Tugu Negara

Tugu Peringatan Negara, atau juga dikenal sebagai Tugu Negara Malaysia adalah skulptur yang didirikan untuk menghormati lebih dari 11 ribu prajurit yang gugur pada masa Perang Dunia I (1914-1918), Perang Dunia II (1935-1942), dan Kedaruratan Tanah Melayu (1948-1960). Tugu ini terletak di Kuala Lumpur, dekat dengan bangunan Parlemen. Tugu Negara menggambarkan sekelompok tentara mengibarkan bendera negara, Jalur Gemilang. Tugu tersebut melambangkan kepemimpinan, penderitaan, persatuan, kesiagaan, kekuatan, keberanian, dan pengorbanan. Dibangun pada tahun 1966, tugu tersebut berdiri setinggi 15 meter, terbuat dari perunggu dan dirancang oleh pemahat  Austria, Felix De Weldon.

 

 

Okay, I give up

Sumpah mendaki bukit di tugu negara benar-benar menguras tenaga, apalagi matahari sudah mulai terik, capek dan lapar pun mulai menguasai (mana pas di sini dikit-dikit hop on hop off lewat mulu lagi). Akhirnya saya give up, tapi karena letak tugu negara ada di ujung (lihat peta) sehingga mau nggak mau kita tetap harus melewati jalan yang sama jauhnya dengan saat kita berangkat tadi dari Masjid negara, mengambil rute yang berbeda (karena tujuan akhirnya adalah Museum Nasional, kita melewati Jalan Tembusu dan melewati Taman Tasik Perdana – nya sendiri, Deer Park, Orchid and Hibiscus Park, Tun Abdul Razak Memorial Park dan Planetarium Negara. Okaylah kalau untuk kebun bunga dan binatang, saya gak terlalu minat karena toh di Indonesia juga ada, tapi sebagai penyuka sejarah sebenarnya saya pingin banget berkunjung ke Tun Abdul Razak Memorial Park, tapi karena kaki sudah capek dan perjalanan juga masih panjang, akhirnya saya memuaskan diri dengan cukup berfoto-foto di plang depannya saja, hahaha.

Memorial Tun Abdul Razak
Memorial Tun Abdul Razak

Pergi Damansara

Begitu sampai di dekat planetarium negara, kita kebingungan kok jalannya kayak buntu, haduh langsung lemes, masa iya kalau beneran buntu kita harus balik ke rute awal lagi, oh noooo. Tapi untungnya suami berinisiatif bertanya sama petugas yang lagi lewat, ternyata ada jembatan penyebrangan yang letaknya tersembunyi, agak di pojok dan tertutup rerimbunan pohon. Jembatan penyebrangan itu ternyata melintasi jalan damansara (ingat lagu zee avi kantoi deh) dan langsung menembus National Museum, akhirnya.

National Museum of Malaysia

Bangunan museum bercirikan istana Melayu tradisional negara bagian Terengganu. Desain gedung dipilih sendiri oleh Tunku Abdul Rahman. Pada bagian depan museum dipasang dinding mosaik yang menceritakan kegiatan ekonomi, adat istiadat, dan budaya Malaysia. Museum menempati bangunan bertingkat tiga. Sebagian besar koleksi mengenai sejarah malaysia. Di dalamnya terdapat empat galeri utama yang memamerkan kebudayaan china, kebuyaan india, tembikar, flora dan fauna Malaysia, dan cara hidup orang malaysia, seperti bangsawan melayu. Sudah semangat-semangat mau masuk ke museum, suami saya yang sudah capek banget menolak untuk masuk, jadilah batal tujuan saya ke museum malaysia ini.

National Museum of Malaysia
National Museum of Malaysia

For more info klik websitenya http://www.muziumnegara.gov.my/

Walking (again) to KL Sentral

KL Sentral, finally
KL Sentral, finally

Kalau melihat peta sih memang semua dekat, karena tujuan selanjutnya adalah Petronas, jadi kita harus naik kereta dulu dari stasiun terdekat yaitu KL Sentral, untuk menuju KL Sentral tentulah kita berjalan kaki. Berjalan kaki menuju KL Sentral jauh lebih capek, bukan karena jauhnya, tapi karena jalan yang harus kita lalui adalah jalan biasa dengan banyak kendaraan melintas dan tentunya karena sudah jam 13.00 lewat dan masih panas. Akhirnya setelah 15 menit berjalan sampailah juga di KL Sentral.

 

Kuala Lumpur, Malaysia

Day 6 Tragedi di Malaysia

Memasuki hari ke-6 dari rangkaian jalan-jalan saya, entah kenapa mungkin karena kemarin di Thailand aktivitasnya peak atau karena faktor “u”, badan mulai gak karuan, rasanya males banget, pinginnya leyeh-leyeh aja, padahal ni hari kita sudah merencanakan untuk main di genting highlands dan rasanya gak mungkin dengan kondisi badan gini untuk tetap main di theme park genting, akhirnya saya membatalkan rencana semula dan mengganti itinerary dengan keliling kuala lumpur saja selama dua hari ini.

Sekilas about Genting Highlands

Genting Highlands
Genting Highlands

Genting Highlands (2000 m di atas muka laut) adalah puncak gunung dari pegunungan Titiwangsa di Malaysiaserta menjadi tempat resort terkenal dengan nama yang sama. Berada di perbatasan negara bagian Pahang dan Selangor, tempat ini dapat dicapai dengan satu jam berkendara roda empat dari Kuala Lumpur atau melalui kereta gantung Genting Skyway yang saat ini merupakan yang tercepat di dunia dan terpanjang di Asia Tenggara.

Dikenal sebagai Las Vegas-nya Malaysia, tempat ini merupakan satu-satunya tempat berjudi daratan yang legal di Malaysia serta dioperasikan oleh Resorts World Bhd, Fasilitas lainnya ini adalah theme park, lapangan golf, tempat perbelanjaan, waterpark, simluator sky diving, hall konser  dan masih banyak lagi.Untuk menuju ke genting highlands ini kita dapat menggunakan bus khusus yang bernama go genting, info mengenai terminal dan jadwal bus bisa diklik di sini.

Go Genting Bus
Go Genting Bus

Bila kamu memutuskan untuk berkunjung ke genting highlands info lebih lengkap bisa dilihat di http://www.rwgenting.com.

Rapid KL – Sistem Transportasi di Malaysia

Malaysia sudah memiliki sistem transportasi yang maju dan teratur, sistem transportasinya dinamakan Rapid KL, Rapid KL ini merupakan sistem terintegrasi antara empat moda transportasi yaitu KTM Komuter, LRT Kelana Jaya Line, LRT Ampang Line dan Monorail, empat moda transportasi ini semuanya adalah kereta, bedanya hanya di rutenya saja. Karena sebelumnya sudah pernah mencoba mrt nya singapore jadi saya gak terlalu kaget karena sistemnya agak mirip.

Rute Rapid KL
Rute Rapid KL

Cara termudah agar tidak keliru peron adalah lihat jurusan paling ujung dari arah yang kita tuju.

Cara naik KTM/LRT/Monorail

  1. Di sini tidak ada yang namanya loket penjual karcis, yang ada adalah mesin yang dioperasikan secara touch screen, kita masukkan uang ke mesin, pilih rute dan akan keluarlah token (LRT/Monorail) / card (KTM), beserta uang kembalian (jika ada)
  2. Masuk ke area platform, dengan terlebih dahulu menempelkan token/card di mesin otomatis yang berfungsi untuk meng-scan token/card tersebut.
  3. Setelah selesai naik kereta, kita akan melewati mesin scan tersebut kembali, token/cardnya dimasukkan pada lubang yang ada di mesin tersebut.
Ticket Machine
Ticket Machine
Ini yang namanya token
Ini yang namanya token
Portal pendeteksi token, tokennya ditempel di sini untuk masuk ke platform
Portal pendeteksi token, tokennya ditempel di sini untuk masuk ke platform

Sebenernya kalau gak mau repot untuk beli token di setiap stasiun, kita bisa membeli kartu Touch n’ go (seperti ez link nya Singapore) yang bisa di top-up, tapi karena saya hanya dua hari di kuala lumpur jadi saya merasa tidak perlu membelinya.

Enaknya sistem transportasi di negara maju juga punya websitenya sendiri, yaitu http://www.myrapid.com.my, kalau kamu transportasi ke arah yang dituju bisa diisi di journey planner yang ada di pojok kiri atas, keterangan tentang moda transportasi yang digunakan beserta tarifnya bisa didapat di sini.

Untuk keterangan lebih lanjut mengenai ktm komuter bisa diklik di sini.

Batu Caves

Berangkat agak siang dari hotel (sudah sekitar jam 10-an), kita langsung bergegas ke Batu Caves. Batu Caves adalah bukit kapur, yang memiliki serangkaian gua dan kuil gua, terletak di distrik Gombak, 13 kilometer (8 mil) utara dari Kuala Lumpur.

Rute dari Petalling Street ke Batu Caves :

  • Jalan kaki ke stasiun LRT Pasar Seni yang berada tepat di depan Central Market (kalau bingung ikuti saja penunjuk arah yang ada di jalan).
  • Naik LRT Pasar Seni (KJ 14) turun di Stasiun LRT KL Sentral (KJ 15)
  • Di Stasiun KL Sentral naik kereta komuter line, turun di Batu Caves, stasiun Batu Caves tepat terletak di samping masuk obyek wisata Batu caves

Gua ini adalah salah satu kuil Hindu yang paling populer, didedikasikan untuk Dewa Murugan. Ini adalah titik fokus Hindu festival Thaipusam di Malaysia.Karena memasuki batu caves dari stasiun ktm komuter, which means dari samping bukannya dari pintu gerbang utama batu caves, hal yang pertama kita temui adalah patung hanoman setinggi 15 m, tapi hanomannya berwana biru setau saya kalau di pewayangan jawa warnanya putih ya. Di belakang patung hanoman terdapat kuil hanoman dan ramayana cave. Untuk memasuki kawasan batu cave tidak dipungut biaya lagi, tapi khusus untuk masuk ke kuil hanoman dan museum batu dipungut fee, jadi sebenarnya yang gratis adalah gua cathedral dan pelataran batu caves yang sangat besar.

Hanoman Statue
Hanoman Statue

Sebelum sampai ke gua cathedral, kita dapat melihat pemandangan kolam ikan dengan taman yang indah. Taman ini berada di sekeliling Museum Cave dan Art Galery Cave yang penuh berisi patung dan lukisan-lukisan tentang dewa-dewa Hindu dan kehidupan Dewa Murugan.

Lor Murugan Statue and cathedral cave
Lord Murugan Statue and cathedral cave

Gua terbesar di kawasan ini disebut Cathedral Cave atau Temple Cave yang berada sekitar 100 meter dari pintu masuk berlawanan arah dengan Ramayana Cave. Di samping pintu gerbang menuju gua ini terdapat Patung Dewa Murugan yang tingginya mencapai 42,7 meter. Patung Dewa Murugan ini dari jauh juga sudah kelihatan karena sangat tinggi menjulang dan dicat dengan warna emas mencolok. Di pelataran bawah banyak terdapat burung merpati dan kita bisa memberi makan burung merpati dengan umpan yang dibeli di toko sekitar. Untuk mencapai gua cathedral, kita harus mendaki 272 anak tangga (hiyuh, kebayang kan siang bolong mendaki segitu banyak anak tangga), anak tangga nya cukup terjal dan kalau musim hujan harus hati-hati karena sepertinya licin. Di sekitar tangga banyak banget monyet bebas berkeliaran, jadi harus hati-hati. Di tangga ini kita ketemu serombongan wisatawan asal Bali yang sedang beribadah.

Menuju gua cathedral terdapat sebuah gua yang dinamakan dark cave, untuk menuju dark cave ini kita membutuhkan peralatan khusus (senter) dan pemandu, makanya kita gak masuk ke sini.Di dalam gua cathedral terdapat kuil-kuil hindu dan juga tampak beberapa pemeluk hindu (kebanyakan orang india) yang sedang bersembahyang dengan dipimpin pendeta. Di dalam kuil sendiri keadaannya sangat lembab dengan bau kotoran kelelawar bercampur dupa, jadi gak betah berlama-lama di sini.Setelah capek menjelajahi batu caves (sumpah bener-bener capek), di pelataran parkir banyak terdapat kios-kios penjual makanan, suami saya langsung menuju penjual es degan saking hausnya.

Inside batu caves cathedral
Inside batu caves cathedral

Ku menyumbang kamera di Malaysia

Nggak tau kenapa kejadian ini bisa terjadi, bisa jadi karena

  • Kemarin di Phuket buang-buang duit untuk hal gak berguna akibat kebanyakan nongkrong di bangla road
  • atau, gak nurutin kata-kata suami untuk memindahkan memory kamera ke flash disk, padahal suami ngomongnya udah lebih dari 3 kali dan saya ngeyel

Pokoknya setelah melewati jalur yang sama untuk kembali ke kuala lumpur, dan kita singgah di central market untuk lunch, tiba-tiba sambil menunggu makanan datang, saya ingin melihat-lihat hasil foto di batu caves tadi, dan jedeeerrr tu kamera gak ada di mana-mana, suami saya bilang kan terkahir dikasih ke saya.

Masih dalam keadaan panik dan gak rela (yang penting kan memory di dalamnya, kameranya bodo amat deh, padahal saya kan udah mau pamer foto-foto di phuket hiks), tanpa menyentuh makanan yang sudah dipesan, kita kembali menelusuri jalur yang sama hingga ke batu caves, bahkan sampai menyusuri dari gerbong ke gerbong satu komuter, tapi tetep aja nihil (ya iyalah barang sekecil itu, saya juga udah feeling gak bakal lah ketemu), sepulangnya dari batu caves bahkan kita sampai ke kantor polisi di kl sentral untuk melaporkan kehilangan.

Serasa separuh jiwaku pergi (lebay deh), rasanya tenaga tiba-tiba hilang, marah, sedih, kesel dan capek campur aduk jadi satu, bete banget. Akhirnya setelah mencoba menenangkan diri, saya mengajak suami untuk ke mcd di kl sentral (lunch nya kan belom jadi tadi), saya pikir saya masih punya 3 hari lagi lagi liburan, kalau sekarang saya bete, rusaklah semua liburan saya, at least saya masih punya malaysia dan singapore untuk dicapture. Akhirnya saya memutuskan untuk beli kamera lagi saja, tapi alih-alih cuma beli yang digital, kita memutuskan sekalian beli yang jenis DSLR. Setelah mengambil uang di ATM terdekat, berangkatlah kita menuju ke Bukit Bintang.

Hikmah dari kejadian ini adalah seperti yang pernah saya dengar di ceramah-ceramah agama kalau kita harus menuruti perkataan suami. Selain itu saya juga teringat pepatah “careful what you wish for”, dari dulu saya dan suami memang kepingin banget punya kamera DSLR, tapi karena harganya yang cukup mahal, jadi kalau mau beli ntar-ntar an mulu. Entah kenapa permintaan kamera DSLR ini dikabulkan dengan cara seperti ini, saya makin yakin karena sebulan setelah honeymoon suami saya dapet rezeki sesuai dengan nominal yang kita bayar saat beli kamera DSLR, hahahaha.

Hunting DSLR di Bukit Bintang

Untuk menuju ke Bukit Bintang dari KL Sentral kita harus menaiki monorail, stasiun monorail ini terletak di belakang stasiun KL Sentral, dan saat saya di sana sedang direnovasi.

Bukit Bintang
Bukit Bintang

Bukit Bintang ini terletak di antara tiga jalan utama: Jalan Bukit Bintang dimulai dari Jalan Pudu dan berpotongan dengan Jalan Sultan Ismail. Daerah ini dibatasi oleh Jalan Raja Chulan di utara dan Jalan Imbi di selatan. Ada banyak hotel dan restoran yang terletak di daerah ini, serta restoran-restoran atau tempat makan yang bagus, tempat yang menyediakan hidangan murah biasanya berada di tempat yang terbuka.

Bukit Bintang merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang menawarkan berbagai barang, oleh-oleh/souvernir yang disesuaikan dengan selera dan anggaran belanja anda. Pusat perbelanjaan ternama di kota Kuala Lumpur biasanya berada di lokasi ini, termasuk Berjaya Times Square, Bukit Bintang Plaza, Imbi Plaza, Kuala Lumpur Plaza, Low Yat Plaza, Starhill Galeri, Sungei Wang Plaza, Lot 10 dan yang baru dibuka Pavillion KL.

KL Pavilion
KL Pavilion

Saya memutuskan untuk masuk ke Pavilion KL saja untuk mencari outlet Canon. Di depan KL Pavilion ini terdapat air mancur besar yang sering dijadikan spot berphoto. Menurut saya, berhubung di Jakarta yang namanya mall mewah itu banyak, jadi KL Pavilion bagi saya biasa aja, gak terlalu istimewa, memang megah dan mewah sih, tapi outlet dan restorannya hampir sama dengan yang ada di Jakarta.Setelah mendapatkan kamera DSLR di Canon, dan berhubung rasanya lelah lahir bathin, akhirnya kita memutuskan untuk kembali ke hotel untuk beristirahat saja.

Rute dari Bukit Bintang ke Petalling Street ada dua :

  1. Naik Monorail dari Bukit Bintang (MR 6) ke Maharajalela (MR 3).
  2. Atau, naik monorail dari Bukit Bintang (MR 6) ke KL Sentral (MR 1) dilanjutkan naik LRT dari KL Sentral (KJ 15) ke Pasar Seni (KJ 14)

Saya memilih opsi 1 karena lebih simple pastinya, toh dari stasiun juga masih harus jalan hingga ke petalling street.

Central Market/Pasar Seni again for dinner

Food Court Central Market
Food Court Central Market

Malamnya kita kembali ke central market lagi hanya untuk dinner di Food Court .Staf Food Court yang siangnya sempet saya tanyai kemana kalau cari barang hilang, ternyata masih ada dan masih ingat sama saya, dia menanyakan ketemu atau nggak kameranya. Di lantai dua central market ini terdapat food court yang cukup luas dengan banyak pilihan kuliner (dari Indonesia juga ada lho). Tapi di central market ini anehnya toilet umumnya bayar, mana bayarnya ke mesin (bukan ke penjaga toilet) yang uangnya harus pas jadi bikin susah ke toilet.

Setelah kenyang, karena tentunya masih lelah lahir bathin akibat guncangan tadi siang (lebay mode on), kita memutuskan untuk istirahat saja biar besok ada tenaga untuk meng-eksplor kuala lumpur.

Gagal sudah rencana hari ini yang seharusnya dengan rute batu caves – istana negara malaysia – bukit bintang – jalan alor setar – masjid jamek. Moral of the story adalah manusia hanya bisa berencana dan Tuhan yang menentukan.

Kuala Lumpur, Malaysia

Day 5 Assalammualaikum Malaysia

Penerbangan dari phuket ke kuala lumpur hanya membutuhkan waktu satu jam, namun karena malaysia waktunya lebih cepat sejam, kita menginjakkan kaki di kuala lumpur pukul 16.00 waktu malaysia. Untuk memasuki negara malaysia kita tidak perlu mengisi lembar custom declaration (biasanya dibagikan di pesawat dan diserahkan di imigrasi) seperti saat akan ke phuket atau singapore, padahal saya sudah tidak tidur di pesawat takut pramugarinya kelewatan, eh begitu saya tanya ke petugas imigrasi memang tidak pakai.Pesawat mendarat di apron dan gilanya harus jalan jauh menuju bandara, jalannya tuh muter-muter pula.

Karena LCCT ini memang diperuntukkan untuk low cost carrier, misalnya Air Asia, maka wajarlah kalau bandaranya biasa saja tanpa bentuk bangunan dan interior yang megah, tidak seperti KLIA yang memang peruntukkannya untuk pesawat yang tidak low budget, tapi di luar itu fasilitas nya cukup lengkap dan terawat, selain itu petugas informasinya juga profesional. Info lengkap mengenai lcct bisa diklik di sini. Setelah keluar dari bagian imigrasi dan bagasi, kita langsung mencari lunch karena sudah sangat telat tentunya, tadinya mau makan di food courtnya yang bernama medan selera, tapi saya berubah pikiran saat melewati marry brown karena resto ini sering disinggung dalam blog-blog yang pernah saya baca.

LCCT Airport
LCCT Airport

Marry Brown

Marrybrown Restaurant
Marrybrown Restaurant

Marry brown ini sebenarnya merupakan resto fast food tapi dengan cita rasa malaysia dan memang resto lokal di malaysia. Hidangan yang disajikan kurang lebih sama yaitu fried chicken seperti kfc/mcd, tapi yang membedakan adalah karena nasi yang digunakan adalah nasi lemak plus sambal terasi, kacang goreng dan teri kering, selain itu resto ini jga menyajikan kuliner khas malaysia lainnya seperti mie kuah kari. Setelah perut kenyang, kami melanjutkan perjalanan menuju ke kuala lumpur. For more info about marry brown klik here.

Menu Marrybrown

Menu Marrybrown

Star Shuttle Bus to Kuala Lumpur

Menuju Perkhidmatan Bas
Menuju Perkhidmatan Bas

Keluar dari entrance bandara, berjalanlah mengikuti petunjuk arah ke perkhidmatan bas (bus services) tempat bus-bus menuju kuala lumpur atau daerah lainnya berkumpul. Karena hotel yang kami booking berada di petalling street, maka kami menaiki bus “star shuttle” yang akan berhenti di pudu raya, sekitar 10 menit berjalan kaki dari petalling street, untuk info jelas mengenai star shuttle bisa diklik di sini.

Bus ini bertarif 9 RM, di bus saya ketemu dengan tiga orang cowok mahasiswa asal Indonesia yang juga habis backpacker dari Phuket, tapi karena mereka mau langsung menuju ke klcc/petronas maka mereka turun duluan.  Bandara LCCT berjarak sekitar 20 km dari pusat kota Kuala Lumpur, sepanjang perjalanan kita melewati tol yang benar-benar bebas hambatan.

Hampir sejam kemudian akhirnya sampailah saya di pudu raya (kalau takut terlewat, mintalah pada supir bus untuk diberi tahu saat sampai di tempat yang dituju, kalau perlu duduk di belakang supir bus seperti saya, hahaha). Saya tidak menemukan kesulitan berarti saat menuju ke Petalling Street karena ada papan penunjuk jalan, jadi saya cukup mengikuti arah yang ditunjukkan saja.

Star Shuttle Bus
Star Shuttle Bus

Chinatown Inn Hotel at Petalling Street

Petalling Street
Petalling Street

Petalling Street ini adalah china town-nya Malaysia, saya akan bercerita mengenai petalling street di bagian lainnya. Saya memilih hotel ini dengan pertimbangan lokasi yang sangat strategis, terletak tepat di petalling street dan hanya 300 m dari Central Market dan juga LRT Central Market (memudahkan akses saya untuk mengeksplor area Kuala Lumpur) dan juga puduraya lrt (memudahkan saya saat akan ke singapore). Hotel ini juga direkomendasikan di trip advisor dan di pintu masuknya ada sticker trip advisornya.

Hotel ini agak sulit ditemukan karena papan reklame yang ada di petalling sangat banyak, jadi harus agak jeli melihatnya. Hotelnya sendiri ada di tingkat dua, cukup bersih dan nyaman untuk hotel kelas backpacker, kamar yang ada tanpa jendela tapi ac-nya dingin. Enaknya tersedia lift di dalam hotel, di resepsionis ada fasilitas internet yang bisa disewa dengan tarif 1 RM/jam dan juga disediakan galon air minum.

China Inn Hotel Room
China Inn Hotel Room

China Town Inn Hotel

52-54 Jalan Petaling, Pecinan, Kuala Lumpur, Malaysia 50000

http://www.chinatowninn.com/

Food Street at Tun Tan Cheng Lock Rd

Gini nih penampakan street foodnya
Gini nih penampakan street foodnya

Malam ini kita memang merencanakan untuk tidak kemana-mana, sekedar menyimpan energi untuk bermain di genting highlands esok harinya. Untuk dinner kita sengaja mencari yang dekat-dekat dari area hotel, sebenarnya di Petalling street banyak restoran china yang kayaknya enak, tapi agak meragukan kehalalannya, akhirnya kita keluar dari petalling street ke jalan tun tan cheng lock. Di jalan ini banyak terdapat food street, warung makan, resto franchise seperti mcd atau 711 dan lain-lain. Karena pingin nyoba yang baru, akhirnya kita memutuskan untuk makan di sebuah warung makan yang ramai banget pengunjungnya, warung makannya cukup sederhana, di mana kita makan ambil sendiri (nasi dan lauk dijejerkan dengan sistem prasmanan) bayarnya belakangan. Suami saya seneng banget karena bisa nemu jantung pisang di sini, hahahaha. Makannya murah banget, cuma habis sekitar 8 – 9 RM berdua. Pulang makan kita kembali ke hotel dan langsung tertidur lelap saking capeknya.